Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Anafilaksis yogi 2021-02-10T15:46:07+07:00 2021-02-10T15:46:07+07:00
Anafilaksis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Anafilaksis

Oleh :
dr. Khrisna Rangga Permana
Share To Social Media:

Epidemiologi anafilaksis pada populasi umum di dunia adalah 4 dari 100.000 jiwa.

Global 

Prevalensi anafilaksis dari populasi umum di dunia adalah 4 dari 100.000 jiwa. Lebih dari 30% orang yang mengalami reaksi anafilaksis, mengalami serangan ulangan. Pemicu tersering reaksi anafilaksis adalah makanan. Kelompok tersering yang terkena anafilaksis adalah kelompok usia muda 0-19 tahun.

Anafilaksis berkontribusi terhadap 500-1000 kematian per tahun di Amerika Serikat.Di benua Australia, anafilaksis paling sering dipicu oleh gigitan serangga. Dalam penelitian terhadap 2458 kematian anafilaksis dari tahun 1999 sampai 2010, obat-obatan (58,8%) merupakan pemicu yang paling umum diikuti oleh induser lain yang tidak spesifik (19,3%), racun serangga (15,2%) dan makanan (6,7%).

Beberapa penelitian melaporkan bahwa perempuan lebih sering terkena anafilaksis. Episode anafilaksis terhadap pelemas otot IV, aspirin, dan lateks lebih sering terjadi pada wanita, sedangkan anafilaksis gigitan serangga lebih sering terjadi pada pria. Perbedaan jenis kelamin ini kemungkinan merupakan efek dari frekuensi paparan. [4,5]

Indonesia

Insidens syok anafilaksis di Indonesia diketahui 40–60% adalah akibat gigitan serangga, 20–40% akibat zat kontras radiografi, dan 10–20% akibat pemberian obat penisilin. Laki-laki lebih rentan terkena. Anafilaksis lebih sering terjadi pada wanita dewasa (60%) pada usia kurang dari 39 tahun. Pada anak-anak usia dibawah 15 tahun, reaksi anafilaksis lebih sering terjadi pada laki-laki. Rute pejanan parenteral biasanya menimbulkan reaksi yang lebih berat. [6]

Referensi

4. Decker WW, Campbell RL, Manivannan V, et al. The etiology and incidence of anaphylaxis in Rochester, Minnesota: a report from the Rochester Epidemiology Project. J Allergy Clin Immunol. 2008 Dec. 122(6):1161-5

5. Golden DB. Insect sting anaphylaxis. Immunol Allergy Clin North Am. 2007 May. 27(2):261-72, vii

6. Rehatta, M.N.Syok anafilaktik patofisiologi dan penanganan dalam Update on Shock.Pertemuan Ilmiah Terpadu.Fakultas Kedoketran UniversitasAirlangga Surabaya. 2000

7. Webb LM, Lieberman P. Anaphylaxis: a review of 601 cases. Ann Allergy Asthma Immunol. 2006 Jul. 97(1):39-43

8. Koury, S.I. Herfel, L.U. Anaphylaxis and acute allergic reactions. In: International edition Emergency Medicine.Eds:Tintinalli. Kellen.Stapczynski. 5thEd. New York: McGrraw-Hill. 2000: p. 242-6

Etiologi Anafilaksis
Diagnosis Anafilaksis

Artikel Terkait

  • Pemberian Epinefrin yang Aman dan Tepat pada Kasus Anafilaksis
    Pemberian Epinefrin yang Aman dan Tepat pada Kasus Anafilaksis
  • Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
    Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
Diskusi Terkait
Anonymous
23 April 2022
Anafilaksis syok apakah dapat diberikan dengan Lidocain + epinephrine
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter jika ada pasien dengan syok anafilaksis tidak ada larutan epinefrin 1:1000, faskes lain jauh, obat yang mengandung epinefrin hanya apakah obat...
Anonymous
19 Oktober 2020
Pasien laki-laki usia 20 tahun datang dengan luka pada jempol kaki akibat menginjak keong
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok.Izin konsul.Lk usia 20 tahun.Datang kekilinik dengan keklinik dengan keadaan somnolen.Dari alo anamnesa, diketahui os +-/ 5 menit sebelumnya sedang...
dr.Rara Faudiah
18 Juli 2019
penanganan pada sengatan lebah
Oleh: dr.Rara Faudiah
8 Balasan
Halo dok, bagaimana penatalaksanaan pasien dengan keluhan gatal dan bengkak hampir di seluruh tubuh setelah disengat lebah, tidak sesak, dan sedikit sakit...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.