Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Mastitis general_alomedika 2023-02-27T13:38:48+07:00 2023-02-27T13:38:48+07:00
Mastitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Mastitis

Oleh :
dr. Jennifer
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pada mastitis meliputi pengosongan payudara, serta terapi suportif, seperti beristirahat dan kompres payudara. Jika gejala mastitis tidak membaik dalam 24–48 jam, dapat diberikan antibiotik, misalnya cephalexin atau clindamycin. Pasien mastitis tidak perlu berhenti menyusui, sebab meskipun menderita mastitis, menyusui tidak membahayakan bayi.

Selain kuratif, tata laksana bertujuan untuk mencegah komplikasi, seperti abses payudara. Pasien dengan abses payudara perlu dirujuk ke ahli bedah untuk terapi definitif.

Pengosongan Payudara (Effective Milk Removal)

Pengosongan payudara secara efektif merupakan salah satu langkah manajemen yang paling penting dan seringkali efektif dalam menangani mastitis karena salah satu penyebab terjadinya mastitis adalah aliran susu yang statis. Langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  • Ibu harus didorong untuk menyusui lebih sering, dimulai dari payudara yang sakit. Jika rasa sakit mengganggu let down reflex, mulai menyusui dari payudara yang tidak sakit, kemudian setelah let down reflex muncul, beralih menyusui di payudara yang sakit
  • Posisikan bayi di payudara dengan dagu atau hidung mengarah pada sumbatan akan membantu menghilangkan sumbatan
  • Memijat payudara selama menyusui dengan minyak nabati, atau pelumas lain yang aman jika termakan, juga dapat membantu pengosongan payudara
  • Setelah menyusui, kosongkan payudara lebih lanjut menggunakan tangan atau pompa[4]

Cara lain untuk mengatasi pembengkakan payudara adalah dengan mobilisasi cairan, yang bertujuan untuk menstimulasi drainase cairan ke kelenjar limfe aksila. Untuk melakukannya, ibu perlu berbaring, lalu memijat payudara dengan lembut dari areola menuju aksila.[4]

Meskipun terjadi mastitis, menyusui langsung kepada bayi yang sehat tidak terbukti membahayakan kesehatan. Bagi ibu yang kesulitan untuk menyusui, ASI dapat dikeluarkan dengan pijatan tangan atau menggunakan pompa. Menghentikan menyusui secara tiba-tiba meningkatkan risiko terbentuknya abses payudara.[20]

Terapi Suportif

Terapi suportif yang dapat dilakukan adalah istirahat, konsumsi cairan yang cukup, dan nutrisi yang adekuat. Selain itu kompres hangat pada payudara sesaat sebelum menyusui dapat membantu aliran susu. Setelah menyusui, dilakukan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit dan edema.[4,20]

Terapi Farmakologi

Tata laksana farmakologi yang dapat digunakan pada mastitis adalah analgesik, seperti ibuprofen dan paracetamol. Jika gejala mastitis terus berlanjut melebihi 24–48 jam, berikan antibiotik, misalnya cephalexin atau dicloxacillin.

Analgesik

Analgesik dapat digunakan untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Ibuprofen dan paracetamol umumnya cukup untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien mastitis. Dosis Ibuprofen adalah 1,6 gram/hari, diberikan dalam dosis terbagi 200–400 mg per kali, dan tidak membahayakan untuk ibu menyusui. Dosis paracetamol yang dapat digunakan adalah 500–1000 mg dapat digunakan setiap 6 jam, dengan dosis maksimal 4 g per 24 jam.[4]

Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang adekuat diperlukan dalam pengobatan mastitis. Jika memungkinkan, sebaiknya diberikan berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas. Staphylococcus aureus adalah penyebab tersering, sehingga pemberian antibiotik empiris yang efektif terhadap patogen ini lebih disarankan.[1,4,6]

Sebetulnya, hingga saat ini belum terdapat randomized clinical trial (RCT) berkualitas baik yang mengonfirmasi efektivitas antibiotik pada mastitis laktasional. Tinjauan dari Cochrane menyimpulkan bukti-bukti klinis yang ada belum cukup untuk memastikan penggunaan antibiotik lebih baik dari obat-obatan lain. Namun, sampai adanya bukti klinis yang pasti, pemberian antibiotik dapat dilakukan pada mastitis.[22]

Cephalexin:

Dosis cephalexin adalah 500 mg, 4 kali sehari, selama 10–14 hari. Perlu diingat, cephalexin tidak dapat digunakan pada pasien yang alergi penicillin, maupun memiliki riwayat sensitivitas terhadap golongan sefalosporin, misalnya cefixime atau ceftriaxone.[4,20]

Clindamycin:

Dosis clindamycin adalah 300 mg, 4 kali sehari, selama 10–14 hari. Clindamycin sesuai untuk digunakan pada methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) atau pada pasien dengan riwayat alergi penicillin.[4,20]

Dicloxacillin:

Dosis dicloxacillin adalah 500 mg, 4 kali sehari, selama 10–14 hari. Dicloxacillin merupakan antibiotik yang cukup sering digunakan pada pasien rawat jalan.[4,20]

Trimethoprim/ Sulfamethoxazole:

Dosis Trimethoprim/ sulfamethoxazole adalah 160 mg/800 mg, 2 kali sehari, selama 10–14 hari. Antibiotik ini juga sesuai untuk digunakan pada MRSA. Hindari pemakaian jika usia bayi <1 bulan, ada jaundice, prematur, atau defisiensi glucose-6- phosphate dehydrogenase (G6PD).[4,20]

Amoxicillin/Klavulanat:

Dosis amoxicillin/klavulanat adalah 875 mg, 2 kali sehari, selama 10–14 hari. Namun, saat ini  amoxicillin/ klavulanat jarang digunakan, sebab banyak kasus resistensi antibiotik.[4,20]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Cusack L, Brennan M. Lactational Mastitis and Breast Abscess. Aust Fam Phys, 2011. 40(12): 976-979
4. Amir LH. ABM Clinical Protocol #4: Mastitis. The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee. 2014; 9(5): 239-243.
6. Spencer JP. Management of Mastitis in Breastfeeding Women. American Academy of Family Physicians. 2018 September 15; 78(6): 727-732.
20. Pevzner M dan Dahan A. Mastitis while breastfeeding: prevention, the importance of proper treatment, and potential complications. J Clin Med. 2020 Aug; 9(8): 2328
22. Jahanfar S, Ng CJ, Teng C. Antibiotics for mastitis in breastfeeding women. Cochrane Database Syst Rev. 2013;

Diagnosis Mastitis
Prognosis Mastitis

Artikel Terkait

  • Red Flags Nyeri Payudara
    Red Flags Nyeri Payudara
  • Probiotik dan Masase Payudara untuk Pencegahan Mastitis Laktasi
    Probiotik dan Masase Payudara untuk Pencegahan Mastitis Laktasi
Diskusi Terkait
Anonymous
07 Desember 2022
Nyeri payudara disertai bercak putih di puting ibu menyusui
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya mau bertanya, ada pasien ibu menyusui mengeluhkan nyeri payudara kiri saat dan setelah menyusui. Nyerinya bisa berlangsung berjam-jam...
dr.Dizi Bellari Putri
02 Maret 2022
Pasien dengan mastitis apa indikasinya dilakukan operasi - Bedah Ask The Expert
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
Alo dr. Irene, Sp. Bizin menanyakan indikasi operasi pada pasien mastitis dokterimakasih sebelumnya dok
Anonymous
01 Februari 2022
Pasien dengan mastititis dengan diagnosis banding abses payudara
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Pasien datang dgn kelihan nyeri, bengkak dan kemerahan pada payudara sejak 5 hari yg lalu. Awalnya hanya kurang ASI saat dipumping, kemudkan pada perabaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.