Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Stunting general_alomedika 2023-01-18T14:04:00+07:00 2023-01-18T14:04:00+07:00
Stunting
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Stunting

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan oleh malnutrisi atau gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang inadekuat, seperti tidak punya cukup kesempatan untuk bermain dan belajar. Stunting menyebabkan anak tidak mencapai pertumbuhan dan potensi kognitif yang optimal.

Masih ada perdebatan tentang penggunaan istilah stunting yang sering diartikan sebagai akibat dari malnutrisi saja, padahal penyebab perawakan pendek banyak seperti etnis, genetik, dan hormonal. Pada artikel ini, kita hanya akan membahas tentang nutritional stunting atau perawakan pendek karena malnutrisi.

stuntingcomp

Penggunaan istilah stunting pada artikel ini merujuk pada nutritional stunting, dan penggunaan istilah stunted atau short stature merujuk pada perawakan pendek yang secara umum dapat disebabkan oleh kondisi patologis atau nonpatologis serta faktor nutrisi dan nonnutrisi.[1-5]

Etiologi stunting antara lain nutrisi yang tidak adekuat serta penyakit yang menyebabkan buruknya asupan gizi, penyerapan, dan pemanfaatan nutrisi seperti penyakit jantung bawaan, tuberkulosis paru, anemia, dan infeksi kronis.[4,5]

Diagnosis stunting ditegakkan dengan mengukur panjang/tinggi badan anak. Seorang anak akan disebut stunting apabila tinggi badan (TB) menurut usia di bawah -2 standard deviation (SD) kurva pertumbuhan WHO. Anamnesis meliputi riwayat pertumbuhan, faktor risiko, dan pemeriksaan fisik terutama untuk melihat adanya kondisi dismorfik dan disporporsional tubuh perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis stunting.[1,6]

Tata laksana stunting meliputi pemberian  makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien seperti zinc, vitamin A, zat besi, iodine yang cukup, mengatasi infeksi bila ada, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang harus dijalankan oleh seluruh anggota keluarga dan masyarakat di sekitar anak tinggal.

Penelitian menunjukkan bahwa keragaman bahan makanan dan konsumsi makanan dari sumber hewani berhubungan dengan perbaikan pertumbuhan linear.[7-15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. World Health Organization. 2017. Nutrition. Stunting in a nutshell. https://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/
2. Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktek Klinis Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.Badan Penerbit IDAI. 2017.
3. Scheffler C, Hermanussen M, Bogin B, et al. Stunting is not a synonym of malnutrition. Eur J Clin Nutr 2019 May 29.
4. Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences. WHO Conceptual framework. September 2013. Ref: Stewart CP, Iannotti L, Dewey KG, Michaelsen KF & Onyango AW. Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Matern Child Nutr. 2013;9(Suppl 2):27-45.
5. World Health Organization. 2018. Malnutrition. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
6. UNICEF. Nutrition. https://www.unicef.org/infobycountry/stats_popup2.html
7. Rehab Mohamed Samy Mohamed Elshazly and Lobna Abd Elfattah Haridy. Catch Up and Control of Malnutrition in Stunted Children Under the Age of 5 Years by Using Recent Recipe of Nutrition. EC Nutrition 13.4 (2018): 193-199.
8. World Health Organization. 2014. Global Nutrition Targets 2025: Stunting policy brief. https://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf
9. Arimond M, Ruel MT. Dietary diversity is associated with child nutritional status: evidence from 11 demographic and health surveys. J Nutr. 2004;134:2579–85.
10. Ruel MT, Menon P. Child feeding practices are associated with child nutritional status in Latin America: innovative uses of the demographic and health surveys. J Nutr. 2002;132:1180–7.
11. Steyn NP, Nel JH, Nantel G, Kennedy G, Labadarios D. Food variety and dietary diversity scores in children: are they good indicators of dietary adequacy? Public Health Nutr. 2006;9:644–50.
12. Onyango AW, Borghi E, de Onis M, Casanovas MD, Garza C. Complementary feeding and attained linear growth among 6–23-month-old children. Public Health Nutr. 2013;19:1–9. doi:10.1017/S1368980013002401.
13. Marquis GS, Habicht J-P, Lanata CF, Black RE, Rasmussen KM. Breast milk or animal-product foods improve linear growth of Peruvian toddlers consuming marginal diets. Am J Clin Nutr. 1997;66:1102–9.
14. Dror DK, Allen LH. The importance of milk and other animal-source foods for children in low-income countries. Food Nutr Bull. 2011;32:227–43.
15. Hossain M, Choudhury N, Abdullah KAB, Mondal P, Jackson AA, Walson J, Ahmed T. Evidence-based approaches to childhood stunting in low and middle
income countries: a systematic review. Hossain M, et al. Arch Dis Child 2017;102:903–909. doi:10.1136/archdischild-2016-311050

Patofisiologi Stunting

Artikel Terkait

  • Efektivitas Suplementasi Nutrisi Oral 1,5 Kcal/mL dalam Mengatasi Gagal Tumbuh
    Efektivitas Suplementasi Nutrisi Oral 1,5 Kcal/mL dalam Mengatasi Gagal Tumbuh
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
04 Januari 2023
Apakah ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan angka kejadian stunting?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya.. mungkin sejawat sekalian pernah baca apakah ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan angka kejadian stunting? Mohon bila...
Anonymous
15 Desember 2022
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
01 Desember 2022
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.