Patofisiologi Fraktur Terbuka
Patofisiologi fraktur terbuka adalah terjadinya trauma langsung dengan energi tinggi menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan jaringan lunak. Hal itu menyebabkan terjadinya periosteal stripping dan kerusakan jaringan lunak sehingga terjadi fraktur, biasanya bersifat komunitif, yang merusak jaringan otot dan neurovaskular yang signifikan. Ketika terdapat luka terbuka, semua kontaminan disekitar luka dan bahan asing dapat masuk ke dalam korteks intramuskular dan tulang sehingga komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus fraktur terbuka adalah infeksi. [2,6] Upaya pencegahan terjadinya infeksi pada luka dapat dilakukan pemberian antibiotik profilaksis.
Risiko fraktur terbuka tergantung pada banyaknya jaringan lunak yang berada di sekitar fraktur dan besarnya energi yang terkena pada lokasi fraktur. Misalnya, karena os femur dikelilingi oleh jaringan lunak yang tebal dan besar, risiko fraktur terbuka lebih kecil dibandingkan tibia yang dikelilingi jaringan lunak yang sedikit. [2]