Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Diagnosis hiperemesis gravidarum berdasarkan riwayat mual dan muntah dari anamnesis yang dapat diukur tingkat keparahannya menggunakan skor, dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan USG dapat dilakukan terutama untuk memastikan kesehatan janin pasien dan menentukan penyebab hiperemesis gravidarum pada pasien.
Anamnesis
Riwayat penyakit yang digali meliputi riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin ada kaitannya dengan gejala yang timbul saat ini.
Untuk riwayat penyakit saat ini dapat ditanyakan mengenai onset, tingkat keparahan, pola, faktor yang meringankan dan memperberat (mis. hubungannya dengan makanan, obat-obatan, vitamin prenatal, stres, atau pemicu lainnya). Mual dan muntah yang dialami biasanya akan muncul pada trimester awal kehamilan yakni usia kehamilan 4-7 minggu, mencapai puncaknya pada usia kehamilan 9 minggu, dan menghilang pada usia kehamilan kurang lebih 20 minggu. Tingkat keparahan mual dan muntah pada kehamilan dapat diukur dengan sebuah scoring system seperti skor PUQE (Pregnancy Unique Quantification of Emesis).[2]
Tabel 1 Pregnancy Unique Quantification of Emesis (PUQE) Index
Skor | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Dalam 24 jam terakhir, berapa lama Anda merasa mual? | Tidak sama sekali | 1 jam atau kurang | 2-3 jam | 4-6 jam | Lebih dari 6 jam |
Dalam 24 jam terakhir, berapa kali Anda muntah? | Tidak sama sekali | 1-2 kali | 3-4 kali | 5-6 kali | 7 atau lebih |
Dalam 24 jam terakhir, berapa kali Anda muntah kering tanpa mengeluarkan apa-apa? | Tidak sama sekali | 1-2 kali | 3-4 kali | 5-6 kali | 7 atau lebih |
Interpretasi skor:
- <6 ringan,
- 7-12 sedang,
- 13-15 berat
Selain riwayat penyakit sekarang, riwayat kehamilan, riwayat pemakaian kontrasepsi oral dan respon terhadap pemakaiannya, serta riwayat gangguan ginekologis seperti perdarahan atau bercak darah per vaginam tidak kalah pentingnya. Selain itu, ditanyakan pula tentang kemungkinan adanya penyakit gastrointestinal lainnya, penyakit endokrin, penyakit ginjal, penyakit hati, dan lain-lain yang dapat juga menjadi diagnosis banding. Kondisi psikososial, keadaan ekonomi, pekerjaan, dan support system yang dimiliki saat ini perlu juga untuk digali.
Gejala definitif dari hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah. Gejala lainnya yang umum ditemui meliputi ptialisme (hipersalivasi), kelelahan, kelemahan, dan pusing. Selain itu, pasien juga dapat mengalami hal berikut:
- Gangguan tidur
- Hiperolfaksi
- Disgeusia (gangguan indera perasa)
- Penurunan ketajaman gustatori
- Depresi
- Gelisah
- Mudah marah
- Perubahan mood
- Penurunan konsentrasi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan:
- Kesadaran
- Tanda vital
- Berat badan
- Saturasi oksigen
- Tanda-tanda dehidrasi
- Pemeriksaan status obstetri
- Pemeriksaan tiroid
- Status generalis lainnya yang berhubungan dengan anamnesis riwayat penyakit [2,5]
Diagnosis Banding
Diagnosis lain perlu dipertimbangkan jika terjadi mual dan muntah pada kehamilan yang cukup parah atau berulang apalagi jika gejala dan tanda klinis lainnya tidak khas. Kondisi lain yang dapat dipertimbangkan menjadi diagnosis banding pada pasien dengan dugaan hiperemesis gravidarum meliputi:
- Toksisitas obat
- Gangguan makan
- Gastroparesis
- Migrain
- Torsi ovarium
- Pseudotumor serebri
- Gangguan psikologis
- Tumor sistem saraf pusat
- Lesi vestibuler
- Infeksi saluran kemih
Diagnosis banding lain yang lebih jarang terjadi adalah:
- Pankreatitis akut
- Apendisitis
- Penyakit bilier
- Ketoasidosis diabetikum
- Esofagitis
- Fatty Liver
- Gastroenteritis
- GERD
- Hepatitis
- pertiroidisme dan hiperparatiroidisme
- Irritable Bowel Syndrome
- Nefrolitiasis
- Ileus paralitik
- Penyakit ulkus peptikum[5]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien hiperemesis gravidarum:
- Dipstik urin: Ketonuria (Keton +1 atau lebih), keton berdampak buruk terhadap perkembangan janin
- Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyulis seperti anemia dan infeksi
- Ureum dan Kreatinin, dilakukan bila dicurigai ada gangguan ginjal
-
Elektrolit, pada muntah yang hebat bisa terjadi electrolyte imbalance
- Glukosa darah sewaktu (GDS), karena pasien yang mual-muntah umumnya sulit makan sehingga bisa mengalami hipoglikemia
- Fungsi tiroid (TSH, fT4)
- Fungsi hati (SGOT,SGPT): perlu dibedakan antara peningkatan yang normal terjadi pada hiperemesis gravidarum dan akibat penyakit pada hati seperti hepatitis B atau penyebab lainnya
- Amilase: menentukan ada tidaknya prostatitis
- Kultur urin: infeksi saluran kemih dapat menyebabkan mual muntah
Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan USG untuk memastikan kesejahteraan janin dan memeriksa kemungkinan adanya kehamilan multipel atau penyakit tropoblastik.[2,3]