Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) general_alomedika 2022-11-24T09:24:15+07:00 2022-11-24T09:24:15+07:00
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC) didasarkan pada gabungan temuan klinis dan laboratorium dan dapat dibantu dengan sistem skoring DIC. Belum ada baku emas yang dapat diterapkan untuk diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC).[21]

Anamnesis

Anamnesis pada pasien yang dicurigai disseminated intravascular coagulation (DIC) dimulai dari riwayat penyakit yang diderita pasien untuk mencari tahu penyebab kemungkinan terjadinya DIC. Pada anamnesis digali adanya riwayat sepsis, trauma, kemungkinan komplikasi obstetri, kelainan vaskuler, atau keganasan.

Manifestasi klinis yang ditemukan pada pasien dapat berupa perdarahan ringan seperti perdarahan pada area pungsi vena, bintik kemerahan atau memar yang timbul secara spontan dengan atau tanpa minimal trauma, hingga perdarahan internal yaitu perdarahan pada saluran pencernaan, paru paru, atau sistem saraf pusat. Pada DIC kronik, perdarahan biasanya terbatas pada permukaan kulit atau mukosa saja.[7]

Pemeriksaan Fisik

Dari pemeriksaan fisik, pada umumnya pasien disseminated intravascular coagulation (DIC) menunjukkan tanda perdarahan yang jelas di berbagai area tubuh. Lesi kulit termasuk ekimosis, hematoma, ikterus dari gagal hati, nekrosis, dan gangren juga dapat timbul. Koagulasi yang berlebihan dapat menyebabkan purpura, petekie, dan sianosis yang luas.

Hematochezia, hematemesis, hematuria dapat menjadi tanda adanya perdarahan internal. Seorang pasien DIC juga dapat mengalami kegagalan pernafasan akut atau defisit neurologis berdasarkan lokasi perdarahan atau pembekuan darah.

Hiperkoagulasi pada DIC dapat bermanifestasi sebagai oklusi pembuluh darah pada mikrovaskuler. Pasien dapat menunjukkan tanda iskemia miokard dan peningkatan frekuensi nafas jika oklusi terbentuk di pembuluh darah paru-paru atau jantung.

Nyeri, eritema, panas pada perabaan, dan edema di kaki dapat ditemukan jika thrombosis terbentuk di pembuluh darah tungkai. Sefalgia, parese, pusing, kesulitan berbicara dan memahami dapat menjadi tanda jika trombus terbentuk di pembuluh darah otak.[2,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding disseminated intravascular coagulation (DIC) meliputi kelainan yang melibatkan tanda perdarahan, consumed trombosit yang berlebihan, maupun kelainan koagulasi dengan etiologi dan patofisiologi yang berbeda dari DIC. Berikut merupakan beberapa diagnosis banding dari DIC.

Thrombotic Thrombocytopenic Purpura (TTP)

Thrombotic Thrombocytopenic Purpura (TTP) merupakan kondisi autoimun yang menurunkan aktivitas proteolitik enzim protease ADAMTS13 dalam memecah faktor von Willebrand (vWF) dalam plasma. Akibat penurunan aktivitas ADAMTS13, faktor von Willebrand tidak dipecah ke dalam unit terkecil. Faktor Von Willebrand multimers di dalam sirkulasi memicu agregasi platelet sehingga menyebabkan pembentukan trombus platelet (bukan trombus fibrin seperti pada DIC) yang dapat berakibat pada iskemia organ.

Penurunan jumlah platelet secara signifikan (biasanya dibawah 20.000/μL pada saat diagnosis) merupakan indikator laboratorium yang khas ditemukan pada TTP sedangkan PT dan aPTT tetap dalam kisaran normal. Pada TTP biasanya juga didapatkan kadar kreatinin dan LDH yang meningkat.

Sindrom Uremik Hemolitik

Sindrom uremik hemolitik merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan anemia hemolitik mikroangiopati, trombositopenia, dan cedera ginjal akut. Sindrom uremik hemolitik tipikal disebabkan oleh toksin Escherichia coli Shiga. Toksin yang dihasilkan dapat menyebabkan kerusakan sel pada mikrovaskuler ginjal, saluran pencernaan, dan organ lain.

Berbeda dengan TTP, kadar ADAMTS13 tidak terlalu menurun dalam kondisi ini. Bila pada DIC akut terjadi peningkatan PT dan aPTT, sindrom uremik hemolitik khas hanya menunjukkan penurunan jumlah trombosit yang signifikan.

Sindrom Trombositopenia dan Trombosis yang Diinduksi Heparin

Sindrom trombositopenia dan trombosis yang diinduksi heparin adalah sebuah respon imun terhadap heparin yang memiliki kemiripan presentasi klinis dengan DIC. Antibodi terhadap antigen thrombosis (PF4) terbentuk pada beberapa pasien yang mendapat terapi heparin. Antibodi terhadap kompleks PF4-heparin dapat memicu terjadinya trombosis dan agregasi platelet. Pada sindrom ini, jumlah trombosit menurun, namun PT, aPTT, dan kadar fibrinogen masih dalam batas normal.

Koagulopati pada Sirosis

Proses penyakit lain yang dapat menjadi diagnosis banding DIC  adalah koagulopati yang terlihat pada penyakit hati kronis. Fibrosis hati menyebabkan kerusakan hepatosit, sehingga mengakibatkan penurunan produksi hampir semua faktor prokoagulasi kecuali faktor VIII dan faktor von Willebrand.

Penurunan faktor koagulasi juga diikuti penurunan kadar antikoagulan seperti antithrombin dan protein C. Hal ini dapat mengakibatkan perpanjangan PT dan aPTT dan memberikan manifestasi klinis perdarahan. Jumlah trombosit yang menurun juga sering terjadi pada penyakit hati kronis karena penurunan produksi thrombopoietin.[2,3,22-24]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang memiliki peran penting dalam diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC). Dalam praktik, terdapat beberapa pemeriksaan yang umumnya sering diperiksa pada kecurigaan DIC.

Temuan laboratorium sugestif  DIC meliputi peningkatan PT dan aPTT, serta penurunan kadar fibrinogen. Jumlah trombosit dan hematokrit secara keseluruhan juga dapat berkurang. Skistosit atau eritrosit terfragmentasi juga sering terlihat pada apusan darah tepi. Adanya produk degradasi fibrin juga dapat ditemukan dan memiliki sensitivitas tinggi namun spesifisitas rendah untuk DIC. Pemeriksaan dan temuan hasil secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Temuan Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada DIC

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Trombosit Menurun-consumed

Prothrombin Time (PT)

Memanjang

Activated Partial Thromboplastin Clotting Time (aPTT)

Memanjang
Fibrinogen Menurun-consumed

D-dimer Meningkat

Sumber: dr. Gabriela, Alomedika, 2022[5]

Jumlah Trombosit

Penurunan jumlah trombosit adalah tanda yang sensitif (meskipun tidak spesifik) pada DIC. Hampir pada semua kasus, DIC memiliki manifestasi trombositopenia dan setengah diantaranya memiliki jumlah trombosit <50.000/μL. Meskipun begitu, penting untuk diingat trombositopenia dapat disebabkan berbagai penyakit lain, seperti leukemia akut.

PT dan aPTT

Pemanjangan PT atau aPTT ditemukan pada 50-60% kasus DIC. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan konsumsi faktor koagulasi yang menyebabkan gangguan pembekuan. Namun pemanjangan PT dan aPTT juga dapat disebabkan oleh gangguan fungsi hati, defisiensi vitamin K, dan perdarahan masif.

Produk Degradasi Fibrin dan D-dimer

Aktivitas fibrinolitik yang meningkat pada DIC dapat diukur dari produk degradasi fibrin (Fibrin degradation product, FDP) dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) atau dengan tes aglutinasi lateks. Kondisi lain yang dapat meningkatkan FDP/D-dimer di antaranya trauma dan thromboemboli vena. Karena FDP dimetabolisme oleh hati dan disekresikan oleh ginjal, gangguan hati dan ginjal juga dapat mempengaruhi kadarnya.

Sistem Skoring DIC

Tidak ada tes laboratorium tunggal yang dapat menegakkan atau mengeksklusi diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC). Maka, beberapa skoring dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis DIC, misalnya sistem skoring oleh The International Society on Thrombosis and Haemostasis (ISTH), Japanese Association for Acute Medicine (JAAM), dan Japanese Ministry of Health, Labor and Welfare (JMHLW). Tabel 2 menunjukkan sistem skoring DIC berdasarkan ISTH yang memiliki sensitivitas 93% dan spesifisitas 97% untuk diagnosis DIC akut.[5]

Tabel 2. Sistem Skoring DIC Berdasarkan ISTH

Kriteria Skor
Hitung platelet
>100.000 0
50-100.000 1
<50.000 2
Pemanjangan prothrombin time (detik)
<3 0
3-6 1
>6 2
Fibrinogen (mg/dl)
≥100 0
<100 1
D-dimer (mcg/ml)
Tidak meningkat 0
Peningkatan ringan-sedang 2
Sangat meningkat 3
Sangat Mungkin DIC ≥5

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

 

Referensi

2. Levi MM, Schmaier AH, Nagalla S. Disseminated Intravascular Coagulation. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/199627-overview
3. Costello RA, Nehring SM. Disseminated Intravascular Coagulation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441834/
5. Boral MB, Williams DJ, Boral LI. Disseminated Intravascular Coagulation. American Journal of Clinical Pathology. 2016 146(6): 670-680 https://doi.org/10.1093/ajcp/aqw195
7. Longo DL. Harrison’s Hematology and Oncology. New York: McGraw Hill. 2010.
21. Wada H, Thachil J, Di Nisio M, Mathew P, Kurosawa S, Gando S, Kim HK, Nielsen JD, Dempfle CE, Levi M, Toh CH; The Scientific Standardization Committee on DIC of the International Society on Thrombosis Haemostasis. Guidance for diagnosis and treatment of DIC from harmonization of the recommendations from three guidelines. J Thromb Haemost. 2013 Feb 4.
22. Wada H, Matsumoto T, Suzuki K, Imai H, Katayama N, Iba T, Matsumoto M. Differences and similarities between disseminated intravascular coagulation and thrombotic microangiopathy. Thromb J. 2018 Jul 11;16:14.
23. Arepally GM. Heparin-induced thrombocytopenia. Blood. 2017 May 25;129(21):2864-2872.
24. Kaneko T, Wada H. Diagnostic Criteria and Laboratory Tests for Disseminated Intravascular Coagulation. J Clin Exp Hematopathol Nov 2011; 51(2): 67-75.

Epidemiologi Disseminated Intrav...
Penatalaksanaan Disseminated Int...

Artikel Terkait

  • Peran Parameter Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
    Peran Parameter Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
  • Evaluasi Purpura dan Petekie pada Anak
    Evaluasi Purpura dan Petekie pada Anak
Diskusi Terbaru
dr.Nur Rachmawati Hanafiah
Hari ini, 04:50
Perawatan luka dekubitus pada penderita diabetes
Oleh: dr.Nur Rachmawati Hanafiah
1 Balasan
Izin bertanya, untuk luka seperti ini, terapi terbaik apa yang bisa dilakukan agar bisa mempercepat proses penyembuhan? Dan bagaimana cara perawatan luka...
dr.Deddy s Razak
Kemarin, 14:52
Infeksi di kulit leher anak
Oleh: dr.Deddy s Razak
5 Balasan
Apakah ini infeksi scabies?
Anonymous
1 hari yang lalu
Anak usia 3 tahun memiliki bintik kecil yang menonjol di pipi sejak bayi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, pasien anak perempuan berusia 3 th. Ibunya mengeluh anaknya memiliki bintik kecil yg menonjol di pipi sejak bayi. Sampai saat ini tidak menghilang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.