Scalp Cooling Sebagai Alternatif Pencegahan Alopecia Terkait Kemoterapi

Oleh :
dr. Nugrah Cesar Cardinal Santo, Sp.DVE

Pendinginan kulit kepala atau scalp cooling merupakan salah satu pilihan terapi untuk mencegah alopecia terkait kemoterapi. Pencegahan ini menjadi penting karena sekitar 65% pasien yang menjalani kemoterapi mengalami alopecia, yang disebut dengan chemotherapy-induced alopecia (CIA). Selain CIA, pada pasien mungkin terjadi perubahan pigmen, tekstur, kuantitas, dan pertumbuhan rambut.

Risiko terjadinya CIA dan derajat kehilangan rambut berbeda secara substansial berdasarkan pengobatan, dosis, frekuensi, durasi, dan rute pemberian obat kemoterapi. Secara khusus, agen kemoterapi seperti Anthracyclines dan Taxanes dikenal sebagai obat kemoterapi yang menyebabkan alopecia signifikan.[1,2]

Scalp Cooling Sebagai Alternatif Pencegahan Alopecia Terkait Kemoterapi

Sebagian besar agen kemoterapi adalah obat sitotoksik yang mempengaruhi proliferasi sel kanker. Kemoterapi menyerang sel-sel yang membelah secara cepat, termasuk sel kanker, tetapi juga menyerang sel normal seperti permukaan mukosa dan folikel rambut. Di rambut, obat kemoterapi dikenal memiliki sasaran pada matriks keratinosit yang muncul selama fase anagen, fase dimana sel rambut sangat proliferatif.[2-4]

Alopecia Terkait Kemoterapi (Chemotherapy-Induced Alopecia/CIA)

Alopecia terkait kemoterapi (CIA) adalah efek samping yang sering terjadi pada pasien yang menjalani pengobatan kanker. Secara klinis, alopecia ini paling mudah terlihat pada kulit kepala karena memiliki folikel rambut terminal yang paling padat pada fase anagen. Biasanya, alopecia muncul beberapa hari hingga minggu setelah memulai pengobatan.

Aktivitas mitotik folikel rambut terhenti selama kemoterapi, menyebabkan batang rambut menjadi rapuh dan akhirnya rontok. Setelah pemberhentian agen kemoterapi, rambut baru biasanya mulai tumbuh kembali dalam 1-3 bulan, tetapi perubahan tekstur, warna, dan ketebalan rambut dapat terjadi.

Secara umum, alopecia ini reversibel dalam 3-6 bulan, dan alopecia permanen jarang terjadi. Namun, dampak psikologis terhadap pasien seringkali signifikan. Kulit kepala dan rambut di wajah merupakan elemen penting yang menunjukkan kesehatan dan kecantikan. Alopecia dapat mempengaruhi rasa percaya diri, penampilan fisik, seksualitas, dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Trikoskopi pada CIA dapat menunjukkan berbagai perubahan pada batang rambut selama kemoterapi, yang bervariasi tergantung pada fase pengobatan. Pada bulan pertama, rambut patah, titik hitam, rambut seperti api, dan konstriksi Pohl-Pinkus dapat terlihat. Pada akhir pengobatan, rambut yang tumbuh kembali seringkali jarang-jarang dan melengkung.[1,3-5]

Scalp Cooling Sebagai Pencegahan Alopecia Terkait Kemoterapi (Chemotherapy-Induced Alopecia/CIA)

Berbagai macam teknik scalp cooling telah digunakan untuk mencegah alopecia pada pasien yang menjalani kemoterapi, termasuk kantong cryogel, cold caps, dan mesin pendingin. Cold caps dan mesin pendingin elektronik adalah yang paling banyak digunakan pada praktik.[3]

Perangkat scalp cooling mendinginkan kulit kepala, menginduksi vasokonstriksi lokal, dan diharapkan akan mengurangi aliran obat menuju folikel rambut. Tindakan ini telah dilaporkan menghasilkan nilai rerata pencegahan CIA sebesar 50% hingga 80%.[5]

Teori Cara Kerja Scalp Cooling untuk Pencegahan Alopecia pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi

Secara teori, scalp cooling mencegah dan mengurangi CIA dengan dua mekanisme. Pertama, dengan mengurangi suhu kulit kepala menggunakan udara dingin, gel packs, atau cooled caps elektronik, menyebabkan vasokontriksi lokal dan mengurangi aliran obat ke kulit kepala. Ini diharapkan akan membatasi konsentrasi lokal agen kemoterapi pada folikel rambut.

Kedua, suhu rendah juga membantu mengurangi metabolisme selular di dalam folikel rambut, membuatnya menjadi kurang rentan terhadap aktivitas antimitotik dan antimetabolik dari obat kemoterapi.

Sebagai tambahan, sel yang terangsang suhu rendah terperangkap pada fase G0/G1, menaikkan akumulasi HSP70 untuk melindungi sel dari stres, dan mengurangi apoptosis sel yang juga diperlihatkan sebagai mekanisme potensial perlindungan folikel rambut terhadap CIA. Selain itu, turunnya keratinocyte basal metabolic rate membuat folikel rambut kurang reaktif terhadap kemoterapi.[1,6]

Prosedur Scalp Cooling untuk Pencegahan Alopecia pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi

Durasi scalp cooling telah dilaporkan pada beberapa studi memegang peranan penting dalam pemeliharaan rambut. Pendinginan biasanya dimulai 30 menit sebelum infus obat kemoterapi dimulai (Pre Cooling Time/PCT) sehingga kulit kepala mencapai suhu terendah ketika obat memasuki folikel rambut.

Rerata suhu intradermal atau subkutan kulit kepala pada pasien yang menjalani scalp cooling adalah sekitar 22°C. Walaupun demikian, rerata suhu kulit kepala dapat bervariasi antar pasien tanpa diketahui sebabnya. Beberapa ahli menduga bahwa hal ini disebabkan adanya perbedaan aksi isolasi pada struktur kulit kepala, hilangnya panas, anatomi tulang, serta perbedaan reaksi refleks termal dan vasokonstriksi. Suhu kulit kepala intradermal yang lebih rendah dari 18°C dilaporkan memiliki tingkat proteksi lebih tinggi.[4]

Prosedur pendinginan dilanjutkan selama infus kemoterapi berlangsung, dan dipertahankan setelah kemoterapi selesai (Post Infusion Cooling Time/PICT). Lamanya PICT tergantung dari regimen kemoterapi yang digunakan. Secara umum, PICT dapat berlangsung antara 30 menit hingga beberapa jam setelah selesainya infus kemoterapi. Beberapa pusat kesehatan bahkan mempertahankan scalp cooling selama beberapa jam tambahan setelah selesai infus kemoterapi untuk memastikan perlindungan terhadap folikel rambut.[3]

Pertimbangan Praktis Ketika Menggunakan Scalp Cooling Sebagai Pencegahan Alopecia Terkait Kemoterapi (Chemotherapy-Induced Alopecia/CIA)

Tingkat keberhasilan scalp cooling bervariasi tergantung obat kemoterapi, dosis, kombinasi obat yang digunakan, serta juga tergantung pada suhu kulit kepala yang tercapai, durasi pendinginan, dan cara penggunaan tutup kepala yang benar. Telah dilaporkan bahwa tingkat keberhasilan yang tinggi ditemukan pada pasien yang mendapat kemoterapi golongan Taxanes, sedangkan tingkat keberhasilan yang rendah dihubungkan dengan penggunaan golongan Anthracycline.[1,3]

Secara keseluruhan, berbagai uji klinis melaporkan bahwa scalp cooling efektif dalam mengurangi dan mencegah terjadinya alopecia, dengan profil keamanan yang baik (efek samping minimal atau tidak ada sama sekali). Satu uji klinis menunjukkan Tingkat keberhasilan scalp cooling sebesar 50% dibandingkan 0% pada kontrol. Tinjauan lain melaporkan penurunan insidensi CIA mencapai 3,9 kali lipat pada pasien yang menjalani scalp cooling.[3,7]

Aspek Keamanan dan Tolerabilitas

Seperti telah disebutkan di atas, scalp cooling merupakan perawatan suportif yang dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah efek samping ringan dan mencakup sakit kepala, mual, pusing, keluhan kedinginan, dan klaustrofobia.

Frostbite pernah dilaporkan pada beberapa kasus jarang yang melakukan scalp cooling dengan teknik topi dingin, biasanya di bawah −25 °C. Untuk mencegah efek samping ini, area yang tidak berambut (misalnya dahi dan telinga) perlu dilindungi menggunakan perban sederhana selama prosedur dilakukan.[3,7]

Prosedur scalp cooling tidak disarankan pada pasien dengan penyakit cold agglutinin, cryoglobulinemia, cryofibrinogenemia, atau sensitif terhadap dingin. Scalp cooling juga tidak direkomendasikan pada pasien dengan keganasan darah, yang memiliki risiko tinggi untuk metastase kutaneus.[3]

Kesimpulan

Scalp cooling merupakan tindakan pendinginan kulit kepala, baik dengan topi dingin atau mesin pendingin atau alat lain, yang bertujuan untuk mencegah alopecia yang diinduksi kemoterapi atau chemotherapy-induced alopecia (CIA). Prosedur scalp cooling dilakukan sekitar 30 menit sebelum infus kemoterapi dimulai, dilanjutkan selama pemberian infus kemoterapi, dan dipertahankan hingga satu atau beberapa jam setelah infus kemoterapi selesai.

Beberapa bukti terbatas menunjukkan bahwa tindakan scalp cooling ini efektif dan memiliki profil keamanan yang baik dalam mencegah CIA. Efek samping yang ditimbulkan prosedur scalp cooling umumnya ringan, meskipun pada kasus jarang telah dilaporkan menyebabkan frostbite.

Referensi