Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Torsio dan Ruptur Kista Ovarium general_alomedika 2020-12-18T16:01:57+07:00 2020-12-18T16:01:57+07:00
Torsio dan Ruptur Kista Ovarium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Torsio dan Ruptur Kista Ovarium

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan torsio dan ruptur kista ovarium tergantung kondisi klinis pasien, ada tidaknya gangguan hemodinamik, dan kegawatdaruratan. Hal khusus yang perlu diperhatikan pada kedua kondisi ini adalah apabila pasien sedang hamil dan kista korpus luteum ikut diangkat. Pada kondisi ini, pasien perlu diberikan suplementasi progesteron.[2-4]

Tata Laksana Torsio Kista Ovarium

Tata laksana torsio kista ovarium adalah detorsio dengan atau tanpa kistektomi, tergantung kondisi ovarium. Pendekatan tindakan lebih direkomendasikan secara laparoskopi, tetapi dapat juga melalui laparotomi. Selain itu, tindakan dilakukan untuk konfirmasi diagnosis.[8,14,15]

Detorsio Ovarium

Tindakan detorsio tetap harus dilaksanakan walaupun ovarium tampak infark dan tidak dapat diselamatkan fungsi kedepannya Durasi antara onset torsio dan tindakan detorsio akan menentukan prognosis pasien. Tindakan yang dilakukan segera akan dapat meminimalisir cedera dan iskemia ovarium.[8,14,15]

Kistektomi atau Ooforektomi

Kistektomi pada saat tindakan detorsio sebaiknya dihindari, karena jaringan sangat rapuh dan berisiko perdarahan. Selain itu, 58% kista yang mengalami torsio adalah kista fisiologis yang dapat hilang sendiri. Follow up setelah tindakan detorsio dilakukan dengan USG untuk melihat viabilitas dari ovarium.[8,14,15]

Ooforektomi lebih direkomendasikan daripada kistektomi jika torsio kista ovarium dialami wanita pascamenopause, karena risiko keganasan pada kelompok ini meningkat. Ooforektomi dapat dipertimbangkan pada pasien muda dan reproduktif jika terdapat kondisi kongenital ligamentum ovarii yang panjang, torsio berulang, atau penyebab torsio yang tidak jelas.[8,14,15]

Tata Laksana Ruptur Kista Ovarium

Tata laksana ruptur kista ovarium dapat dilakukan secara konservatif, yaitu dengan pemberian analgesik dan observasi. Jika ada faktor predisposisi, seperti kelainan faktor pembekuan darah, maka monitoring lebih ketat harus dipertimbangkan karena dapat menimbulkan perdarahan lebih serius. Evaluasi ulang ruptur kista ovarium dapat dilakukan setelah 6 minggu, untuk mengkonfirmasi resolusi yang sudah tuntas. Indikasi laparoskopi pada ruptur kista ovarium adalah adanya gangguan hemodinamik, penurunan konsentrasi hemoglobin, keraguan diagnostik yang lebih mengarah ke torsio kista ovarium, gejala yang tidak berkurang dalam waktu 48 jam, atau pemeriksaan USG menunjukkan hemoperitoneum yang meningkat. [8,16,17]

Kistektomi

Pada kista ovarium ganas seperti teratoma kistik matur, dapat terjadi ruptur dan  menyebabkan peritonitis kimiawi difus yang merupakan kondisi kegawatdaruratan. Pada kasus seperti ini, seringkali pembedahan dilakukan dengan pendekatan laparotomi karena organ yang terdampak bilateral. Tindakan aspirasi atau penetrasi kista tidak direkomendasikan, karena berisiko metastase sel keganasan dan berkaitan dengan kista rekuren. Selain itu, pemeriksaan patologi dengan bahan cairan aspirasi dari kista memiliki sensitivitas rendah untuk mendeteksi keganasan. Pilihan yang dianjurkan adalah kistektomi.[8,16,17]

Terapi Hormonal

Pemberian terapi hormonal bertujuan untuk dapat mensupresi ovulasi, misalnya diberikan kontrasepsi oral kombinasi levonorgestrel dan etinil estradiol. Terapi ini dipertimbangkan untuk wanita dengan ruptur kista berulang, terutama yang memiliki faktor predisposisi perdarahan berat  seperti mengkonsumsi antikoagulan atau memiliki riwayat gangguan pembekuan darah. Wanita yang memakai kontrasepsi hormonal progesteron dan mengalami komplikasi kista ovarium, harus diganti dengan pil kombinasi. Pil progesteron berkaitan dengan insiden terjadinya kista ovarium.[8]

Referensi

2. Webb C. Ovarian Cyst Rupture Clinical Presentation: History, Physical Examination. Emedicine.medscape.com. 2020. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/253620-clinical
3. Schraga E. Ovarian torsion: Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. Emedicine.medscape.com. 2020. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/2026938-overview
4. Huang C, Hong MK, Ding DC. A review of ovary torsion. Ci Ji Yi Xue Za Zhi. 2017;29(3):143-147. doi:10.4103/tcmj.tcmj_55_17
8. Bottomley C., & Bourne T. 2009. Diagnosis and management of ovarian cyst accidents. Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology, 23(5), 711–724. doi:10.1016/j.bpobgyn.2009.02.001
14. Robertson JJ, Long B, Koyfman A. Myths in the evaluation and management of ovarian torsion. The Journal of Emergency Medicine. 2017 Apr 1;52(4):449-56.
15. Kives S, Gascon S, Dubuc É, Van Eyk N. No. 341-diagnosis and management of adnexal torsion in children, adolescents, and adults. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada. 2017 Feb 1;39(2):82-90.
16. Rajbhandary S, Shrestha R, Shah D. Diagnosis and Management of a Spontaneously Ruptured Ovarian Mature Cystic Teratoma: A Case Report. Asian Research Journal of Gynaecology and Obstetrics. 2020 Sep 24:12-6.
17. Bužinskienė D, Mongirdas M, Mikėnas S, Drąsutienė G, Andreika L, Sakalauskaitė I. Chemical peritonitis resulting from spontaneous rupture of a mature ovarian cystic teratoma: a case report. Acta medica Lituanica. 2019;26(4):217.

Diagnosis Torsio dan Ruptur Kist...
Prognosis Torsio dan Ruptur Kist...
Diskusi Terkait
dr. Herbert Sihite, MKed(OG), SpOG
16 Juni 2021
Kista Ovarium pada masa kehamilan bagaimana tatalaksananya
Oleh: dr. Herbert Sihite, MKed(OG), SpOG
3 Balasan
Seorang ibu 24 th,G2P1001, datang dengan keluhan perut membesar + hamil, perut membesar yang baru dialami os 4 bulan lalu, usia kehamilan skrg 24 mg (sesuai...
dr. Reren Ramanda
19 Maret 2021
Kista ovarium apakah benar dapat diatasi dengan kehamilan
Oleh: dr. Reren Ramanda
6 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apakah kehamilan dapat membantu memperbaiki kondisi kista ovarium ya dok?
Anonymous
14 Februari 2021
Pasien wanita dengan kista pada kehamilan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok! Izin bertanya dok. Pasien hamil anak ke 2. Usia kehamilan 8 -9 minggu. Selama kehamilan tidak ada keluhan. Saat di USG terdapat kista berukuran 6,9x...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.