Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Halitosis general_alomedika 2022-12-27T10:16:29+07:00 2022-12-27T10:16:29+07:00
Halitosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Halitosis

Oleh :
Drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Halitosis, atau yang dikenal juga sebagai bad breath, oral malodor, foul breath, foetor ex-ore, foetor oris, merupakan suatu kondisi dimana bau napas tidak sedap. Kondisi ini merupakan keluhan terbesar ketiga yang membuat pasien datang ke dokter gigi, setelah karies dan penyakit periodontal. Halitosis dapat menyebabkan keluhan psikis dan penurunan kepercayaan diri bagi penderitanya.[1,2]

Patofisiologi halitosis yang paling umum adalah akibat adanya putrefaksi bakteri sisa makanan di dalam rongga mulut, deskuamasi sel, saliva, dan darah di dalam rongga mulut yang menyebabkan terbentuknya gas volatile sulfur compounds (VSCs) sehingga menyebabkan bau mulut.[1,3]

halitosiscomp

Etiologi halitosis multifaktorial dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor oral dan non-oral/ekstraoral (sistemik). Faktor oral contohnya bakteri, tongue coating, penyakit periodontal, karies profunda, xerostomia, dan nekrosis gigi. Faktor non-oral contohnya adalah penyakit sistemik seperti gangguan saluran pencernaan dan gangguan metabolisme, serta psikogenik seperti depresi dan obsessive compulsive disorder.[1,2,18]

Epidemiologi halitosis secara global bervariasi, dimana angka variasi berkisar diantara 2% hingga 30%. Namun demikian, prevalensi halitosis masih sulit diketahui angka pastinya, karena ketiadaan konsensus internasional tentang kriteria dan metode diagnostik yang digunakan. Selain itu, di berbagai populasi dan budaya, bau mulut merupakan suatu kondisi yang memalukan, sehingga sedikit orang yang berkenan berpartisipasi.[2,3]

Diagnosis halitosis ditegakkan setelah melakukan anamnesis dan serangkaian pemeriksaan intraoral dan ekstraoral. Pemeriksaan harus dilakukan secara holistik dan komprehensif untuk melakukan penilaian etiologi pasti dari halitosis. Skoring yang biasa digunakan dalam pemeriksaan penunjang halitosis adalah skor organoleptik dan halimeter.[1-4]

Penatalaksanaan halitosis disesuaikan dengan etiologinya. Contoh jenis penatalaksanaan halitosis adalah perawatan karies, scaling dan root planing, pemberian saliva artifisial, pengendalian faktor risiko, hingga perawatan multidisiplin.[3,5]

Prognosis halitosis umumnya baik jika ditangani secara cepat, tepat dan efektif. Jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat memengaruhi rasa percaya diri pasien dan imbasnya adalah penurunan kualitas hidup pasien.[2,4]

 

 

Penulisan pertama oleh: drg. Fiesta Ellyzha Eka Hendraputri

Referensi

1. Ortiz V, Filippi A. Halitosis. Monogr Oral Sci. 2021;29:195-200. doi: 10.1159/000510192. Epub 2020 Dec 21. PMID: 33427224.
2. Madhushankari GS, Yamunadevi A, Selvamani M, Mohan Kumar KP, Basandi PS. Halitosis - An overview: Part-I - Classification, etiology, and pathophysiology of halitosis. J Pharm Bioall Sci 2015;7:S339-43.
3. Wu J, Cannon RD, Ji P, Farella M, Mei L. Halitosis: prevalence, risk factors, sources, measurement and treatment - a review of the literature. Aust Dent J. 2020 Mar;65(1):4-11. doi: 10.1111/adj.12725. Epub 2019 Nov 15. PMID: 31610030.
4. Silva MF, Leite FRM, Ferreira LB, Pola NM, Scannapieco FA, Demarco FF, Nascimento GG. Estimated prevalence of halitosis: a systematic review and meta-regression analysis. Clin Oral Investig. 2018 Jan;22(1):47-55. doi: 10.1007/s00784-017-2164-5. Epub 2017 Jul 4. PMID: 28676903.
5. Silva CR, Silva CC, Rodrigues R. Etiology of halitosis in pediatric dentistry. Arch Pediatr. 2022 Aug;29(6):467-474. doi: 10.1016/j.arcped.2022.05.009. Epub 2022 Jun 3. PMID: 35667997.
18. Tungare S, Zafar N, Paranjpe AG. Halitosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534859/

Patofisiologi Halitosis

Artikel Terkait

  • Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
    Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
Diskusi Terkait
dr.Roshni Manwani
08 Juli 2021
Pasien dengan bau mulut berkepanjangan apakah penyebabnya - THT Ask the Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
1 Balasan
Alo dr Rano, Bagaimana treatment terhadap pasien yang sering complain bau mulut yang tidak kunjung hilang dengan menjaga hygiene yang baik? Dan juga apa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.