Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Ruptur Perineum general_alomedika 2019-09-02T14:10:21+07:00 2019-09-02T14:10:21+07:00
Ruptur Perineum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Ruptur Perineum

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Etiologi ruptur perineum umumnya terjadi ketika berlangsungnya persalinan, diantaranya adalah persalinan kala 2 yang panjang atau adanya penggunaan alat bantu untuk persalinan yang pada akhirnya juga memerlukan episiotomi untuk memudahkan jalan lahir. Ada pula beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya ruptur perineum, yaitu faktor maternal, janin ataupun intrapartum.

Etiologi ruptur perineum secara umum terdiri dari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan regangan pada perineum yang pada akhirnya merobek perineum, antara lain adalah:

  • persalinan kala 2 yang panjang
  • penggunaan instrumen persalinan
  • dorongan fundus pada persalinan
  • episiotomi [1-5]

Faktor Risiko

Faktor risiko ruptur perineum terdiri dari faktor maternal (paritas, etnis, riwayat persalinan, usia, panjang perineum), janin (berat badan janin, distosia, posisi janin), dan intrapartum (metode persalinan, jangka waktu persalinan, penggunaan obat-obatan intra partum, episiotomi, posisi persalinan). [1,2]

Faktor Maternal

Faktor risiko maternal terdiri dari:

  • Nuliparitas : vagina dan perineum belum lentur menahan regangan karena belum pernah mengalami persalinan sebelumnya[1,2]
  • Etnis Asia : etnis Asia ditemukan memiliki perineum dengan bentuk, karakteristik jaringan (elastisitas, lengkungan persalinan), serta lama persalinan kala 2 yang cenderung meningkatkan risiko ruptur perineum[1,2,6]
  • Persalinan per vaginam dengan riwayat seksio sesarea : berhubungan dengan penggunaan instrumen untuk membantu persalinan normal, sehingga risiko ruptur meningkat[1,2,7]
  • Usia ibu < 20 tahun : berhubungan dengan status primi-paritas pada wanita usia muda
  • Ukuran perineum yang pendek (< 25 mm) : berhubungan dengan peningkatan regangan akibat toleransi terhadap ukuran janin yang berkurang (jalan lahir sempit)[1,2]
  • Persalinan pada usia kehamilan > 40 minggu : berhubungan dengan ukuran janin yang besar[8]

Faktor Janin

Faktor risiko janin terdiri dari :

  • Berat badan janin >4000 gram : berhubungan dengan ukuran janin yang lebih besar sehingga tekanan dan regangan pada perineum juga lebih besar
  • Distosia bahu : berhubungan dengan persalinan kala 2 yang panjang serta tekanan dan regangan pada perineum yang besar
  • Posisi oksipo-posterior : berhubungan dengan ekspulsi bayi yang lebih sulit[1,2,9]

Faktor Intrapartum

Faktor risiko intrapartum terdiri dari:

  • Persalinan dengan instrumen : berhubungan dengan peningkatan tekanan dan regangan pada perineum
  • Persalinan kala dua >60 menit : menandai persalinan yang sulit dan berhubungan dengan ukuran janin serta kapasitas jalan lahir ibu yang tidak seimbang
  • Penggunaan epidural: hanya meningkatkan risiko ruptur perineum apabila terdapat 2 faktor lain, yakni persalinan kala 2 memanjang dan penggunaan instrumen
  • Penggunaan oksitosin : peningkatan kontraksi uterus menyebabkan tekanan pada perineum yang lebih tinggi
  • Episiotomi midline : 7 kali lipat lebih berisiko ruptur dibandingkan dengan mediolateral

  • Persalinan dalam posisi litotomi, duduk, jongkok, dan menggunakan birth stool: berhubungan dengan dorongan ibu yang lebih kuat dibandingkan dengan posisi lainnya[1,2,8,10]

Referensi

1. Goh, R., D. Goh, and H. Ellepola, Perineal tears A review. Australian Journal for General Practitioners, 2018. 47: p. 35-38. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/january-february/perineal-tears-a-review
2. Homer, C. and A. Wilson. Perineal Tears: A literature review. 2018; Available from: https://www.safetyandquality.gov.au/wp-content/uploads/2019/01/D19-2045-Perineal-tears-lit-review-including-Commission-cover-for-external-publications_Jan-2019.pdf.
3. Bodner, K., et al., Perineal lacerations during spontaneous vaginal delivery. Wien Klin Wochenschr, 2001. 113(19): p. 743-6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11715753
4. Matsuo, K., et al., Use of uterine fundal pressure at vaginal delivery and risk of severe perineal laceration. Vol. 280. 2009. 781-6. https://www.researchgate.net/publication/24178954_Use_of_uterine_fundal_pressure_at_vaginal_delivery_and_risk_of_severe_perineal_laceration
5. Oliveira, L.S., et al., Perineal trauma after vaginal delivery in healthy pregnant women. Sao Paulo Medical Journal, 2014. 132: p. 231-238. http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S1516-31802014000400231&nrm=iso
6. Yeaton-Massey, A., et al., Racial/ethnic variations in perineal length and association with perineal lacerations: a prospective cohort study. J Matern Fetal Neonatal Med, 2015. 28(3): p. 320-3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24749802
7. RCOG, Birth After Previous Caesarean Birth. Green-top Guideline, 2015. 45: p. 1-31. https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/guidelines/gtg_45.pdf
8. Cola, A., et al., Third and fourth degree perineal tears: incidence and risk factors in an Italian setting. European Journal of Obstetrics and Gynecology and Reproductive Biology, 2016. 206: p. e27. https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2016.07.095
9. Elvander, C., et al., Birth position and obstetric anal sphincter injury: a population-based study of 113 000 spontaneous births. BMC pregnancy and childbirth, 2015. 15: p. 252-252. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26453177
10. Loewenberg-Weisband, Y., et al., Epidural analgesia and severe perineal tears: a literature review and large cohort study. J Matern Fetal Neonatal Med, 2014. 27(18): p. 1864-9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24476386

Patofisiologi Ruptur Perineum
Epidemiologi Ruptur Perineum
Diskusi Terkait
dr.Liganda Endo Mahata
09 Mei 2018
penanganan ruptur perineum derajat 3-4
Oleh: dr.Liganda Endo Mahata
7 Balasan
dok , ada user yang menanyakan apakah perineal repair pada ruptur perineum derajat 3-4 yg sudah ditangani terlebih dahulu oleh dukun beranak baru bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.