Prognosis Mastitis
Prognosis mastitis dapat baik ketika diobati dengan segera dan tepat, dan mortalitas sangat jarang terjadi. Kebanyakan infeksi payudara termasuk abses akan hilang tanpa komplikasi serius. Sebagian besar pasien akan mengalami resolusi mastitis setelah 2-3 hari terapi antibiotik yang tepat. [15]
Komplikasi
Komplikasi mastitis yang dapat terjadi antara lain penghentian menyusui oleh ibu karena rasa nyeri dan terbentuknya abses payudara.
Pemberhentian Menyusui
Mastitis dapat menghasilkan gejala akut yang luar biasa sehingga beberapa ibu mempertimbangkan untuk menghentikan pemberian ASI. Walaupun begitu, cara paling efektif adalah dengan pengosongan payudara. Pemberhentian menyusui secara tiba-tiba hanya akan memperburuk mastitis dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti abses. Oleh karena itu, pengobatan dan terapi suportif dari penyedia layanan kesehatan dan dari keluarga sangat penting. Ibu perlu diberitahukan bahwa pengkonsumsian antibiotik aman walaupun ibu tersebut sedang menyusui. [4,6]
Abses
Jika payudara tetap bengkak, merah dan nyeri meskipun telah diberikan pengobatan yang tepat, maka terjadinya abses perlu dicurigai. Abses dapat terjadi pada 3% wanita dengan mastitis. Gejala sistemik awal seperti demam dan pemeriksaan USG payudara akan menemukan terdapatnya kumpulan cairan. Biasanya hal ini dapat diatasi dengan aspirasi jarum yang juga dapat dilakukan untuk diagnostik. Kultur cairan atau pus dapat dilakukan untuk tindakan lanjutan. Drainase pembedahan mungkin diperlukan jika abses sangat besar atau jika terdapat lebih dari satu abses. [4,6] USG payudara juga dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang untuk tumor filodes dan kanker payudara.
Prognosis
Prognosis mastitis umumnya baik dengan tingkat mortalitas yang rendah. Infeksi ringan umumnya dapat sembuh lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan infeksi berat. Umumnya, infeksi payudara termasuk abses akan hilang tanpa komplikasi serius. Sebagian besar pasien akan mengalami resolusi mastitis setelah 2 hingga 3 hari terapi antibiotik yang tepat. Namun, pada kasus mastitis dengan pengobatan yang terlambat atau tidak tepat serta teknik menyusui yang salah dapat meningkatkan angka rekurensi. Sebagai contoh granulomatosa mastitis memiliki angka rekurensi mencapai 50%. [13,15]