Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Anafilaksis yogi 2022-07-12T13:19:57+07:00 2022-07-12T13:19:57+07:00
Anafilaksis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Anafilaksis

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Etiologi anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas, baik yang melibatkan immunoglobulin E (IgE), tanpa IgE, ataupun idiopatik. Agen yang bisa menyebabkan anafilaksis adalah makanan, obat, dan sengatan binatang, misalnya serangga. Pada individu yang rentan, sensitisasi antigen akan menimbulkan respon imun yang dimediasi IgE dan kemudian terjadi kaskade inflamasi yang menyebabkan tanda dan gejala anafilaksis. Etiologi lain yang tidak disebabkan oleh IgE adalah kaskade komplemen.[1,2]

Makanan

Hipersensitivitas terhadap makanan adalah salah satu penyebab anafilaksis terbanyak di dunia. Beberapa makanan yang lebih sering menyebabkan reaksi ini adalah kacang-kacangan, kerang-kerangan, ikan, susu sapi, telur, gandum, dan kedelai. Selain itu, keracunan makanan, misalnya bakteri pada ikan terpapar udara bebas juga bisa memproduksi zat-zat yang mampu menyebabkan degranulasi sel mast dan menyebabkan anafilaksis.[1,2]

Medikamentosa

Obat-obatan dapat menyebabkan reaksi alergi pada pasien. Penicillin dan turunannya serta sefalosporin adalah obat yang paling sering menyebabkan anafilaksis. Pasien yang hipersensitif terhadap penicillin, seperti amoxicillin, memiliki risiko lebih tinggi mengalami reaksi alergi pada obat lainnya. Selain itu, banyak obat lain yang dapat menyebabkan anafilaksis, misalnya agen hipnotik seperti zolpidem, opioid seperti morfin, dan agen anestesi volatil seperti isofluran.[1,2]

Anafilaksis terhadap vaksin penyakit infeksi merupakan kejadian yang jarang. Alergi terhadap vaksin jenis tersebut umumnya timbul sebagai reaksi terhadap konstituen vaksin, misalnya gelatin atau lateks.[23,24]

Sengatan Hewan dan Serangga

Sengatan hewan, terutama serangga hymenoptera (lebah, tawon, semut) merupakan salah satu penyebab umum reaksi alergi dan anafilaksis. Reaksi yang timbul akibat sengatan hewan umumnya ringan, bersifat lokal disertai urtikaria. Namun, apabila pasien mengalami urtikaria generalisata, klinisi harus waspada terhadap risiko reaksi anafilaksis.[1,2]

Penyebab Lain

Penyebab lain dari anafilaksis adalah zat radiokontras, misalnya saat melakukan CT scan. Pasien juga bisa mengalami reaksi anafilaksis akibat lateks, seperti yang terdapat pada sarung tangan lateks, balon, kondom, perlengkapan olahraga, dan perlengkapan medis. Terkadang, agen pencetus tidak diketahui jelas, maka penyebab anafilaksis dikatakan idiopatik.[1,5]

Faktor Risiko

Faktor risiko dari anafilaksis secara garis besar dibagi menjadi faktor risiko intrinsik (pasien) dan ekstrinsik.

Faktor Intrinsik

Beberapa faktor intrinsik yang diketahui adalah usia dan riwayat atopi sebelumnya. Kondisi medis tertentu, terutama yang membutuhkan antibiotik rutin, penyakit kardiovaskular, dan gangguan sel mast, juga akan meningkatkan risiko anafilaksis.

Adanya asthma telah dilaporkan menempatkan pasien pada risiko anafilaksis yang lebih besar. Meski demikian, tingkat keparahan asthma tampaknya tidak mempengaruhi.

Orang dewasa cenderung lebih mudah mengalami anafilaksis yang berat. Namun anak dan remaja lebih mudah mengalami anafilaksis berat terkait makanan.

Beberapa obat bisa meningkatkan risiko anafilaksis, misalnya penyekat beta seperti propranolol dan penghambat enzim konversi angiotensin (ACEi) seperti ramipril. Obat-obat ini juga menurunkan efek epinefrin pada reseptor adrenergik dan berisiko memperburuk gejala.[2,6,25]

Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik dari anafilaksis adalah alergen tertentu, misalnya makanan, obat, dan sengatan binatang. Kacang-kacangan adalah salah satu penyebab tersering reaksi anafilaksis berat. Alergi susu yang persisten setelah masa kanak berisiko menyebabkan anafilaksis di masa depan. Telur merupakan penyebab alergi makanan yang umum, namun jarang menyebabkan reaksi anafilaksis yang fatal.

Riwayat reaksi anafilaksis yang diinduksi makanan sebelumnya dengan tingkat keparahan apa pun merupakan faktor risiko anafilaksis. Faktor risiko lain adalah reaksi alergi selama musim serbuk sari yang berat pada individu dengan sensitivitas serbuk sari.[6,25]

Faktor Risiko Gejala Bifasik

Reaksi bifasik adalah serangan berulang setelah sebelumnya mengalami perbaikan. Terdapat beberapa faktor risiko yang diduga berperan dalam perkembangan gejala bifasik, yaitu peningkatan keparahan terhadap gejala awal, perbedaan sistolik diastolik yang lebar, kondisi yang memerlukan injeksi epinefrin berulang, dan terlambat memberikan epinefrin. Sekitar 4-14% pasien dengan reaksi bifasik memerlukan perawatan intensif.[7]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana

Referensi

1. McLendon K, Britni T S. Anaphylaxis. StatPearls. 2021.
2. Mustafa S. Anaphylaxis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape. 2018.
5. Kelso JM. Patient education: Anaphylaxis symptoms and diagnosis (Beyond the Basics). UpToDate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/anaphylaxis-symptoms-and-diagnosis-beyond-the-basics?topicRef=367&source=see_link
6. Mikhail I, Stukus DR, Prince BT. Fatal Anaphylaxis: Epidemiology and Risk Factors. Curr Allergy Asthma Rep. 2021;21(4).
7. Turner PJ, Campbell DE, Motosue MS, Campbell RL. Global Trends in Anaphylaxis Epidemiology and Clinical Implications. J Allergy Clin Immunol Pract. 2020;8(4):1169–76. https://doi.org/10.1016/j.jaip.2019.11.027
23. Bohlke K, Davis RL, Marcy SM, et al. Risk of anaphylaxis after vaccination of children and adolescents. Pediatrics 2003; 112:815.
24. Kelso JM, Greenhawt MJ, Li JT, et al. Adverse reactions to vaccines practice parameter 2012 update. J Allergy Clin Immunol 2012; 130:25.
25. Turner PJ, Baumert JL, Beyer K, et al. Can we identify patients at risk of life-threatening allergic reactions to food? Allergy 2016; 71:1241.

Patofisiologi Anafilaksis
Epidemiologi Anafilaksis

Artikel Terkait

  • Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
    Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
  • Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
    Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
Diskusi Terkait
dr.Eltika Utari
15 hari yang lalu
Apakah pasien hipertensi yang disengat lebah boleh diinjeksi dexamethasone?
Oleh: dr.Eltika Utari
2 Balasan
Alo dokter, saya ada psien sengatan lebah di kaki 30 mnt yg lalu ,skrg mengeluh nyeri ditumit,bengkak dan merah hingga pergelangan kaki,nyeri menjalar ke...
Anonymous
04 Oktober 2022
Pasien wanita usia 27 tahun dengan edema pada digiti 1 manus dextra setelah tertusuk suntikan vaksin ayam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien usia 27th bekerja di pabrik ayam. Datang dengan keluhan edema pada digiti 1 manus dextra setelah tertusuk...
Anonymous
23 April 2022
Anafilaksis syok apakah dapat diberikan dengan Lidocain + epinephrine
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter jika ada pasien dengan syok anafilaksis tidak ada larutan epinefrin 1:1000, faskes lain jauh, obat yang mengandung epinefrin hanya apakah obat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.