Patofisiologi Syok Hipovolemik
Patofisiologi syok hipovolemik terjadi akibat kegagalan perfusi jaringan sebagai imbas dari kehilangan volume cairan dalam jumlah besar yang tidak mampu ditangani melalui mekanisme kompensasi tubuh. Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada kondisi syok hipovolemik adalah penurunan kardiak output, penurunan tekanan darah, peningkatan resistensi vaskular sistemik, dan penurunan tekanan vena sentral.[1,3]
Patofisiologi syok hipovolemik secara umum dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu
Stadium Kompensasi
Pada stadium ini efek dari kehilangan cairan pada fungsi organ vital dipertahankan melalui mekanisme kompensasi fisiologis tubuh dengan cara meningkatkan refleks simpatis, yang menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi vaskular sistemik, meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan cardiac output; dan meningkatkan sekresi vasopresin, renin-angiotensin aldosterone system (RAAS) di ginjal sebagai mekanisme pertahanan pada organ yang pertama terdampak pada keadaan hipovolemia dengan cara menahan air dan sodium di dalam sirkulasi.[3,5]
Gejala klinis pada syok dengan stadium kompensasi ini adalah takikardi, gelisah, kulit pucat dan dingin, pengisian kapiler lambat, serta tekanan darah bisa dalam rentang normal[1,3,5]
Stadium Dekompensasi
Pada fase ini perfusi jaringan memburuk dan menyebabkan penurunan O2 bermakna, mengakibatkan metabolisme anaerob sehingga produksi laktat meningkat menyebabkan asidosis laktat. Selain itu, terdapat gangguan metabolisme energy dependent Na+/K+ pump di tingkat seluler, menyebabkan integritas membran sel terganggu, fungsi lisosom dan mitokondria memburuk yang dapat berdampak pada kerusakan sel.[1,3,5]
Pelepasan mediator vaskuler, seperti histamin, serotonin, dan sitokin, menyebabkan terbentuknya oksigen radikal serta platelet aggregating factor (PAF). Pelepasan mediator oleh makrofag menyebabkan vasodilatasi arteriol dan permeabilitas kapiler meningkat, sehingga menurunkan venous return dan preload yang berdampak pada penurunan cardiac output.[3,5]
Gejala pada stadium dekompensasi ini antara lain takikardi, tekanan darah sangat rendah, perfusi perifer buruk, asidosis, oliguria, dan kesadaran menurun yang dapat diukur dengan Glasgow Coma Scale.
Stadium Irreversible
Pada stadium ini terjadi kerusakan dan kematian sel yang dapat berdampak pada terjadinya multiple organ failure (MOF). Stadium ini merupakan fase akhir syok yang tidak tertangani. Pada stadium ini, tubuh akan kehabisan energi akibat habisnya cadangan adenosine triphosphate (ATP) di dalam sel.
Gejala yang dapat dilihat pada stadium ini meliputi nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur, anuria, dan tanda-tanda kegagalan organ.[1,3,5]