Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Blefaritis general_alomedika 2022-09-20T13:46:46+07:00 2022-09-20T13:46:46+07:00
Blefaritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Blefaritis

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Diagnosis blefaritis ditegakkan dengan anamnesis dan penemuan khas pada pemeriksaan fisik dengan slit-lamp. Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus yang diperlukan dalam menegakkan diagnosis blefaritis.[3]

Anamnesis

Pasien dengan blefaritis umumnya datang dengan keluhan iritasi pada mata, gatal, kemerahan dan bengkak pada palpebra, dan/atau keluhan pada bulu mata. Gejala yang dapat timbul antara lain adalah:

  • Mata merah
  • Mata berair
  • Palpebra bengkak, kemerahan, dan/atau gatal
  • Rasa mengganjal
  • Rasa terbakar
  • Bulu mata menempel-nempel seperti tikar (matting)

  • Krusta pada bulu mata dan/atau kantus medialis pada pagi hari
  • Fotofobia
  • Visus menurun
  • Nyeri
  • Intoleransi makanan pedas, panas, dingin, dan alkohol [2,4]

Keluhan umumnya dirasakan intermiten, berlangsung secara kronis, dan lebih buruk pada pagi hari. Keluhan dapat disertai dengan penyakit-penyakit lain yang sering berkaitan dengan blefaritis dan dipicu oleh faktor-faktor seperti asap, angin, alkohol, kosmetik mata, dan obat-obatan. [2,3]

Hal lain yang harus ditanyakan pada pasien-pasien dengan blefaritis adalah:

  • Dermatitis seboroik: gatal pada kulit kepala, rambut dan kulit berminyak, ketombe
  • Rosasea: bengkak dan kemerahan pada hidung (rinofima), kerusakan pembuluh darah di wajah, pustule, kulit berminyak, iritasi mata, kulit wajah merah.
  • Penggunaan lensa kontak
  • Penggunaan obat-obatan, seperti isotretionoid, antihistamin, atau obat dengna efek antikolinergis
  • Riwayat alergi
  • Kontak dengan penderita lain
  • Riwayat trauma dan operasi pada mata
  • Riwayat penyakit mata sebelumnya [3]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan meliputi: (1) visus, (2) pemeriksaan luar, (3) pemeriksaa slit-lamp, dan (4) pemeriksaan tekanan intraokuler. Hal-hal yang harus dinilai pada pemeirksaan adalah:

Pemeriksaan Luar

  • Kulit: rinofima, eritema, telangiectasia, papul, pustul, dermatitis seboroik
  • Palpebra: posisi abnormal (enteropion, ektropion), lagoftalmos, hyperemia, ulserasi, vesikel, kalazion, hordeolum
  • Bulu mata: krusta, matting, kotoran berminyak, trikiasis, madarosis, poliosis, distikiasis

  • Respon mengedip

Pemeriksaan Slit-Lamp

  • Bulu mata: krusta, matting, kotoran berminyak, trikiasis, madarosis, poliosis, distikiasis

  • Palpebra: sekresi putih atau kekuningan pada mulut kelenjar, sumbatan kelenjar Meibom, neovaskularisasi, penebalan kulit palpebra, kontur ireguler, ulkus pada lipat palpebra
  • Konjungtiva: injeksi papilaris atau difus, fibrosis subkonjungtiva, distorsi tarsal, keratinisasi, kalazion, dilatasi kelenjar meibom, eksudat lipid
  • Tear film: debris dan/atau penampilan seperti berbusa (foamy)

  • Kornea: edema, erosi epitel pungtata, infiltrat marginal, ulkus marginalis, inflamasi limbik, limbitis, ektasia kornea perifer, panus, fliktenula (nodul kornea). Keluhan umumnya terjadi pada arah jarum jam 2, 4, 8, dan 10.

Pemeriksaan slit-lamp dapat membantu membedakan blefaritis anterior dan posterior. [2-4]

Pemeriksaan slit lamp. Sumber: arztsamui, Freedigitalphotos, 2012. Pemeriksaan slit lamp. Sumber: arztsamui, Freedigitalphotos, 2012.

Diagnosis Banding

Diagnosis lain yang harus dipikirkan dan disingkirkan pada kasus blefaritis adalah:

  • Oftalmologi : Keratokonjungtivits sicca (mata kering), hordeolum, kalazion, keratitis bakteri, keratokonjungtivitis atopik, Keratokonjungtivitis limbik superior, konjungtivitis viral, trikiasis, trauma mata, komplikasi lensa kontak
  • Dermatologi : Dermatitis kontak alergi, pedikulosis palpebrarum, rosasea okuler, selulitis preseptal
  • Tumor jinak palpebra: hiperplasia pseudoepiteliomatosa, keratosis aktinik, papilloma sel skuamosa, hiperplasia kelenjar sebasea, hemangioma, granuloma piogenik

  • Tumor ganas palpebra: karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel sebasea, sarkoma Kaposi, mikosis fungoides, melanoma
  • Infeksi virus: herpes simpleks, molluscum contagiosum, varicella zoster, papillomavirus. [1,4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak perlu dilakukan dalam mendiagnosis blefaritis, namun dapat dilakukan pada beberapa kasus untuk menilai komplikasi atau efek dari blefaritis dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:[2-4]

Tes Fluorescent

  • Tes tear break up time/TBUT : Peningkatan TBUT dan evaporasi air mata menandakan iregularitas lapisan air mata. Pemeriksaan dilakukan dengan memberi pewarnaan fluorescent pada mata dan diperiksa dengan slit-lamp lampu biru. Lapisan air mata abnormal akan terpecah dalam waktu kurang dari 10 detik.
  • Untuk menilai adanya defek pada kornea

Mikroskopik Bulu Mata

Dilakukan untuk melihat adanya kutu Demodex. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan epilasi bulu mata dan memeriksan bulu mata dibawah mikroskop dengan tetes fluorescent.

Biopsi Palpebra

Dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan tumor. Dilakukan bila ditemukan palpebra asimetris, resisten terhadap terapi, dan kalazion unifokal rekuren.

Referensi

Tonk R, Hossain K. Blepharitis. American Academy of Ophtalmology. 2014. Diunduh dari: http://eyewiki.aao.org/Blepharitis. Diakses tanggal 10 Oktober 2017

2. Sthein R, Trobe J, Libman H. Blepharitis. UpToDate. 2017. Diakses dari: https://www.uptodate.com/contents/blepharitis. Diakses tanggal 10 Oktober 2017

3. American Academy of Ophtalmology Cornea/External Disease Panel. Preffered Practice Pattern Guideline: Blepharitis. California: 2013. Diakses dari: https://www.aao.org/preferred-practice-pattern/blepharitis-ppp--2013

4. Lowery S, Law S, Dahl A. Adult blepharitis. Medscape. 2015. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/1211763. Diakses tanggal 10 Oktober 2017

Epidemiologi Blefaritis
Penatalaksanaan Blefaritis

Artikel Terkait

  • Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
    Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
  • Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
    Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
  • Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
    Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
Diskusi Terkait
Anonymous
20 Desember 2022
Pemberian obat tetes mata antibiotik untuk dewasa dan anak-anak - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Utami Sp.M, bagaimana dosis, frekuensi, dan durasi yang tepat untuk pemberian obat tetes mata antibiotik pada dewasa dan anak - anak?
Anonymous
08 Desember 2022
Tata laksana untuk pasien yang salah meneteskan obat telinga ke mata
Oleh: Anonymous
5 Balasan
saya ada pasien salah tetes mata cloramfenikol 0.5% tertukar dengan tetes telinga 1% apa tatalaksana yg harus dilakukan dan apa yg bisa di timbulkan
Anonymous
04 November 2022
Penggunaan Artificial Tears Berlebihan - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Utami Noor, Sp.MIjin bertanya dok, apakah penggunaan artificial tears berlebihan dapat memberikan imbas pada kesehatan mata? Jika ya, bagaimana batas...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.