Prognosis Aneurisma Aorta
Prognosis aneurisma aorta sangat dipengaruhi dari ada tidaknya ruptur aneurisma. Adanya ruptur merupakan kondisi kegawatdaruratan medis yang terkait dengan risiko kematian yang tinggi (>50%), baik untuk aneurisma aorta abdominalis, maupun torakalis. Namun, kelangsungan hidup (survival) pasien aneurisma aorta cenderung tinggi asalkan pasien mendapat penatalaksanaan yang adekuat, bahkan bisa mendekati sama dengan populasi tanpa aneurisma aorta.[1,3]
Prognosis Aneurisma Aorta Abdominalis
Prognosis dan komplikasi aneurisma aorta abdominalis adalah sebagai berikut:
Komplikasi Aneurisma Aorta Abdominalis
Komplikasi jangka panjang aneurisma aorta abdominalis bisa dihindari jika penatalaksanaan dilakukan dengan adekuat.[3] Kejadian komplikasi aorta abdominalis setelah perbaikan endovaskular dengan graft dilaporkan sekitar 16-30%, di mana 19% di antaranya memerlukan intervensi ulang.[9] Berikut komplikasi aneurisma aorta abdominalis:
- Insufisiensi renal / gagal ginjal: 2% pada perbaikan elektif dan 20% pada perbaikan setelah ruptur[10]
- Komplikasi kardiak (infark miokard, aritmia): sekitar 2-6%[10]
- Kolitis iskemik: 5% pasien setelah perbaikan elektif[10]
- Infeksi graft prostetik setelah operasi terbuka: mencapai sekitar 1-4%[10]
- Infark medulla spinalis: 0.74% pada kasus ruptur dan 0.16 pada kasus non-ruptur; 0.2% pada pasca operasi terbuka dan 0.11% pasca endovaskular graft.[11]
Prognosis
Penanganan aneurisma aorta abdominalis harus dilakukan segera. Pada kasus ruptur aneurisma aorta abdominalis, >50% pasien meninggal sebelum mencapai unit gawat darurat (UGD) rumah sakit. Sementara survival rate pasien yang mencapai UGD sendiri turun 1% setiap menitnya. Bila pasien yang tidak mengalami syok berat dan yang menerima intervensi bedah tepat waktu, survival ratenya cenderung baik.[3]
Prognosis jangka panjang dari aneurisma aorta abdominalis tergantung komorbiditas penyakit yang diderita pasien, seperti:
Penyakit paru obstruktif kronis atau gagal jantung kronis
- Pecahnya aneurisma aorta torakalis[3]
Prognosis dan Komplikasi Aneurisma Aorta Torakalis
Prognosis dan komplikasi aneurisma aorta torakalis adalah sebagai berikut:
Komplikasi
Komplikasi setelah perbaikan aneurisma aorta torakalis dengan endovaskular graft dilaporkan sekitar 38%, 24% di antaranya membutuhkan intervensi ulang.[8] Komplikasi sistemik yang umum terjadi pada aneurisma aorta torakalis setelah perbaikan dengan endovaskular graft, antara lain:
- Iskemia spinal / paraplegia: 12% kasus, umumnya muncul dalam 12 jam setelah perbaikan
Stroke embolik: mencapai 4-8%
- Efusi pleura pada postimplantation syndrome: mencapai sekitar 37-73%
Open surgical conversion (operasi terbuka untuk memodifikasi endovaskular graft yang sudah terpasang): mencapai sekitar 0.6-4.5%[9]
Prognosis
Prognosis aneurisma aorta torakalis sangat ditentukan oleh penanganan yang adekuat. Prognosis aneurisma aorta torakalis yang sudah ditatalaksana yaitu:
Survival rate antara kelompok endovaskular dan operasi terbuka pada 2 tahun dan 5 tahun cenderung sama (80% dan 70%)[12]
Survival terkait aneurisma (aneurysm-related survival) pada 5 tahun lebih tinggi pada kelompok endovaskular (97% vs 88%)[12]
- Mortalitas perioperatif pada kelompok endovaskular lebih rendah dibandingkan operasi terbuka (10% vs 15%), namun survival rate nya serupa dalam 4 tahun (54% vs 64%).[1]
Mortalitas aneurisma aorta torakalis yaitu:
- Mortalitas setelah perbaikan aneurisma aorta asenden 4-10%, arkus aorta 25%, dan desenden 5-15%.
- Mortalitas perioperatif bervariasi antara 2-17%
- Stroke pada 2-5% pasien[1]