Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ruptur Perineum general_alomedika 2023-10-02T10:09:15+07:00 2023-10-02T10:09:15+07:00
Ruptur Perineum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ruptur Perineum

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ruptur perineum dilakukan sesuai derajat laserasi, yaitu pertimbangan penjahitan pada derajat 1 dan 2 tergantung pada penilaian dokter, dan penjahitan yang wajib untuk derajat 3 dan 4.[5,7]

Proses penjahitan perineum memerlukan pencahayaan yang cukup, anestesi yang adekuat, dan tenaga medis ahli. Jenis benang yang umum digunakan adalah braided absorbable atau chromic, di mana penggunaan benang jenis ini sering dikaitkan dengan nyeri yang minimal selama proses pemulihan. Jahitan dilakukan pada masing-masing lapisan yang robek (satu per satu) untuk pemulihan yang baik.[7,17]

Penjahitan Perineum

Tujuan penjahitan perineum adalah untuk menyatukan jaringan yang telah robek dan mencegah perdarahan berlanjut. Penjahitan perineum sebaiknya tidak menggunakan teknik figure of eight karena berisiko iskemia jaringan. Mukosa anorektal yang robek dijahit dengan metode simple interrupted atau continuous. Jika ada ruptur sfingter, penjahitan dilakukan dengan metode simple interrupted atau matras.[7]

Penjahitan perineum diawali dengan menjahit 1 cm dari puncak luka. Jahitan dimulai dari dalam menuju ke luar hingga mencapai bawah laserasi. Masing-masing lapisan yang robek dijahit satu per satu agar fungsi dapat kembali normal. Pastikan jarak antar jahitan sama dan otot yang terluka telah terjahit agar tidak terjadi ruang kosong yang dapat menyebabkan iskemia jaringan.[7,17]

Jika semua lapisan dan otot yang robek sudah terjahit, ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina kemudian potong ujung benang dengan menyisakan 1,5 cm. Setelah penjahitan selesai, lakukan pemeriksaan ulang pada vagina dan anus untuk menilai teraba atau tidaknya jahitan pada rektum karena hal ini berisiko menyebabkan fistula.[7,17]

Tata Laksana Nonmedikamentosa

Tata laksana nonmedikamentosa yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pasca jahitan adalah penggunaan ice pack, penggunaan gel pads dingin, berendam dengan air dingin, dan penggunaan lubrikasi ketika kembali melakukan aktivitas seksual.[7]

Tata Laksana Medikamentosa

Tata laksana medikamentosa bertujuan sebagai terapi suportif, yakni berupa pemberian antibiotik pasca penjahitan robekan serta pemberian obat analgesik. Selain itu, pasien dapat diberikan laksatif atau pelunak feses.[1,5,7]

Antibiotik

Antibiotik spektrum luas dapat diberikan untuk mengurangi risiko infeksi dan dehisensi luka. Antibiotik bisa diberikan segera setelah penjahitan. Saat ini belum ada pedoman mengenai antibiotik yang sebaiknya diberikan. Antibiotik dapat disesuaikan dengan pola resistansi pada populasi lokal.[1,5,7]

Analgesik

Analgesik diberikan untuk mengurangi nyeri pasca penjahitan, misalnya paracetamol.[1]

Laksatif atau Pelunak Feses

Laksatif dan pelunak feses digunakan untuk mencegah dehisensi luka yang disebabkan oleh disrupsi luka akibat feses yang terlalu keras. Pelunak feses seperti laktulosa dianjurkan untuk diberikan selama 10 hari.[1,5,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Goh RD, et al. Perineal tears: A review. Australian Journal for General Practitioners. 2018;47:p.35-38. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/january-february/perineal-tears-a-review
5. Homer CSE, Wilson AN. Perineal Tears: A Literature review. ACSQHC. 2018
7. Hambali RR. Ruptur Perineum. Makassar: Universitas Muslim Indonesia. 2021.
17. Ramar CN. Perineal Lacerations. StatPearls Publishing. 2023.

Diagnosis Ruptur Perineum
Prognosis Ruptur Perineum
Diskusi Terkait
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 31 Agustus 2023, 15:52
Luka sobek di vagina, apakah harus dijahit?
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
4 Balasan
ALO dok, izin berdiskusi, pasien wanita usia 17 tahun datang dengan keluhan luka robek di bagian luar vagina sejak beberapa jam yll, luka didapat karena...
dr.Liganda Endo Mahata
Dibalas 10 Mei 2018, 11:09
penanganan ruptur perineum derajat 3-4
Oleh: dr.Liganda Endo Mahata
7 Balasan
dok , ada user yang menanyakan apakah perineal repair pada ruptur perineum derajat 3-4 yg sudah ditangani terlebih dahulu oleh dukun beranak baru bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.