Epidemiologi Halitosis
Studi tentang epidemiologi halitosis atau yang dikenal dengan bau mulut masih sedikit sehingga informasi mengenai prevalensi halitosis kurang memadai. Kebanyakan orang dewasa menderita halitosis asli hanya pada saat tertentu, sementara itu diperkirakan 10-30% populasi menderita halitosis secara terus-menerus. [16]
Global
Menurut Patil dkk, studi epidemiologi halitosis sekitar 2.4% dari populasi orang dewasa. Sementara itu, sekitar 65 juta jiwa penduduk Amerika setidaknya pernah mengalami halitosis berdasarkan National Institute of Dental Research. [13]
Dalam sebuah riset di China, dari 1000 pria dan 1000 wanita usia 15-64 tahun sekitar 27.5% menderita halitosis. [14] Di Jepang, sekitar 6-23% dari 2672 penduduk menderita halitosis karena memiliki kadar VSCs di atas 75 ppb. [15]
Indonesia
Berdasarkan survei pengukuran kadar halitosis di Tebet Jakarta, ditemukan rata-rata konsentrasi VSCs mencapai 105 ppb. Halitosis atau halitosis umumnya disebabkan oleh kondisi kesehatan mulut yang buruk. Berdasarkan survey dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, terdapat 25,9% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut dan sebanyak 28,6%. Oleh karena itu, prevalensi penderita halitosis di Indonesia diperkirakan cukup tinggi. [18]
Mortalitas
Tidak ada sebab langsung kematian yang diakibatkan dari bau mulut, namun beberapa sebab lain seperti keganasan dan infeksi gigi yang parah seperti abses gigi yang disertai dengan komplikasi sepsis dapat meningkatkan risiko mortalitas.