Pendahuluan Poliartralgia
Poliartralgia didefinisikan sebagai nyeri pada lebih dari empat sendi. Poliartralgia umumnya berkaitan dengan berbagai penyakit, seperti sinovitis, enthesitis, deposisi kristal asam urat, arthritis infeksius, dan kerusakan struktural atau mekanik. Poliartralgia dapat disebabkan oleh berbagai macam etiologi, mulai dari infeksi virus sampai ke penyakit kronik berat.[1-3]
Diagnosis poliartralgia merupakan suatu tantangan yang cukup besar pada klinisi. Kegawatan muskuloskeletal, seperti arthritis septik, harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan evaluasi lebih lanjut. Anamnesis secara rinci mengenai gejala sendi dapat membantu klinisi dalam menentukan diagnosis banding. Penemuan sinovitis pada pasien poliartralgia dengan onset kurang dari enam minggu umumnya dihubungkan dengan diagnosis rheumatoid arthritis dan penyakit reumatik sistemik lain.[2,3]
Pemeriksaan penunjang tidak selalu dibutuhkan pada pasien poliartralgia. Apabila diagnosis sudah dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan penunjang tidak perlu dilakukan. Pemeriksaan laboratorium, berupa tes laju endap darah (LED) dan C-reactive protein (CRP), antibodi antinuklear (ANA), faktor rheumatoid (FR), anti-citrullinated peptide/protein antibodies (ACPA), kadar asam urat, dan analisis cairan sinovial dapat dibutuhkan untuk mengidentifikasi etiologi poliartralgia. Rontgen dan biopsi jaringan juga dapat membantu diagnosis.[4,5]
Tata laksana poliartralgia bergantung pada etiologi penyakit. Terapi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) diberikan untuk mengurangi gejala dan meredakan inflamasi. Terapi medikamentosa lainnya, seperti antibiotik, kortikosteroid, dan obat antireumatik, dapat diberikan sesuai indikasi. Pembedahan dilakukan saat pasien refrakter terhadap pemberian medikamentosa adekuat, atau untuk keperluan diagnostik.[4,6]