Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Endometritis general_alomedika 2022-06-06T17:51:56+07:00 2022-06-06T17:51:56+07:00
Endometritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Endometritis

Oleh :
Yelvi Levani
Share To Social Media:

Sebagian besar kasus endometritis akan membaik dengan penatalaksanaan adekuat berupa pemberian antibiotik spektrum luas dalam waktu 48-72 jam. Pada kondisi penyebaran infeksi walaupun sudah diterapi dengan antibiotik yang adekuat, maka tindakan pembedahan seperti histerektomi dapat menjadi pilihan.

Pertimbangan Terapi

Pasien endometritis umumnya harus dirawat inap, kecuali pada kasus endometritis ringan dengan riwayat persalinan per vaginam, antibiotik oral dapat diberikan dan pasien dirawat jalan. Pilihan antibiotik untuk endometritis sebaiknya yang bersifat spektrum luas. Jika kondisi tidak membaik setelah pemberian antibiotik selama 48-72 jam, pasien harus dilakukan pemeriksaan pencitraan untuk menyingkirkan diagnosis banding. Selain itu, dokter juga perlu mengevaluasi ada tidaknya komplikasi endometritis, misalnya abses atau peritonitis.

Pada endometritis yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), alat kontrasepsi tersebut sebaiknya dicabut.

Terapi Antibiotik

Pada pasien endometritis ringan dengan riwayat persalinan per vaginam, maka antibiotik dapat diberikan per oral. Sedangkan, pada pasien endometritis dengan riwayat persalinan sectio caesarea, antibiotik harus diberikan secara intravena dan dirawat inap.

Rekomendasi Pemberian Antibiotik untuk Endometritis

Terapi lini pertama yang disarankan untuk endometritis postpartum menurut pedoman klinis Collège National des Gynécologues et Obstétriciens Français (CNGOF) dan Société de Pathologie Infectieuse de Langue Française (SPILF) tahun 2019 adalah amoxicillin-asam klavulanat (amoxiclav) 3-6 gram/hari intravena atau per oral. Pada pasien alergi penisilin, dapat diberikan kombinasi clindamycin 600 gram, 4 kali/hari, dengan gentamicin 5 mg/kgBB, sekali sehari. Terapi diberikan hingga 48 jam tidak demam dan nyeri pelvis mereda. Pasien yang mengalami septic thrombophlebitis perlu diberikan terapi heparin selama 5 minggu atau lebih jika terdapat faktor risiko trombotik atau emboli.

Di Indonesia sendiri, penanganan endometritis mengacu pada Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual tahun 2016 berupa terapi empiris untuk gonorrhea, klamidia, dan bakteri anaerob (tabel 1 dan 2). Pasien sebaiknya dirawat inap jika setelah 72 jam diberikan terapi rawat jalan tidak menunjukkan perbaikan. Rawat inap juga dipertimbangkan pada kondisi berikut ini:

  • Diagnosis tidak dapat dipastikan
  • Indikasi bedah darurat
  • Dugaan abses rongga panggul
  • Penyakit dinilai akan bertambah parah bila rawat jalan
  • Pasien sedang hamil
  • Kepatuhan berobat pasien buruk

Tabel 1. Terapi Rawat Jalan Endometritis

Terapi Empiris Pilihan Antibiotik
Gonorrhea

Cefixime 1x400 mg/hari, per oral, selama 5 hari

Kanamicin 2 gram/hari, injeksi intramuskuler, dosis tunggal
Ceftriaxon 250 mg/hari, injeksi intramuskuler, dosis tunggal
Klamidia

Doxycycline 2x100 mg/hari, per oral, selama 14 hari

Erithromycin 4x500 mg/hari, per oral, selama 14 hari
Bakteri anaerob

Metronidazole 2x500 mg/hari, per oral, selama 14 hari

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. 2016.[7]

Tabel 2. Terapi Rawat Inap Endometritis

Terapi Empiris Pilihan Antibiotik
Gonorrhea Cefixime 1x400 mg/hari, per oral, selama 5 hari
Kanamicin 2 gram/hari, injeksi intramuskuler, dosis tunggal
Ceftriaxon 250 mg/hari, injeksi intramuskuler, dosis tunggal
Klamidia Doxycycline 2x100 mg/hari, per oral, selama 14 hari
Erithromycin 4x500 mg/hari, per oral, selama 14 hari
Bakteri anaerob Metronidazole 2x500 mg/hari, per oral atau intravena, selama 14 hari

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. 2016.[7]

 Untuk terapi rawat inap, pengobatan dilakukan sampai sekurangnya 2 hari sesudah pasien menunjukkan perbaikan kemudian dilanjutkan dengan pilihan obat berikut ini:

  • Doxycycline 2x100 gram/hari, per oral, selama 14 hari
  • Tetracycline 4x500 mg/hari, per oral, selama 14 hari

Terapi Antibiotik Profilaksis

Untuk mengurangi risiko terjadinya endometritis, antibiotik profilaksis perlu diberikan sebelum operasi sectio caesarea. Pilihan antibiotik yang disarankan adalah terapi tunggal menggunakan sefalosporin generasi pertama atau kedua, misalnya cefazoline. Walau demikian, saat ini masih diperlukan penelitian untuk membandingkan efektivitas antara pemberian profilaksis sebelum dan setelah operasi dilakukan.[11]

Selain pemberian antibiotik, profilaksis menggunakan antiseptik vaginal sebelum operasi sectio caesarea juga terbukti menurunkan risiko endometritis.[15]

Terapi Pembedahan

Terapi pembedahan umumnya tidak diperlukan pada endometritis, kecuali pada 2 kondisi berikut ini:

  • Terdapat sisa jaringan konsepsi dalam rahim: dilatasi dan kuretase
  • Infeksi berat yang tidak merespons terhadap terapi: histerektomi dapat dipertimbangkan untuk menyelamatkan nyawa

Referensi

7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual tahun 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2016
11. Tita AT, Rouse DJ, Blackwell S, Saade GR et al. Emerging concepts in antibiotic prophylaxis for cesarean delivery: a systematic review. Obstet gynecol. 2009. Mar 113(3):675-82.
15. Haas DM, Morgan S, Contreras K, Enders S. Vaginal cleansing with antiseptic solution before cesarean delivery to reduce post-cesarean infections. Cochrane Database of Systematic Reviews 2018, Issue 7. Art. No.: CD007892.

Diagnosis Endometritis
Prognosis Endometritis

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
20 Januari 2022
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
08 Oktober 2018
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
27 September 2018
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.