Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kejang Demam kirti 2022-09-14T09:51:20+07:00 2022-09-14T09:51:20+07:00
Kejang Demam
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kejang Demam

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher
Share To Social Media:

Etiologi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang memicu eksitasi sel saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Terdapat faktor predisposisi genetik yang dicurigai berperan dalam terjadinya kejang demam. Oleh sebab itu, riwayat pada keluarga merupakan faktor risiko terjadinya kejang demam. Selain itu, faktor lingkungan juga dianggap berkaitan dengan kejadian kejang demam pada anak.

Etiologi

Tidak semua kenaikan suhu menyebabkan kejang demam. Kejang demam biasa terjadi pada anak-anak yang memiliki faktor risiko. Kenaikan suhu pada anak dapat disebabkan oleh infeksi atau setelah imunisasi.

Infeksi

Sebagian besar kejang demam berhubungan dengan kejadian infeksi. Infeksi virus lebih sering menyebabkan demam yang berujung pada kejang demam, bila dibandingkan dengan infeksi bakteri. Temuan ini didukung dengan data yang menunjukkan kejang demam lebih sering terjadi pada musim dingin.[9,10]

Pada musim dingin, angka kejadian infeksi virus meningkat, terutama infeksi saluran napas. Virus yang sering menyebabkan kejang demam antara lain adalah influenza A, adenovirus, dan respiratory syncytial virus. Selain itu, infeksi sistem gastrointestinal juga terbukti memiliki kaitan dengan kejadian kejang demam.[9,10]

Demam Pasca Imunisasi

Pasca-imunisasi, demam dapat terjadi sebagai bagian dari kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Imunisasi yang sering menyebabkan demam adalah vaksin kuman hidup yang dilemahkan, yaitu difteri-tetanus-pertussis (DTP) dan mumps-measles-rubella (MMR).[3,11]

Dari kejadian demam pasca imunisasi, hanya sebagian kecil yang terjadi kejang demam. Angka kejadian kejang demam pasca vaksinasi hanya terjadi pada 11% anak. Bahkan penelitian lain menunjukkan kejadian yang lebih sedikit lagi. Oleh sebab itu, vaksinasi anak merupakan tindakan yang aman. Perlu diinformasikan kepada orang tua bahwa kejang disebabkan karena demam dan bukan karena imunisasi.[3,11]

Faktor Risiko

Faktor risiko kejang demam adalah usia <5 tahun dan riwayat keluarga. Beberapa risiko kejang demam adalah:

  • Usia 6 bulan hingga 5 tahun, di mana kejang demam jarang terjadi di luar usia ini
  • Gangguan neurologis, seperti palsi serebral

  • Gangguan mineral, seperti defisiensi zinc dan zat besi
  • Riwayat keluarga yang memiliki kejang demam[1,5,12]

Faktor Risiko Kejang Demam Berulang

Kejang demam berulang dapat terjadi pada anak dengan faktor risiko berikut:

  • Riwayat keluarga dengan kejang demam, terutama orang tua atau saudara kandung (keluarga derajat pertama)
  • Durasi yang terjadi antara demam dan kejang <1 jam
  • Usia <18 bulan
  • Temperatur yang rendah yang membangkitkan bangkitan kejang[13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Nathania Sutisna

Referensi

1. Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, et al. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
3. Dustin. S, Kerry.P. S, Molly. B. Febrile Seizures: Risks, Evaluation, and Prognosis. Am Fam Physician 2019; 99: 445–450.
5. Sawires R, Buttery J, Fahey M. A Review of Febrile Seizures: Recent Advances in Understanding of Febrile Seizure Pathophysiology and Commonly Implicated Viral Triggers. Front Pediatr 2022; 9: 1–8.
9. Pavone P, Pappalardo XG, Parano E, et al. Fever-Associated Seizures or Epilepsy: An Overview of Old and Recent Literature Acquisitions. Front Pediatr 2022; 10: 1–10.
10. Carman KB, Calik M, Karal Y, et al. Viral etiological causes of febrile seizures for respiratory pathogens (EFES Study). Hum Vaccines Immunother 2019; 15: 496–502.
11. Baumann RJ. Pediatric Febrile Seizures. Medscape. 2018.https://emedicine.medscape.com/article/1176205-overview.
12. Tarhani F, Nezami A, Heidari G, et al. Factors associated with febrile seizures among children. Ann Med Surg 2022; 75: 103360.
13. Renda R, Yüksel D, Gürer YKY. Evaluation of Patients with Febrile Seizure: Risk Factors, Reccurence, Treatment and Prognosis. Pediatr Emerg Care 2020; 36: 173–177.

Patofisiologi Kejang Demam
Epidemiologi Kejang Demam

Artikel Terkait

  • Profilaksis Kejang Demam pada Anak
    Profilaksis Kejang Demam pada Anak
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Anak Demam Tidak Harus Selalu Dirawat
    Anak Demam Tidak Harus Selalu Dirawat
  • Demam Tidak Selalu Harus Diberikan Antipiretik
    Demam Tidak Selalu Harus Diberikan Antipiretik
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Oktober 2024, 09:18
Pemberian diazepam rectal pada anak apa perlu diulang
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Hai sejawat.. Jika kita sudah memberikan diazeapam rectal pada pasien anak yg kejang, 1 menit setelahnya si anak langsung bab, apakah perlu pemberian...
Anonymous
Dibalas 23 Agustus 2023, 15:28
Mengganjal mulut saat anak kejang
Oleh: Anonymous
1 Balasan
siang dok, izin berdiskusi, kemarin saya sempat melihat foto pasien anak yang mengalami kejang di faskes, lalu di foto nampak mulut anak diberikan...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2023, 08:43
Terapi untuk anak kejang demam tanpa rawat inap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mohon berdiskusi....apakah anak dg kejang demam harus di rawat inap? Kadang org tua tdk tahu beda kejang dan menggigil....adakah pedoman terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.