Epidemiologi Amebiasis
Secara umum, epidemiologi amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba, terpusat pada negara-negara tropis dengan tingkat sanitasi yang rendah.
Global
Amebiasis merupakan penyakit endemis di negara-negara subtropis dan tropis, seperti negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Pasifik, dan Afrika. [15] Pada studi multi senter di Afrika dan Asia Tenggara, infeksi oleh Entamoeba histolytica menjadi salah satu dari 10 agen penyebab diare berat pada anak berusia di bawah 5 tahun. Parasit ini juga menjadi salah satu patogen yang memiliki risiko hazard untuk kematian yang tinggi pada dua tahun pertama kehidupan. [16]
Di Bangladesh, 11% anak mengalami amebiasis pada satu tahun pertama kehidupan. [17] Angka prevalensi yang hampir sama juga ditemukan di India yang mendeteksi E. histolytica melalui pemeriksaan PCR yaitu 13,7%. [18]
Pada negara maju, E. histolytica sering menjadi agen penyebab keluhan gastrointestinal pada orang yang memiliki riwayat berpergian ke negara tropis. Penemuan E. histolytica pada pemeriksaan mikrobiologi didapatkan pada 12,5% kasus dengan estimasi insidens 14 dari 1000 orang. [15] Penelitian lain pada tahun 2013 menemukan bahwa amebiasis menjadi salah satu penyebab keluhan gastrointestinal dengan prevalensi 2,4% (340 dari 14.346 orang). Negara yang banyak menyebabkan paparan adalah India, Indonesia, Meksiko, dan Thailand. [19]
Indonesia
Data terkait infeksi E. histolytica masih terbatas di Indoneisa. Data yang ada menunjukkan prevalensi amebiasis di Indonesia berkisar antara 10 – 18%. [20] Sebuah studi di Jakarta pada tahun 2009 – 2010 menemukan bahwa 6,5% anak yang mengalami diare berdarah memiliki trofozoit di dalam fesesnya. [21]
Mortalitas
Setiap tahunnya, sekitar 50 juta orang mengalami amebiasis dan menyebabkan 100,000 kematian. [22] Mortalitas tertinggi ditemukan pada kasus kolitis ekstensif fulminan, yaitu mencapai lebih dari 40%. [2] Pasien amebiasis hepar dengan ruptur abses ke daerah perikardum juga memiliki mortalitas yang tinggi yaitu sekitar 30%. [11] Kematian akibat amebiasis biasanya disebabkan oleh dehidrasi berat. [20]