Diagnosis Blefaritis
Diagnosis blefaritis ditegakkan dengan anamnesis dan penemuan khas pada pemeriksaan fisik dengan slit-lamp. Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus yang diperlukan dalam menegakkan diagnosis blefaritis.[3]
Anamnesis
Pasien dengan blefaritis umumnya datang dengan keluhan iritasi pada mata, gatal, kemerahan dan bengkak pada palpebra, dan/atau keluhan pada bulu mata. Gejala yang dapat timbul antara lain adalah:
- Mata merah
- Mata berair
- Palpebra bengkak, kemerahan, dan/atau gatal
- Rasa mengganjal
- Rasa terbakar
-
Bulu mata menempel-nempel seperti tikar (matting)
- Krusta pada bulu mata dan/atau kantus medialis pada pagi hari
- Fotofobia
- Visus menurun
- Nyeri
- Intoleransi makanan pedas, panas, dingin, dan alkohol [2,4]
Keluhan umumnya dirasakan intermiten, berlangsung secara kronis, dan lebih buruk pada pagi hari. Keluhan dapat disertai dengan penyakit-penyakit lain yang sering berkaitan dengan blefaritis dan dipicu oleh faktor-faktor seperti asap, angin, alkohol, kosmetik mata, dan obat-obatan. [2,3]
Hal lain yang harus ditanyakan pada pasien-pasien dengan blefaritis adalah:
- Dermatitis seboroik: gatal pada kulit kepala, rambut dan kulit berminyak, ketombe
- Rosasea: bengkak dan kemerahan pada hidung (rinofima), kerusakan pembuluh darah di wajah, pustule, kulit berminyak, iritasi mata, kulit wajah merah.
- Penggunaan lensa kontak
- Penggunaan obat-obatan, seperti isotretionoid, antihistamin, atau obat dengna efek antikolinergis
- Riwayat alergi
- Kontak dengan penderita lain
- Riwayat trauma dan operasi pada mata
- Riwayat penyakit mata sebelumnya [3]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan meliputi: (1) visus, (2) pemeriksaan luar, (3) pemeriksaa slit-lamp, dan (4) pemeriksaan tekanan intraokuler. Hal-hal yang harus dinilai pada pemeirksaan adalah:
Pemeriksaan Luar
- Kulit: rinofima, eritema, telangiectasia, papul, pustul, dermatitis seboroik
- Palpebra: posisi abnormal (enteropion, ektropion), lagoftalmos, hyperemia, ulserasi, vesikel, kalazion, hordeolum
-
Bulu mata: krusta, matting, kotoran berminyak, trikiasis, madarosis, poliosis, distikiasis
- Respon mengedip
Pemeriksaan Slit-Lamp
-
Bulu mata: krusta, matting, kotoran berminyak, trikiasis, madarosis, poliosis, distikiasis
- Palpebra: sekresi putih atau kekuningan pada mulut kelenjar, sumbatan kelenjar Meibom, neovaskularisasi, penebalan kulit palpebra, kontur ireguler, ulkus pada lipat palpebra
- Konjungtiva: injeksi papilaris atau difus, fibrosis subkonjungtiva, distorsi tarsal, keratinisasi, kalazion, dilatasi kelenjar meibom, eksudat lipid
-
Tear film: debris dan/atau penampilan seperti berbusa (foamy)
- Kornea: edema, erosi epitel pungtata, infiltrat marginal, ulkus marginalis, inflamasi limbik, limbitis, ektasia kornea perifer, panus, fliktenula (nodul kornea). Keluhan umumnya terjadi pada arah jarum jam 2, 4, 8, dan 10.
Pemeriksaan slit-lamp dapat membantu membedakan blefaritis anterior dan posterior. [2-4]

Diagnosis Banding
Diagnosis lain yang harus dipikirkan dan disingkirkan pada kasus blefaritis adalah:
- Oftalmologi : Keratokonjungtivits sicca (mata kering), hordeolum, kalazion, keratitis bakteri, keratokonjungtivitis atopik, Keratokonjungtivitis limbik superior, konjungtivitis viral, trikiasis, trauma mata, komplikasi lensa kontak
- Dermatologi : Dermatitis kontak alergi, pedikulosis palpebrarum, rosasea okuler, selulitis preseptal
- Tumor jinak palpebra: hiperplasia pseudoepiteliomatosa, keratosis aktinik, papilloma sel skuamosa, hiperplasia kelenjar sebasea, hemangioma, granuloma piogenik
- Tumor ganas palpebra: karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel sebasea, sarkoma Kaposi, mikosis fungoides, melanoma
- Infeksi virus: herpes simpleks, molluscum contagiosum, varicella zoster, papillomavirus. [1,4]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak perlu dilakukan dalam mendiagnosis blefaritis, namun dapat dilakukan pada beberapa kasus untuk menilai komplikasi atau efek dari blefaritis dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:[2-4]
Tes Fluorescent
- Tes tear break up time/TBUT : Peningkatan TBUT dan evaporasi air mata menandakan iregularitas lapisan air mata. Pemeriksaan dilakukan dengan memberi pewarnaan fluorescent pada mata dan diperiksa dengan slit-lamp lampu biru. Lapisan air mata abnormal akan terpecah dalam waktu kurang dari 10 detik.
- Untuk menilai adanya defek pada kornea
Mikroskopik Bulu Mata
Dilakukan untuk melihat adanya kutu Demodex. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan epilasi bulu mata dan memeriksan bulu mata dibawah mikroskop dengan tetes fluorescent.
Biopsi Palpebra
Dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan tumor. Dilakukan bila ditemukan palpebra asimetris, resisten terhadap terapi, dan kalazion unifokal rekuren.