Penatalaksanaan Leukemia
Pasien dengan kecurigaan leukemia harus dirujuk ke dokter hematoonkologi untuk penegakan diagnosis pasti sehingga terapi awal dapat dimulai. Pilihan terapi untuk leukemia akut meliputi kemoterapi, radiasi, antibodi monoklonal, atau transplantasi stem sel hematopoetik. Tipe terapi diberikan tergantung subtipe leukemia, sitogenik dan penemuan molekularnya, usia pasien dan kondisi komorbid yang menyertai.
Secara garis besar modalitas dari terapi leukemia meliputi kemoterapi, penanganan suportif, dan transplantasi stem sel hematopoetik. Studi juga saat ini sedang mempelajari opsi terapi baru, misalnya chimeric antigen receptor (CAR) sel T.
- Kemoterapi: regimen kemoterapi disesuaikan dengan keadaan pasien dan subtipe leukemia yang diderita
-
Penanganan suportif:
- Pemberian transfusi komponen darah yang diperlukan
- Pemberian komponen untuk meningkatkan kadar leukosit
- Pemberian nutrisi yang baik dan memadai
- Pemberian antibiotik, antifungi, dan antivirus bila diperlukan
- Pendekatan psikososial
- Perawatan di ruang yang bersih
- Kebersihan oro-anal (mulut dan anus)
- Transplantasi stem sel hematopoetik
Tanda Bahaya (Red Flags)
Tanda dan gejala berikut harus dikenali dan diedukasikan pada pasien untuk segera mencari bantuan tenaga kesehatan profesional
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
DIC adalah keadaan perdarahan masif atau kejadian tromboemboli. DIC dapat terjadi akibat kemoterapi, interaksi sel leukemia dengan endotelial dan mencetuskan sekresi faktor koagulan dan fibrinolitik, dan syok sepsis. Gejalanya meliputi: nyeri dada dan sesak nafas atau serangan jantung (trombosis paru/jantung), nyeri disertai kemerahan dan bengkak pada kaki (trombosis pada vena kaki), sakit kepala, paralisis, bicara pelo (stroke); atau gejala perdarahan internal maupun eksternal.
Leukostasis
Leukostasis adalah keadaan emergensi dari hiperleukositosis (>50,000/μL atau 100,000/μL) yang ditandai oleh meningkatnya sel blast secara ekstrem dan gejala turunnya perfusi jaringan. Kondisi ini paling sering terjadi pada acute myeloid leukemia (AML) mencapai 10-20% kasus. Gejala yang timbul: sesak nafas atau distress pernafasan dan gangguan kesadaran.
Komplikasi Kemoterapi
Jika terjadi komplikasi dari terapi kemoterapi (72 jam post kemoterapi) seperti sindrom tumor lisis, yang ditandai oleh hiperurisemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, dan gagal ginjal akut (acute kidney injury). Gejala yang muncul adalah distensi dan nyeri abdomen, gejala urinari: disuria, oligouria, nyeri ketok CVA, hematuria; gejala hipokalsemia: anoreksia, muntah, kejang, gangguan kesadaran; gejala hiperkalemia: paralisis dan kelemahan.[19-21]