Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Stunting general_alomedika 2023-01-18T14:21:07+07:00 2023-01-18T14:21:07+07:00
Stunting
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Stunting

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Patofisiologi stunting masih belum sepenuhnya dipahami. Kekurangan nutrisi prenatal dan setelah lahir, infeksi sistemik, dan infeksi usus diduga berkontribusi terhadap kejadian stunting. Perawakan orang tua yang pendek, indeks massa tubuh orang tua yang rendah, serta kenaikan berat badan yang kurang selama kehamilan juga dinilai berhubungan dengan berat bayi lahir rendah, yang merupakan salah satu risiko stunting.

Kehamilan pada masa remaja, saat ibunya sendiri masih dalam masa pertumbuhan, meningkatkan risiko stunting maternal dan dapat menyebabkan luaran obstetrik yang buruk. Jarak antar kelahiran yang dekat juga meningkatkan kebutuhan nutrisi pada ibu. Perawakan ibu yang pendek disertai dengan kondisi anak dengan berat lahir rendah dan stunting dapat memperparah lingkaran intergenerasi dari stunting.[16]

Temuan baru menyatakan bahwa environmental enteric dysfunction (EED) berperan besar dalam patogenesis stunting. EED adalah gangguan umum struktur dan fungsi usus halus yang sering ditemukan pada anak-anak yang hidup di lingkungan yang  tidak sehat. Mekanisme EED yang menyebabkan terjadinya gagal tumbuh adalah karena terjadinya kebocoran usus dan tingginya permeabilitas usus, inflamasi usus, disbiosis dan translokasi bakteri, inflamasi sistemik, serta malabsorpsi nutrisi.[17]

Studi lain menyatakan bahwa pediatric environmental enteropathy (PEE), suatu inflamasi kronis pada usus halus diduga berkontribusi besar pada patofisiologi stunting. Perubahan komposisi mikrobiota di usus diduga menyebabkan kegagalan intervensi gizi dan berkurangnya respons tubuh terhadap vaksin oral.[18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

16. Prendergast AJ, Humphrey JH. The stunting syndrome in developing countries. Paediatr Int Child H, 2014;34 (4):250-265.
17. Owino V, Ahmed T, Freemark M, et al. Environmental Enteric Dysfunction and Growth Failure/Stunting in Global Child Health. Pediatrics. 2016;138(6):e20160641
18. Vonaesch P, Randremanana R, Gody JC, Collard JM, Giles-Vernick T, Doria M, et al. Identifying the etiology and pathophysiology underlying stunting and environmental enteropathy: study protocol of the AFRIBIOTA project. Vonaeschet al. BMC Pediatrics (2018) 18:236 https://doi.org/10.1186/s12887-018-1189-5

Pendahuluan Stunting
Etiologi Stunting

Artikel Terkait

  • Pemberian Formula Padat Nutrisi Sebagai Solusi untuk Mengatasi Kekurangan Kalori pada Anak Susah Makan
    Pemberian Formula Padat Nutrisi Sebagai Solusi untuk Mengatasi Kekurangan Kalori pada Anak Susah Makan
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
04 Januari 2023
Apakah ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan angka kejadian stunting?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya.. mungkin sejawat sekalian pernah baca apakah ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan angka kejadian stunting? Mohon bila...
Anonymous
15 Desember 2022
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
01 Desember 2022
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.