Patofisiologi Aneurisma Aorta
Patofisiologi aneurisma aorta bergantung pada jenisnya. Keduanya disebabkan oleh faktor genetik tetapi studi menunjukkan faktor genetik keduanya tidak saling berhubungan. Studi menunjukkan bahwa tidak ada overlap pada peta kelainan genetik kedua jenis aneurisma tersebut. Efek kelainan genetik ini menyebabkan munculnya aneurisma aorta berbeda antara aorta abdominalis dan aorta torakalis. [1,2]
Patofisiologi Aneurisma Aorta Abdominalis
Patofisiologi aneurisma aorta abdominalis diawali gangguan protein struktural utama aorta (elastin dan kolagen) di tunika media. Terjadi penurunan jumlah sel otot polos pada lapisan tunika media, fragmentasi matriks ekstraselular, dan peningkatan ekspresi sitokin proinflamasi dan matrix metalloproteinases (MMP), sehingga terjadi inflamasi lokal kronis pada dinding aorta. Meskipun aneurisma merupakan dilatasi pada semua lapisan dari dinding pembuluh darah, aneurisma aorta abdominalis berawal dari degenerasi tunika media. Oleh karena tunika media berperan dalam kekuatan tegangan / tensile strength dan elastisitas aorta, semua proses ini menyebabkan hilangnya integritas struktural aorta serta pelebaran lumen pembuluh darah secara kronis. [1,3]
Patofisiologi Aneurisma Aorta Torakalis
Patofisiologi aneurisma aorta torakalis didasari perubahan degeneratif pada dinding aorta yang menyebabkan nekrosis medial kistik atau disebut sebagai “Erdheim’s cystic medial necrosis”. Hal ini menyebabkan kerusakan pada kolagen dan elastin, hilangnya sel otot polos, dan peningkatan substansi basofilik di tunika media yang merupakan lapisan elastis aorta. Kerusakan aorta torakalis asendens umumnya paling dipengaruhi oleh nekrosis medial kistik, sedangkan aneurisma torakalis desendens terutama akibat dari aterosklerosis. [1,6] Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya sindrom koroner akut.
Melemahnya dinding aorta diperparah oleh peningkatan tegangan geser (shear stress), terutama di aorta asendens. Segmen aorta ini paling sering terkena tekanan dari pompa sistolik jantung serta gerak jantung dinamis yang ditransmisikan dari setiap siklus jantung. Karena kelemahan dinding lokal menyebabkan dilatasi aorta, tegangan dinding meningkat (dijelaskan oleh hukum Laplace, di mana tegangan dinding sama dengan jari-jari silinder dikalikan dengan tekanan di dalamnya). Robekan kecil di lapisan intima aorta dapat memungkinkan darah menembus lapisan medial, sehingga dapat menyebabkan diseksi aorta. [1,6]