Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Ruptur Perineum general_alomedika 2023-10-02T10:08:19+07:00 2023-10-02T10:08:19+07:00
Ruptur Perineum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ruptur Perineum

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Diagnosis ruptur perineum dilakukan dengan pemeriksaan perineum yang teliti setiap selesai persalinan untuk mencari adanya robekan pada perineum. Anamnesis pada ibu biasanya tidak terlalu berguna karena ibu pasti merasakan sakit pasca melahirkan dan tidak dapat membedakan nyeri yang disebabkan oleh laserasi. Pemeriksaan fisik bisa mencakup pemeriksaan colok dubur.[7]

Anamnesis

Keluhan ibu biasanya tidak terlalu bermanfaat dalam penegakkan diagnosis ruptur perineum. Hal ini dikarenakan keluhan seperti nyeri dan lemas pasca melahirkan tidak bisa dibedakan apakah disebabkan oleh robekan perineum atau proses persalinan.[7]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan teliti setelah persalinan selesai dengan tujuan mencari robekan pada perineum. Selain itu, untuk memastikan ada tidaknya perluasan robekan hingga daerah anal, lakukan pemeriksaan colok dubur. Hal ini dilakukan untuk memastikan patensi sfingter ani dan merasakan bila ada laserasi di bagian anus.[7,13]

Robekan perineum dibagi menjadi 4 tingkat:

  • Derajat 1: laserasi hanya pada mukosa vagina dan kulit perineum
  • Derajat 2: laserasi melibatkan otot-otot perineum
  • Derajat 3A: laserasi pada <50% otot sfingter ani eksterna
  • Derajat 3B: laserasi pada >50% otot sfingter ani eksterna
  • Derajat 3C: laserasi pada otot sfingter ani eksterna dan interna
  • Derajat 4: laserasi mencapai jaringan epitel anus, robekan menembus dari epitel vagina hingga epitel anus[3,5,16]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding bisa berupa semua perdarahan yang terjadi segera setelah lahirnya bayi, misalnya robekan serviks dan robekan vulvovaginal. Bila pemeriksaan perineum tidak menemukan robekan tetapi ada perdarahan, pertimbangkan robekan serviks atau vulvovaginal.[1,5,6,17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan dalam diagnosis ruptur perineum karena diagnosis bisa ditegakkan secara klinis. Namun, ada literatur yang menyatakan bahwa ultrasonografi (USG) endoanal bermanfaat dalam diagnosis ruptur perineum. USG endoanal dapat mengidentifikasi robekan kecil. Namun, kekurangan metode ini adalah peningkatan nyeri perineum pada 3 bulan pasca persalinan.[1,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Goh RD, et al. Perineal tears: A review. Australian Journal for General Practitioners. 2018;47:p.35-38. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/january-february/perineal-tears-a-review
3. Bodner K, et al. Perineal lacerations during spontaneous vaginal delivery. Wien Klin Wochenschr. 2001;113(19):p.743-6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11715753
5. Homer CSE, Wilson AN. Perineal Tears: A Literature review. ACSQHC. 2018
6. Haelle T. ACOG: New Recommendations on Obstetric Lacerations. Medscape. 2016. https://www.medscape.com/viewarticle/865296
7. Hambali RR. Ruptur Perineum. Makassar: Universitas Muslim Indonesia. 2021.
13. Juliati R. Hubungan Jarak Kelahiran dan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di RSU Tgk Chik Ditiro tahun 2019. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2020;6(1):599-607.
16. Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono. 2018.
17. Ramar CN. Perineal Lacerations. StatPearls Publishing. 2023.

Epidemiologi Ruptur Perineum
Penatalaksanaan Ruptur Perineum
Diskusi Terkait
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 31 Agustus 2023, 15:52
Luka sobek di vagina, apakah harus dijahit?
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
4 Balasan
ALO dok, izin berdiskusi, pasien wanita usia 17 tahun datang dengan keluhan luka robek di bagian luar vagina sejak beberapa jam yll, luka didapat karena...
dr.Liganda Endo Mahata
Dibalas 10 Mei 2018, 11:09
penanganan ruptur perineum derajat 3-4
Oleh: dr.Liganda Endo Mahata
7 Balasan
dok , ada user yang menanyakan apakah perineal repair pada ruptur perineum derajat 3-4 yg sudah ditangani terlebih dahulu oleh dukun beranak baru bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.