Edukasi dan Promosi Kesehatan Polip Serviks
Edukasi terkait polip serviks adalah bahwa lesi ini bersifat jinak, jarang berubah menjadi ganas, dan dapat ditata laksana dengan mudah menggunakan polipektomi. Sampaikan pada pasien bahwa penyebab polip serviks adalah multifaktorial. Adanya inflamasi kronis, seperti servisitis akan meningkatkan risiko munculnya polip, sehingga servisitis perlu diobati adekuat.
Selain itu, polip dapat terlepas dengan sendirinya saat pasien berhubungan seksual atau saat menstruasi. Untuk kepastian diagnosis, diperlukan ekstraksi polip dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Polip yang terlepas cenderung tidak tumbuh kembali di tempat yang sama, namun dapat tumbuh polip lain di sekitarnya.[14]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan polip serviks dilakukan dengan mencegah inflamasi pada serviks. Penyebab inflamasi pada serviks seperti leukorrhea dapat dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Vaginal hygiene perlu dijaga dengan baik untuk mencegah terjadinya infeksi seperti dengan penggantian pakaian dalam rutin dan menjaga pembalut yang bersih saat menstruasi dengan mengganti pembalut setiap dirasa perlu. Hindari penggunaan sabun dengan parfum, gel, dan antiseptik karena dapat mengganggu keseimbangan flora dan pH vagina serta dapat menyebabkan iritasi. Vagina dapat membersihkan dirinya sendiri dengan sekresi cairan vagina. Hindari pembersihan dengan memasukkan air ke dalam vagina (douching).[15,16]
Inflamasi serviks selain karena leukorrhea juga disebabkan adanya infeksi berupa servisitis gonorrhea dan servisitis nongonorrhea. Penyakit ini adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seksual. Perlu dilakukan evaluasi risiko perilaku seksual dan status aktivitas seksual pasien. Sebagai pencegahan, pasien sebaiknya menghindari berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom setiap berhubungan.[13]
Vaksinasi
Sampai saat ini belum ada vaksinasi spesifik untuk polip serviks. Vaksin yang dapat diberikan adalah vaksin HPV untuk mencegah infeksi yang dapat menyebabkan lesi prekanker. Statistik menunjukkan infeksi HPV yang menyebabkan lesi prekanker dapat menurun hingga 40% dengan vaksinasi ini.
Vaksinasi HPV dapat diberikan kepada laki-laki dan perempuan dimulai dari usia 11 tahun. Vaksin diberikan dalam 2 dosis. Dosis pertama diberikan saat usia 11 tahun dan dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelah dosis pertama. Jika pemberian vaksin dilakukan setelah usia 15 tahun, perlu diberikan 3 dosis dengan jeda 6 bulan.[17]