Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Sindrom Asperger general_alomedika 2024-05-15T10:22:27+07:00 2024-05-15T10:22:27+07:00
Sindrom Asperger
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Sindrom Asperger

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan sindrom Asperger atau autistic spectrum disorder tanpa disabilitas intelektual bertujuan untuk menyusun program yang bisa memaksimalkan potensi anak, meskipun kondisi ini tidak dapat disembuhkan. Penatalaksanaan dilakukan dengan dukungan keluarga, dan mengedepankan intervensi perilaku dan edukasi. Farmakoterapi hanya diberikan untuk mengendalikan hiperaktivitas atau agresivitas.

Tujuan dari terapi adalah untuk mengurangi perilaku disruptif dan membantu pasien belajar, khususnya dalam hal kemampuan berbahasa, komunikasi, dan keterampilan terkait kemandirian.

Pendekatan Edukasional

Pendekatan edukasional pada anak dengan sindrom Asperger serupa dengan anak dengan autisme lainnya. Mereka membutuhkan pendidikan khusus yang intensif dan terstruktur. Kelas yang digunakan sebaiknya adalah kelas dengan rasio guru dan murid yang rendah. Pendidikan sebaiknya difokuskan pada:

  • Kemampuan untuk mentoleransi perintah atau petunjuk dari orang lain ketika melakukan suatu pekerjaan
  • Kemampuan untuk mengerjakan aktivitas rutin harian secara konsisten
  • Mengembangkan keinginan dan kemampuan berkomunikasi
  • Merubah pola belajar asosiatif menjadi konseptual

Pendidikan harus didampingi dengan latihan berbahasa dan komunikasi, serta kemampuan sosial. Kemampuan komunikasi dan sosial dilatih secara bertahap sampai pasien mampu mempertahankannya dalam waktu relatif lama. Latihan yang harus dilakukan antara lain adalah latihan mempertahankan kontak mata, latihan menirukan ekspresi wajah tertentu, dan belajar melakukan perilaku yang tepat pada situasi sosial tertentu.[3,6,14]

Lingkungan

Pasien dengan sindrom Asperger dan ASD secara umum biasanya akan berfungsi lebih baik jika diberikan lingkungan yang terstruktur dan terorganisir. Dukungan lingkungan dapat berupa jadwal  harian yang jelas, sehingga anak dapat mengantisipasi aktivitas dan apa yang diharapkan.

Anak dengan ASD juga umumnya lebih membutuhkan pengingat agar dapat fokus dan menyelesaikan tugas. Daftar tugas, penjadwalan yang bersifat visual, dan kejelasan dalam bentuk perilaku yang diharapkan akan sangat membantu anak terhindar dari kebingungan dan rasa frustasi. Hal ini juga bisa meningkatkan kemampuan dan performa anak dalam belajar.[18]

Terapi Perilaku

Terapi perilaku untuk pasien dengan autisme, termasuk sindrom Asperger, didasarkan pada prinsip teori belajar (learning theory) dengan tujuan membiasakan pasien melakukan perilaku yang diinginkan atau dianggap baik secara sosial, serta menghilangkan perilaku problematik. Tujuan terapi ini adalah menghilangkan perilaku disruptif pada pasien.

Terapi diawali dengan mengidentifikasi perilaku bermasalah, menentukan target perilaku yang diinginkan, dan menetapkan reward yang didapatkan pasien bila melakukan perilaku yang diinginkan. Penggunaan punishment sebaiknya dihindari, bila pasien tidak berperilaku sesuai yang diharapkan, punishment lebih mengarah pada penundaan pemberian reward. Model intervensi yang sering dipilih adalah terapi yang didasarkan pada prinsip Applied Behavioral Analysis (ABA).[3,4]

Medikamentosa

Hingga kini, belum ada medikamentosa yang secara spesifik mampu memperbaiki gangguan sosial dan komunikasi pada autisme secara umum dan sindrom Asperger secara khusus. FDA telah menyetujui penggunaan risperidone dan aripiprazole jangka pendek pada pasien dengan ASD untuk menangani gejala agresi, melukai diri sendiri, dan tantrum.[3]

Obat-obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), seperti fluoxetine dan sertraline, dapat digunakan untuk gejala-gejala cemas, gangguan obsesif kompulsif, dan depresi yang menyertai sindrom Asperger.[15]

Referensi

3. Hosseini SA, Molla M. Asperger Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557548/
4. Brasic JR. Asperger Syndrome. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/912296-overview
6. Saraswati P. A Review: Asperger Syndrome. Bio Med J Sci & Tech Res 2018;2:2. DOI : 10.26717/BJSTR.2018.02.000622
14. Wright S, Kaupins G. “What About Us?” Exploring What It Means to Be a Management Educator With Asperger’s Syndrome. Journal of Management Education 2018;42:199–210.
15. Pellegrino L, Liptak GS. Asperger syndrome. Pediatrics in Review, 2011. 32(1): 481-9.
18. Marilyn Augustyn, Erik von Hahn. Autism spectrum disorder: Evaluation and diagnosis. Uptodate. 2020.

Diagnosis Sindrom Asperger
Prognosis Sindrom Asperger

Artikel Terkait

  • Risiko ADHD dan Autisme pada Konsumsi Paracetamol saat Hamil
    Risiko ADHD dan Autisme pada Konsumsi Paracetamol saat Hamil
  • Mengenali Keterlambatan Bicara pada Anak
    Mengenali Keterlambatan Bicara pada Anak
  • Manajemen Perawatan Gigi pada Anak dengan Autisme
    Manajemen Perawatan Gigi pada Anak dengan Autisme
  • Skrining Gangguan Pendengaran pada Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD)
    Skrining Gangguan Pendengaran pada Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD)
  • Hubungan Suplementasi Asam Folat dan Autisme
    Hubungan Suplementasi Asam Folat dan Autisme

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Diagnosis tuberkulosis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien anak 22 bulan, dengan keluhan bb seret 5 bulan, tidak ada keluhan lain. Hasil lab menunjukkan neutrofil dan limfosit rendah...
dr. Eka Dewi Wulandari
Dibalas 4 jam yang lalu
SKP sudah melebihi 250 , belum juga di verifikasi....
Oleh: dr. Eka Dewi Wulandari
1 Balasan
Assalamualaikum, izin bertanya dok, barang kali ada pengalaman yg sama... SIP  saya berlaku sampai sekitar akhir Januari... Lalu saya mengajukan perpanjangan...
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 13 Juni 2025, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.