Prognosis Chikungunya
Prognosis chikungunya secara umum baik. Sekalipun chikungunya dapat sembuh sendiri, beberapa komplikasi pernah dilaporkan.
Komplikasi
Komplikasi yang langka dilaporkan di India saat terjadi wabah besar pada pasien dengan komorbiditas, neonatus, lansia, dan pasien immunocompromise. Dalam laporan dari wabah di Reunion Island pada tahun 2005 didapatkan 610 pasien dengan komorbid memiliki presentasi atipikal dan 65 orang meninggal. Beberapa komplikasi yang terjadi yaitu hepatitis, meningoensefalitis, dermatosis bulosa dan pneumonia.
Komplikasi langka lain yang dapat ditemukan pada chikungunya yaitu tuli sensorineural, uveitis anterior granulomatosa dan non granulomatosa, neuritis optik, neuritis retrobulbar, lesi dendritik, paralisis periodik hipokalemi, dan kegagalan multi organ. [1]
Prognosis
Tidak seperti demam dengue, manifestasi perdarahan pada chikungunya jarang ditemukan dan umumnya ringan.
Virus chikungunya tidak seperti alpha virus lainnya dimana tidak diketahui apakah bersifat neurovirulen atau neuroinvasif. Kasus langka berupa ensefalitis (demielinasi), mielitis, entrapment neuropathy, kejang, likuor serebrospinal yang abnormal, flaccid paralysis, sekuel neurologi, neuropati perifer berat, dan presentasi menyerupai guillain barre syndrome dilaporkan pada berbagai pusat pelayanan kesehatan di India.
Saat epidemi pada Reunion Island didapatkan 4 anak yang mendapatkan serangan berat dari meningoensefalitis dimana terdapat 3 pasien dengan DIC dan 1 pasien dengan perdarahan intraserebral akibat trombositopenia berat.
Arthralgia berat dan persisten dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang dan ketidakmampuan untuk bekerja. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kesulitan ekonomi.[1]