Penatalaksanaan Diseksi Aorta
Prinsip penatalaksanaan pada diseksi aorta adalah untuk mengendalikan robekan yang terjadi dan melakukan repair terhadap robekan. Robekan pada lapisan dinding aorta harus dikontrol dengan mengendalikan tekanan darah. Tekanan darah dibuat menjadi lebih rendah untuk mengurangi progresivitas dari penyakit.
Pada diseksi aorta tipe A, tindakan pembedahan menjadi penatalaksanaan pilihan. Sedangkan, pada diseksi aorta tipe B, penatalaksanaan pilihan adalah dengan medikamentosa. Tindakan pembedahan pada diseksi aorta tipe B umumnya dilakukan pada diseksi aorta tipe B yang komplikata. [1-3]
Diseksi Aorta Tipe A
Pada diseksi aorta tipe A, tindakan pembedahan sangat dibutuhkan untuk cepat dilakukan. Angka mortalitas meningkat 50% apabila tindakan pembedahan tidak dilakukan dalam 48 jam sejak onset gejala. Terapi farmakologi dibutuhkan untuk mengendalikan tekanan darah dan irama jantung. [2,3]
Terapi Pembedahan
Tujuan dari tindakan pembedahan pada pasien diseksi aorta tipe A adalah untuk mencegah ruptur aorta dan tamponade perikardium, juga untuk mencegah terjadinya regurgitasi aorta. Setelah tindakan pembedahan, aliran darah yang sempat terganggu karena adanya pembentukan saluran palsu, akan kembali normal. [3]
Pembedahan pada diseksi aorta tipe A mencakup eksisi dari robekan lapisan intima, penutupan saluran palsu yang terbentuk, rekonstruksi aorta menggunakan graft, juga reimplantasi dari arteri koroner. Perbaikan dari katup aorta dapat dilakukan apabila terdapat regurgitasi aorta. [2,3] Waktu penyembuhan dari tindakan pembedahan pada diseksi aorta berkisar 7-10 hari. [1]
Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi pada diseksi aorta bertujuan untuk menurunkan tekanan darah arteri dan shear stress yang dapat mempropagasi diseksi. Beta bloker dapat digunakan bersama dengan agen intravena lain seperti nitroprusside. Calcium channel blocker dapat menjadi pilihan pada pasien dengan kontraindikasi terhadap beta bloker atau sebagai terapi tambahan. Idealnya, pemantauan tekanan darah dilakukan menggunakan pemantauan tekanan intraarterial. Pasien sebaiknya dirawat di ICU.
Penatalaksanaan farmakologi pada diseksi aorta tipe A mengutamakan kontrol tekanan darah dan irama jantung. Beta bloker, seperti metoprolol dan bisoprolol, menjadi obat pilihan karena efeknya yang dapat mengontrol tekanan darah dan denyut jantung. Target tekanan darah sistolik adalah 100-120 mmHg, dan denyut jantung yang diharapkan adalah 60 kali per menit. [3]
Diseksi Aorta Tipe B
Penatalaksanaan diseksi aorta tipe B diutamakan dengan medikamentosa terlebih dahulu. Umumnya tindakan pembedahan pada diseksi aorta tipe B dilakukan apabila penyakit memburuk secara cepat, terjadi ruptur aorta, atau terjadi malperfusi organ vital. [1-3]
Terapi Farmakologi
Obat-obatan golongan beta bloker menjadi lini pertama untuk mengontrol tekanan darah pada pasien dengan diseksi aorta tipe B. Apabila beta bloker kontraindikasi, maka golongan calcium channel blocker, seperti diltiazem atau verapamil, dapat menjadi alternatif.
Apabila tekanan darah masih belum dapat dikontrol, penggunaan obat golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) atau angiotensin receptor blocker (ARB) secara intravena perlu dipertimbangkan. Target tekanan darah sistolik adalah 100-120 mmHg, dan denyut jantung yang diharapkan adalah 60 kali per menit. [1-3]
Rasa nyeri yang bertambah berat sering terjadi pada pasien diseksi aorta. Analgesik perlu diberikan karena rasa nyeri yang semakin bertambah berkaitan dengan peningkatan tekanan darah. Morfin adalah analgesik pilihan pada kasus diseksi aorta. [1,3]
Terapi Pembedahan
Indikasi pembedahan pada diseksi aorta tipe B adalah :
- Diseksi aorta tipe B yang terkomplikasi, yaitu apabila terjadi ruptur aorta, malperfusi yang menyebabkan terjadinya iskemik pada organ visceral, ginjal, medulla spinalis, dan ekstremitas bawah
- Terjadi robekan aorta yang meluas dengan cepat hingga ke bagian lengkung aorta atau mencapai bagian proksimal dari aorta desendens
- Didapati rasa nyeri yang semakin progresif dan tidak membaik dengan terapi farmakologi [1-3]
Tujuan dari terapi pembedahan pada diseksi aorta tipe B ini adalah untuk mereseksi robekan awal pada lapisan intima dan merekonstruksi aorta desendens agar aliran darah kembali normal sehingga memperbaiki iskemia organ. Teknik pembedahan yang menjadi pilihan pada diseksi aorta tipe B adalah thoracic endovascular aortic repair (TEVAR). [3]