Prognosis Meconium Aspiration Syndrome
Prognosis meconium aspiration syndrome (MAS) atau sindrom aspirasi mekonium telah dilaporkan mengalami perbaikan seiring kemajuan layanan perawatan obstetri dan perinatal. Meskipun begitu, MAS masih menjadi penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada neonatus aterm dan postterm. Komplikasi yang dapat timbul meliputi persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN), sindrom kebocoran udara pulmonal (KUP), hingga gangguan perkembangan neural.[1,2,5]
Komplikasi
Komplikasi MAS terbagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Komplikasi yang muncul berhubungan dengan derajat keparahan penyakit serta kebutuhan terapi ventilasi.[2,8]
Komplikasi Jangka Pendek
Komplikasi MAS yang dapat segera muncul berupa PPHN dan sindrom KUP. PPHN muncul pada 20–40% neonatus yang mengalami MAS dan sering kali menjadi pendorong utama hipoksemia berat, kebocoran udara, dan kebutuhan untuk dukungan pernapasan yang meningkat. Sementara itu, sindrom KUP, seperti pneumotoraks dan pneumomediastinum, dilaporkan muncul pada sekitar 15–33% bayi yang mengalami MAS.[1,3,4,6]
Komplikasi Jangka Panjang
Selain komplikasi jangka pendek, MAS juga dikaitkan dengan komplikasi jangka panjang pada sistem pulmoner dan perkembangan saraf. Bayi yang mendapat terapi ventilasi jangka panjang berisiko mengalami displasia bronkopulmonal.
Gangguan neurologi yang muncul dapat berupa cerebral palsy atau keterlambatan perkembangan saraf secara keseluruhan. Faktor risiko yang berhubungan termasuk hipoksia kronis dan asidosis metabolik.[3,4,16]
Prognosis
Prognosis MAS baik bila terdiagnosis cepat dan segera mendapat penanganan. Kemajuan dalam layanan obstetri dan perinatologi telah menurunkan tingkat mortalitas secara signifikan. Angka kematian telah menurun dari sekitar 40% pada tahun 1970-an menjadi 5–12% pada satu dekade terakhir. Penurunan tingkat mortalitas terutama dilaporkan pada negara-negara berpenghasilan tinggi.[1,3]