Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Stunting general_alomedika 2022-01-11T17:40:50+07:00 2022-01-11T17:40:50+07:00
Stunting
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Stunting

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Diagnosis stunting didapat dari melakukan anamnesis serta pemeriksaan fisik termasuk pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk mengonfirmasi adanya infeksi atau kondisi sakit lain yang dapat menyebabkan stunting.

Anamnesis

Anamnesis yang mendalam harus dilakukan untuk dapat mengetahui etiologi dan faktor risiko yang dapat mendasari kondisi stunting. Selain itu, anamnesis lebih dalam diharapkan dapat mendeteksi adanya infeksi penyerta, gangguan tumbuh kembang anak, dan riwayat asupan gizi anak. Dengan anamnesis, klinisi juga dapat mengeksklusi diagnosis banding terhadap gangguan pertumbuhan anak seperti hipotiroid.

Keluhan

Biasanya anak dengan stunting tidak mempunyai keluhan yang spesifik. Orang tua dapat mengeluhkan anak lebih pendek daripada anak seumurannya yang dapat disertai keluhan anak tidak mau makan. Adanya demam dapat menjadi tanda infeksi pada anak. Riwayat konstipasi dan keterlambatan perkembangan perlu ditelaah lebih lanjut karena dapat mengarah ke hipotiroid.

Riwayat Kelahiran dan Pertumbuhan

Riwayat berat lahir rendah dan prematur dapat berhubungan dengan kondisi malnutrisi sejak dalam kandungan. Kondisi kehamilan, riwayat sakit maternal, dan pertambahan berat badan ibu selama hamil juga perlu ditanyakan untuk melihat faktor risiko stunting.

Di samping data antropometri tiap bulan yang mencakup berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala saat lahir juga berguna untuk menilai kecepatan tumbuh anak.[1,2]

Riwayat Nutrisi

Asupan nutrisi baik kualitas maupun kuantitas harus ditanyakan. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) di bawah usia 4 bulan (MPASI dini) dapat menjadi penyebab stunting.

Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dengan perawakan pendek bisa mengarahkan pada perawakan pendek karena familial. Adanya riwayat pubertas terlambat di keluarga pun dapat berhubungan dengan constitutional delay of growth and puberty (CDGP). Riwayat keluarga dengan CDGP atau penyakit lain, kosanguinitas yang berhubungan dengan sindrom, penyakit kronis terutama dengan penyebab gangguan endokrin seperti hipotiroid, tumor pituitari, sindrom Cushing, pengobatan seperti kortikosteroid harus ditanyakan untuk membedakan stunting dengan perawakan pendek karena sebab lain.[2,20]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik menyeluruh sangat penting dilakukan dalam setiap sesi konseling.

Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan tanda vital seperti suhu, nadi, dan laju napas dilakukan untuk menilai adanya penyakit penyerta. Peningkatan laju napas dan sesak napas dapat mengarah pada penyakit atau gangguan saluran napas (infeksi, laringomalasia) atau penyakit jantung bawaan yang bisa menjadi faktor risiko stunting. Demam dapat menjadi tanda infeksi.

Pemeriksaan Fisik Terkait Keluhan Anak

Pemeriksaan fisik sesuai keluhan anak untuk mencari faktor risiko stunting misalnya adanya tanda infeksi dan anemia (pucat).

Pengukuran Antropometri

Berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (untuk anak di bawah 2 tahun lingkar kepala harus diukur). Setelah diukur, data diplotkan ke kurva pertumbuhan WHO. Interpretasi hasil antropometri berguna untuk menunjang diagnosis. Anak stunting biasanya juga mengalami underweight (BB/U dibawah -2SD) atau wasting (BB/TB <-2SD). Pada stunting, BB/TB biasanya berada pada area ≤1 SD. Bila BB/TB > 1SD, lacak ke arah kelainan endokrin (defisiensi hormon pertumbuhan, kortisol, hipotiroid).

Kecepatan Pertumbuhan (height increment)

Anak stunting memiliki kecepatan tumbuh yang tidak normal/lebih lambat dari yang seharusnya. Kecepatan tumbuh normal seperti pada tabel dibawah ini. Kita bisa juga gunakan tabel length/height increments WHO untuk melihat dimana letak kecepatan tumbuh anak dibandingkan populasi.[5]

Tabel 1. Kecepatan Pertumbuhan Anak

Usia Kecepatan pertumbuhan (cm/tahun)

Intrauterin

0-12 bulan

1-2 tahun

2-5 tahun

Prapubertas

Pubertas

600-100

23-27

10-14

6-7

5-5,5

Laki-laki: 10-14

Perempuan: 8-12

Sumber: Panduan Praktek Klinis Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.[2]

Proporsi Tubuh

Rasio segmen atas dan bawah tubuh (A/B) merefleksikan rasio tubuh atas dan kaki. Segmen bawah adalah jarak dari tengah simfisis pubis ke lantai (titik terbawah tubuh saat berdiri) dan segmen atas adalah tinggi badan dikurangi segmen bawah. Saat lahir A/B sekitar 1,7:1 atau segmen atas lebih panjang dari segmen bawah. A/B menurun 0,1 per tahun sampai usia 10 tahun saat A/B menjadi 1:1 (segmen atas=bawah). Setelah 10 tahun, rasio menjadi <1,3. A/B tinggi pada rickets, sindrom Turner, dan akondroplasia. A/B rendah pada sindrom Marfan. Pada stunting, rasio A/B normal, tubuh proporsional.[29]

Dismorfik

Adanya gambaran dismorfik pada wajah dapat mengindikasikan adanya sindrom atau kelainan kromosom. Pada stunting tidak didapatkan adanya dismorfik.[2,20]

Potensi Tinggi Genetik

Potensi tinggi genetik dapat digunakan untuk memproyeksikan potensi tinggi anak saat dewasa. Pada stunting yang tidak diintervensi dengan baik atau terlambat diintervensi, anak mungkin tidak dapat mencapai potensi tinggi genetiknya saat dewasa. Potensi tinggi genetik dihitung dengan rumus berikut:

Laki-laki =

rumus stunt laki

Perempuan =

rumus stunt cewe

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding perlu dipertimbangkan pada pasien dengan perawakan pendek. Klinisi harus dapat membedakan perawakan pendek yang disebabkan karena malnutrisi (stunting) dengan perawakan pendek karena sebab lain.

Perawakan Pendek Familial

Merupakan varian normal perawakan pendek. Keadaan ini dapat ditandai dengan grafik pertumbuhan yang selalu berada dibawah P3 (persentil 3), kecepatan tumbuh normal, usia tulang normal, tinggi badan kedua atau salah satu orang tua pendek,  tinggi dewasa <P3, sesuai potensi tinggi genetik. Pada stunting kecepatan tumbuh tidak normal.

Constitutional Delay of Growth and Puberty (CDGP)

Merupakan varian normal perawakan pendek juga. Perlambatan pertumbuhan linear pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan linear normal atau hampir normal pada saat prepubertas dan selalu berada di bawah persentil 3, usia tulang kurang dari usia kronologis tapi masih sesuai dengan usia tinggi, maturasi seksual terlambat, tinggi dewasa >P3 (normal), sesuai potensi tinggi genetik, ada riwayat keluarga dengan CDGP.

Defisiensi Hormon Pertumbuhan

Kecepatan tumbuh pada stunting maupun anak dengan defisiensi growth hormone sama-sama tidak normal. Kecepatan tumbuh di bawah persentil 25 (<P25), usia tulang terlambat >2 tahun, kadar GH <7ng/mL pada 2 jenis uji provokasi, IGF-1 rendah, tidak ada kelainan dismorfik tulang atau sindrom tertentu. Pada defisiensi growth hormone, BB/TB bisa normal atau meningkat, sedangkan pada stunting, BB/TB biasanya menurun atau berada di area kurva ≤+1 SD.

Kelainan Skeletal

Kelainan skeletal seperti akondroplasia, rickets, dan spondilodisplasia mempunyai kecepatan tumbuh tidak normal disertai bentuk tubuh disproporsional. Pada stunting kita bisa mendapati kecepatan tumbuh yang tidak normal namun bentuk tubuh proporsional.

Kelainan Kromosom dan Sindrom

Anak dengan kelainan kromosom (Trisomi 21, sindrom Turner) atau sindrom (Prader-Willi, fetal alcoholic, Russel-Silver, Noonan) dapat tampak pendek, memiliki kecepatan tumbuh tidak normal, dan wajah dismorfik. Pada stunting tidak didapat kondisi dismorfik.[2,19,29]

Pemeriksaan Penunjang

Malnutrisi dan infeksi kronis merupakan 2 penyebab tersering dari stunting (perawakan pendek). Oleh karena itu, pemeriksaan penunjang pada stunting bertujuan mengonfirmasi 2 hal tersebut sebelum memikirkan diagnosis banding perawakan pendek lainnya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, urine, feses rutin, laju endap darah, elektrolit serum, dan pemeriksaan usia tulang.

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pada anak dengan stunting dapat juga ditemukan adanya leukositosis sebagai tanda infeksi kronis, anemia sebagai tanda kekurangan zat besi, atau temuan yang diharapkan lainnya.

Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan urine seperti urinalisis dan kultur urine dapat mengonfirmasi kecurigaan infeksi saluran kemih pada anak stunting. Hasil urinalisis menunjukkan adanya leukosit pada urine dan kultur urine dapat menunjukkan hasil positif pada bakteri tertentu.

Pemeriksaan Feses Rutin

Melalui pemeriksaan feses rutin, dokter dapat menyingkirkan kecurigaan terhadap infeksi parasit serta intoleransi lemak atau laktosa.

Pemeriksaan Usia Tulang/Bone Age

Pemeriksaan usia tulang adalah pemeriksaan untuk menilai maturitas skeletal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan foto sinar X pada pergelangan dan telapak tangan kiri atau pada lutut. Usia tulang yang terlambat (tidak sesuai dengan usia kronologis) bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  • Constitutional growth delay
  • Kelainan endokrin (hipotiroid,defisiensi hormon pertumbuhan, panhypopituitarism, hipogonadisme, Cushing disease)
  • Malnutrisi
  • Penggunaan obat (glukokortikoid, amfetamin, analog GnRH, aromatase inhibitor)
  • Penyakit nonendokrin (penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal kronis, juvenile idiopathic arthritis, inflammatory bowel disease, dan tuberkulosis paru)
  • Sindrom tertentu (sindrom trisomi 13, 18, 21, sindrom Turner, sindrom Klinefelter, sindrom Russell-Silver)

Usia tulang yang lebih tua (melebihi usia kronologis) bisa disebabkan oleh masalah endokrin seperti constitutional advancement/early bloomer, hipertiroid, pubertas prekoks; nutrisi seperti obesitas; obat seperti estrogen dan kontrasepsi oral; serta sindrom tertentu seperti familial male-limited precocious puberty, sindrom McCune-Albright, sindrom Sotos, sindrom Beckwith-Wiedemann.[2,31]

Referensi

1.World Health Organization. 2017. Nutrition. Stunting in a nutshell. Available from: https://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/
2.Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktek Klinis Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.Badan Penerbit IDAI. 2017.
5. World Health Organization. 2018. Malnutrition. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
19.Frongillo, E.A., Jr. Symposium: Causes and Etiology of Stunting. J Nutr. 1999; 129(2)Suppl: 529s–530s.
20. Dimitri P, Wales JKH. Growth and puberty. In: Lissauer T, Clayden G. Illustrated textbook of paediatrics fourth edition. Elsevier. London:2012.
29. Ginnard O, Nella A. Growth disorders. University of Texas: 2019. Available from: https://www.utmb.edu/pedi_ed/CoreV2/Endocrine/Endocrine4.html
31. Creo AL and Schwenk WF. Bone Age: A Handy Tool for Pediatric Providers. Pediatrics. 2017;140(6):e20171486

Epidemiologi Stunting
Penatalaksanaan Stunting

Artikel Terkait

  • Efektivitas Suplementasi Nutrisi Oral 1,5 Kcal/mL dalam Mengatasi Gagal Tumbuh
    Efektivitas Suplementasi Nutrisi Oral 1,5 Kcal/mL dalam Mengatasi Gagal Tumbuh
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
23 hari yang lalu
Cara menentukan status Gizi: Stunting atau obesitas?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Mohon share knowledge sejawat dan senior sekalian...🙏🙏Bagaimana cara menentukan stunting? Kurva apa saja yg dipakai ? Apakah kurva nya berbeda untuk setiap...
drg. Annisa Widiandini
07 Februari 2022
Live Webinar Alomedika- Penatalaksanaan Gizi pada Anak dengan Gangguan Pertumbuhan untuk Mencegah Dampak Jangka Pendek dan Panjang terhadap Kesehatan Anak. Sabtu 12 Februari 2022 (10.00 - 11.30 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
4 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Penatalaksanaan Gizi pada Anak dengan Gangguan Pertumbuhan untuk Mencegah Dampak Jangka Pendek dan...
dr. Muthiatul Luthfi Aliqoh
25 Juni 2021
Genetik dari orang tua apakah mempunyai peranan terhadap kejadian stunting- Ask The Expert Anak
Oleh: dr. Muthiatul Luthfi Aliqoh
2 Balasan
Selamat sore Prof Rini,.Ijin bertanya prof.Terkait stunting, apakah genetik dari orang tua (pendek) mempunyai peranan penting terhadap kejadian stunting pada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.