Pendahuluan Halitosis
Halitosis atau yang dikenal dengan bau mulut didefinisikan sebagai aroma tidak sedap atau bau busuk dari udara mulut yang dapat disebabkan oleh faktor oral dan non-oral. Beberapa faktor intra oral yang dapat mempengaruhi halitosis adalah bakteri dan tongue coating, kondisi fisiologis oral serta kondisi patologis oral. Beberapa faktor non oral antara lain makanan dan minuman, merokok, obat-obatan,penyakit komorbiditas, serta keadaan psikogenik. [1-3]
Sekitar 80-90% penyebab halitosis berasal dari rongga mulut itu sendiri.Selain halitosis, halitosis biasa dikenal dengan beberapa istilah lain seperti oral malodor, bad breath, foul breath, foetor ex-ore, atau foetor oris. [1-3]
Halitosis merupakan keluhan terbesar pasien yang datang ke dokter gigi setelah penyakit karies gigi dan penyakit periodontal. Halitosis didiagnosa dengan penilaian klinis dan pemeriksaan penunjang menggunakan skor organoleptik dan halimeter. Pasien yang terdiagnosa dengan halitosis kemudian dapat tata laksana halitosis dengan perawatan gigi dan mulut, pemberian saliva artifisial, serta perawatan bersama multi disiplin.
Selain dengan tata laksana tersebut, pasien perlu diajarkan pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut untuk menghindari penyakit yang menyebabkan halitosis lebih lanjut. [3-4]
Menurut penelitian, halitosis dapat menyebabkan masalah psiko-sosial karena penderita halitosis merasa malu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut penting untuk disosialisasikan. [4]