Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fraktur Terbuka general_alomedika 2019-10-08T11:56:52+07:00 2019-10-08T11:56:52+07:00
Fraktur Terbuka
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fraktur Terbuka

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Diagnosis fraktur terbuka umumnya dapat ditegakkan cukup jelas dari pemeriksaan fisik dimana didapatkan segmen fraktur yang terpapar ke lingkungan. Pada anamnesis dapat ditanyakan mekanisme cedera dan menggali faktor risiko. Sedangkan pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan rontgen dengan prinsip rule of two.

Anamnesis

Beberapa hal yang ditanyakan saat melakukan anamnesis pada fraktur terbuka, antara lain adalah mekanisme cedera dan menggali faktor risiko seperti osteoporosis atau penggunaan steroid. [3,4,8]

Pasien fraktur terbuka akan datang dengan keluhan utama nyeri yang terlokalisir setelah cedera (biasanya cedera energi tinggi), nyeri bertambah saat digerakkan, disertai memar, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, dan deformitas.

Riwayat penyakit sekarang dan dahulu juga digali, karena penting untuk persiapan anestesi apabila perlu dilakukan tindakan operasi.

Derajat keparahan dari fraktur terbuka berbeda-beda. Pada fraktur terbuka karena trauma dengan energi tinggi terdapat kehilangan kulit, tulang terlihat menonjol melalui luka, serta didapatkan kerusakan pada jaringan lunak seperti otot, tendon, saraf, arteri dan vena. Beberapa faktor yang mempengaruhi derajat keparahan fraktur terbuka, antara lain ukuran dan jumlah fragmen fraktur, kerusakan jaringan lunak sekitarnya dan lokasi luka dan apakah jaringan lunak di daerah tersebut memiliki suplai darah yang baik. [1-4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada fraktur terbuka meliputi dua tahap, yakni pemeriksaan awal lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan status lokalis. [4]

Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan awal pada fraktur terbuka dengan melakukan survei primer dan sekunder. Pemeriksaan survei primer berupa A,B,C,D dan E dalam trauma dilakukan dengan cepat. Pada survei primer, yang dinilai adalah keadaan mengancam jiwa misalnya potensi gangguan pada patensi jalan napas, trauma thoraks yang menyebabkan hambatan pernapasan, gangguan sirkulasi akibat cedera tulang panjang, pelvis, intrathoraks ataupun intraabdomen. Pada survei primer juga dilakukan pemeriksaan adanya cedera kepala yang menyebabkan penurunan kesadaran, dan adanya cedera spinal. Survei sekunder harus menilai segala bentuk cedera dari kepala hingga kaki. [13,14]

Pemeriksaan Status Lokalis

Pada status lokalis di area fraktur dilakukan pemeriksaan look, feel, move.

  • Look : Dilakukan inspeksi terhadap warna dan perfusi area fraktur, penilaian luka (lokasi, ukuran, perdarahan, bone expose, skin coverage, skin loss, deformitas, dan tanda radang), deformitas (angulasi atau pemendekan), pembengkakan

  • Feel : Dilakukan palpasi untuk menilai neurovaskularisasi distal dari daerah fraktur dan memeriksa fungsi sensorik. nyeri tekan, suhu serta krepitasi

  • Move : Menilai kemampuan pergerakan aktif dan pasif dari sendi serta kekuatan otot.

Klasifikasi Fraktur Terbuka

Menurut Gustilo dan Anderson, fraktur terbuka dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :

  • Derajat I : Fraktur terbuka dengan laserasi < 1 cm yang relatif bersih
  • Derajat II : Fraktur terbuka dengan laserasi > 1 cm, tetapi tanpa kerusakan jaringan mayor atau avulsi
  • Derajat III : Fraktur terbuka dengan kerusakan yang berat, baik fraktur segmental terbuka, fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak ekstensif, ataupun amputasi traumatik [2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk konfirmasi adanya fraktur, melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya, menentukan fraktur baru atau tidak, fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler, keadaan patologis lain pada tulang, adanya benda asing, serta menentukan tatalaksana yang diberikan. Namun, perlu dicatat bahwa rontgen tidak boleh menunda dilakukannya tatalaksana pada fraktur terbuka yang disertai gangguan neurovaskular. [2,3]

Pemeriksaan radiologis yang wajib dilakukan pada fraktur terbuka yakni pemeriksaan rontgen. Terdapat aturan “Rule of Two”, antara lain:

  • Two views : Foto harus mencakup 2 arah pandang yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.

  • Two joints : Foto harus meliputi sendi yang berada di atas dan di bawah daerah fraktur.

  • Two limbs : Foto ekstremitas yang mengalami trauma dan normal.

  • Two injuries : Kadangkala trauma tidak hanya menyebabkan fraktur pada satu daerah, misalnya fraktur femur diperlukan foto femur dan pelvis.

  • Two occasions : Ada beberapa fraktur yang sulit dinilai segera setelah trauma sehingga diperlukan pemeriksaan 1-2 minggu setelahnya. Contoh: fraktur pada ujung distal os klavikula, scaphoid, femoral neck dan malleolus lateral. [4,5]

Beberapa fraktur bisa tidak terlihat jelas hanya dengan rontgen sehingga diperlukan pemeriksaan radiologis lain, seperti Computed Tomography (CT) Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan radioisotope scanning.

CT Scan umumnya dilakukan pada lesi vertebra dan fraktur sendi kompleks. MRI berfungsi untuk mengetahui secara pasti apakah fraktur vertebra menekan sumsum tulang belakang. Sedangkan, radioisotope scanning membantu dalam diagnosis stress fracture/ undisplaced fracture. [2,3]

Referensi

1. Babhulkar S, Raza HKT. Open Fractures. Indian J Orthop. 2008; 42(4): 365–367.
2. Schaller, Thomas M. Open Fractures. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1269242-overview
3. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Open Fractures. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/open-fractures/
4. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR. Apley & Solomon’s System of Orthopaedics and Trauma. 10th ed. New York: CRC press; 2018. p.692-694, 706-724.
8. Kanis JA, Johansson H, Oden A, et al. A Meta-Analysis of Prior Corticosteroid Use and Fracture Risk. Journal of Bone and Mineral Research, 2004. 19(6): 893–899. doi:10.1359/jbmr.040134
13. Berger R, Taylor B. Open Fractures. https://www.orthobullets .com/trauma/1004/open-fractures-management
14. Rotondo MF. Advanced Trauma Life Support. 9th ed. USA: American College of Surgeons; 2012. p. 2-11.

Epidemiologi Fraktur Terbuka
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka

Artikel Terkait

  • Debridemen Operatif Lebih Dari 6 Jam pada Fraktur Terbuka – Telaah Jurnal
    Debridemen Operatif Lebih Dari 6 Jam pada Fraktur Terbuka – Telaah Jurnal
Diskusi Terkait
dr. Renate Parlene Marsaulina
10 Juni 2021
Kriteria rujukan pasien fraktur terbuka selama masa pandemi COVID-19 - Orthopedi Ask The Expert
Oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina
2 Balasan
Alo dr. Hendra C.K, SpOT Mohon pencerahannya dok, Bagaimana sebaiknya kriteria rujukan pasien dengan fraktur terbuka selama masa pandemi COVID-19? Terimakasih
dr. Nurul Falah
28 Januari 2021
Pencegahan Infeksi Sekunder pada Fraktur Terbuka sebelum Dirujuk - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Hendra Cahya Kumara, Sp. OT, izin bertanya dokter.Bagaimana pencegahan infeksi sekunder yang memungkinkan pada kasus fraktur terbuka sebelum dirujuk...
dr. Nurul Falah
30 Oktober 2019
Bula yang muncul pada pasien post operasi patah tulang
Oleh: dr. Nurul Falah
9 Balasan
Alodokter, izin share pertanyaan user terkait ayahnya post op patah tulang, beberapa hari langsung muncul bula yang cukup banyak dan sebagian telah meletus,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.