Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Polip Serviks general_alomedika 2020-06-10T20:16:48+07:00 2020-06-10T20:16:48+07:00
Polip Serviks
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Polip Serviks

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Diagnosis polip serviks sering ditegakkan secara insidental pada pemeriksaan inspekulo rutin. Kebanyakan pasien asimptomatik, namun ada juga yang mengeluhkan perdarahan pervaginam.

Anamnesis

Diagnosis pasien dengan polip serviks melalui anamnesis dipisahkan menjadi dua kelompok, kelompok asimptomatik dan kelompok simptomatik.

Kelompok asimptomatik datang tanpa keluhan dan ditemukan polip pada pemeriksaan skrining rutin menggunakan inspekulo, misalnya saat menjalani Pap smear. Pada kelompok simptomatik, pasien datang dengan keluhan perdarahan intermenstrual, post coital, atau perdarahan post menopause. Keluhan tambahan yang bisa menyertai adalah teraba benjolan pada vagina dan nyeri abdomen.

Jika ukuran polip besar (diameter > 4 cm), dapat  muncul gejala perdarahan pervaginam dengan cairan vagina berbau yang bersifat intermiten. Polip simptomatik lebih sering terjadi pada wanita premenopause, sedangkan polip asimptomatik sering terjadi pada wanita post menopause.[1,2,5,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah dengan inspekulo dan kolposkopi untuk menilai polip. Polip dapat soliter atau multipel, memiliki bulbus dengan tangkai tipis yang dasarnya berada di serviks. Umumnya, polip tampak berwarna merah ceri hingga keunguan, lunak, kenyal, dan rapuh, sehingga dapat terjadi perdarahan jika disentuh. Polip dengan ukuran >4 cm dapat disebut polip besar.[1,2]

Diagnosis Banding

Umumnya diagnosis polip serviks cukup jelas, apalagi jika ukuran lesi besar. Walaupun demikian, diagnosis banding berupa keganasan serviks, klamidia, dan hiperplasia mikroglandular.

Kanker Serviks

Kanker serviks biasanya memiliki gejala yang lebih berat dan lesi yang lebih ekstensif. Pada pemeriksaan histologi,  bisa tampak displasia ringan hingga berat, baik berupa adenokarsinoma ataupun karsinoma sel skuamosa.[9]

Klamidia

Infeksi klamidia perlu dipertimbangkan pada pasien dengan keluhan duh vagina serosanguinosa, perdarahan vagina, dan nyeri pelvis. Keluhan biasanya timbul setelah pasien berhubungan seksual. Klamidia dapat dibedakan dari polip serviks dengan pemeriksaan gram, kultur, dan Direct Immunofluoresence Assay.[7]

Hiperplasia Mikroglandular

Hiperplasia mikroglandular adalah pertumbuhan polipoid berukuran 1-2 cm yang banyak ditemukan pada wanita pengguna kontrasepsi oral. Secara mikroskopik, hiperplasia mikroglandular tampak sebagai unit tubular atau glandular yang berhimpitan dengan ukuran berbeda-beda dan dibatasi oleh epitel pipih atau kuboid dengan sitoplasma granular eosinofilik.[10]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk penegakan diagnosis. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah histopatologi, disertai radiologi jika perlu.

Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi pada serviks penting untuk dilakukan dan menjadi sumber diagnosis definitif. Peran pemeriksaan histopatologi pada polip melalui proses biopsi dapat menentukan luaran tata laksana.

Setelah tindakan polipektomi, sampel diperiksa untuk mengeliminasi kemungkinan keganasan. Gambaran polip serviks tipikal adalah hiperplasia epitel kolumnar yang tampak seperti pertumbuhan polipoid dengan epitel mucinous jinak disertai kripta. Beberapa variasi lain berupa struma longgar disertai edema dengan sel inflamatorik limfosit dominan dan sel plasma. Bisa juga ditemukan gambaran fibrosis dan inflamatorik.[1,2,8,11]

Radiologi

Pemeriksaan radiologi pada polip serviks tidak dilakukan secara rutin. Pemeriksaan ini mungkin diperlukan untuk mengevaluasi dasar dari polip dan melengkapi hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan radiologi dapat menunjukkan massa multikistik pada pemeriksaan MRI T2-weighted dan cairan hipointense mengisi kista pada pemeriksaan MRI T1-weighted.[2]

Referensi

1. Gopalan U, Rajendiran S, Karnaboopathy R. Clinicopathological analysis of cervical polyps. Int. J. Reprod. Contracept. Obstet. Gynecol. 2017;6:1526.
2. Ota K, Sato Y, Shiraishi S. Giant Polyp of Uterine Cervix: A Case Report and Brief Literature Review. Gynecol. Obstet. Case Rep. 2017;03. http://gynecology-obstetrics.imedpub.com/giant-polyp-of-uterine-cervix-a-case-report-and-brief-literature-review.php?aid=19211
5. Levy RA, Kumarapeli AR, Spencer HJ, Quick CM. Cervical polyps: Is histologic evaluation necessary? Pathol. - Res. Pract. 2016;212:800–3.
7. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. http://kanker.kemkes.go.id/guidelines_read.php?id=2&cancer=2
8. Sidhalingreddy S, Biradar S, Akhila A, V. D. D. CLINICOPATHOLOGICAL ANALYSIS OF POLYPOID LESIONS OF CERVIX. J. Evol. Med. Dent. Sci. 2013;2:2563–70.
9. Nowakowski A, Cybulski M, Buda I, et al. Cervical Cancer Histology, Staging and Survival before and after Implementation of Organised Cervical Screening Programme in Poland. PLoS One. 2016;11(5):e0155849. Published 2016 May 19. doi:10.1371/journal.pone.0155849
10. Nguyen KHD. Benign Cervical Lession. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/264966-overview#a6
11. Fukuta K, Yoneda S, Yoneda N, Shiozaki A, Nakashima A, Minamisaka T, et al. Risk factors for spontaneous miscarriage above 12 weeks or premature delivery in patients undergoing cervical polypectomy during pregnancy. BMC Pregnancy Childbirth 2020;20:27.

Epidemiologi Polip Serviks
Penatalaksanaan Polip Serviks

Artikel Terkait

  • Red Flag Postcoital Bleeding
    Red Flag Postcoital Bleeding
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 16:04
Ekstraksi gigi pada pasien hipertensi
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mau bertanya, untuk pasien dengan hipertensi, dengan tekanan darah maksimal berapa yang bisa dilakukan tindakan ekstraksi. Dan apa saja yang...
Anonymous
Kemarin, 14:28
Obat yang sesuai untuk mengatasi konstipasi pada pasien hemorrhoid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya ada pasien dengan hemorrhoid grade 2 dan konstipasi (sangat nyeri untuk BAB), kira kira apakah obat pencahar dan obat hemorrhoid yang tepat?...
dr. Felicia
Kemarin, 12:59
Ask the Expert Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi dan Onkologi di Forum Diskusi Alomedika - Rabu, 28 Juni 2022, Pukul 15.00-17.00 WIB
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
Alo Dokter! Alomedika akan kembali mengadakan "Ask the Expert" bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi dan Onkologi. Yuk, catat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.