Patofisiologi Mastitis
Patofisiologi mastitis melibatkan dua hal, yaitu stasis pada aliran ASI dan infeksi. Stasis ASI adalah penyebab primer, yang dapat disertai atau tanpa infeksi. [5]
Stasis ASI
Stasis ASI terjadi ketika ASI tidak dikeluarkan dari payudara secara efisien. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hal ini adalah perlekatan bayi pada puting yang kurang baik, hisapan bayi yang kurang, restriksi pada frekuensi atau durasi menyusui, dan sumbatan pada duktus mammae. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan stasis ASI adalah suplai ASI yang terlalu banyak, tongue-tie pada bayi, atau bayi kembar. [5]
Infeksi
Infeksi yang paling banyak ditemukan pada mastitis adalah infeksi Staphylococcus aureus. Organisme lain yang bisa menyebabkan adalah Streptococcus dan S. epidermidis. Mekanisme masuknya pathogen ke dalam kelenjar mammae masih belum diketahui pasti, tetapi diduga dapat terjadi melalui duktus laktiferus ke lobus payudara, melalui jalur hematogen, atau dari fisura pada puting ke sistem limfatik periduktal. [1,5]
Terbentuknya Abses
Adanya infeksi pada kelenjar mammae akan menyebabkan terbentuknya jaringan granulasi di sekitar peradangan. Jaringan ini yang nantinya akan menjadi kapsul abses.
Abses cenderung terletak di payudara perifer. Abses yang tidak terkait dengan menyusui lebih sering terjadi di daerah subareolar. Abses juga dapat terjadi tanpa mastitis sebelumnya. Pecahnya abses dapat menyebabkan sinus yang mengering sehingga menghasilkan fistula. [5]