Pendahuluan Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit akibat infeksi virus yang ditransmisikan melalui nyamuk, ditandai dengan demam tinggi mendadak dan polyathralgia. Chikungunya berkaitan dengan kejadian wabah berulang pada kebanyakan negara tropis seperti Indonesia.
Chikungunya ditularkan melalui nyamuk yang berasal dari genus aedes, utamanya Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Risiko seseorang menyebarkan virus ke nyamuk adalah paling tinggi ketika berada dalam fase viremia.
Patofisiologi chikungunya hingga saat ini masih belum jelas. Orang yang terinfeksi akan mengalami masa inkubasi selama 3-7 hari. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan lymphopenia, thrombositopenia, peningkatan kadar kreatinin, dan peningkatan enzim transaminase hepar.
Gejala chikungunya umumnya akan membaik tanpa komplikasi setelah 7-10 hari. Namun, dapat pula timbul komplikasi berupa uveitis, retinitis, myokarditis, hepatitis, nefritis, lesi kulit bulosa, perdarahan, dan meningoensefalitis.
Terapi chikungunya hanya bersifat simtomatik dan belum ada terapi spesifik. Pasien disarankan untuk beristirahat, diberikan terapi cairan, serta konsumsi analgesik untuk meringankan gejala polyathralgia. Apabila terjadi nyeri sendi yang persisten, dapat diberikan analgesik dan dilakukan fisioterapi. [1,2]