ALO dokter, dibedakan dari riwayat penyakitnya (mungkin) karena CML krisis blast umumnya didahului fase kronis dan akut, sedangkan AML bersifat lebih agresif. Selain itu, dapat dibedakan dengan identifikasi kromosom Philadelphia (Ph+) yang terdapat pada hampir semua penderita CML tetapi jarang terjadi pada penderita AML. CMIIW

Referensi: https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.3109/10428199309047892

Menambahkan sedikit, dok. Kebetulan saya ada dapat kasus polisitemia vera yang berlanjut menjadi leukemia dan dokter Internanya saat itu menyampaikan mengenai dua kemungkinan, yakni apakah ini CML fase krisis blast atau malah ke AML.

CMIIW, untuk membedakan antara CML fase krisis dan AML, bisa dimulai dari gambaran klinis dan laboratorium utama, dok. Pada CML fase krisis (fase blast), terjadi perkembangan bertahap (kalo bahasa textbook-nya, onset gradual) dari CML fase kronis, yang ditandai dengan peningkatan sel blast di sumsum tulang dan darah tepi, disertai gejala seperti kelelahan dan anemia. Sebaliknya, kalo AML muncul secara tiba-tiba dengan persentase sel blast yang tinggi di sumsum tulang dan darah tepi, disertai gejala berat yang timbul dengan cepat seperti kelemahan, demam, perdarahan, dan memar.

Untuk terapinya, keduanya sama-sama kemo, tetapi untuk AML kemo lebih agresif dok.

Berikut beberapa referensi:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10084831/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4810104/

http://rimed.org/rimedicaljournal/2020/04/2020-04-38-hem-onc-pelcovits.pdf