Edukasi dan Promosi Kesehatan Anemia Aplastik
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien anemia aplastik dapat membantu dalam pemahaman pasien terhadap penyakitnya sehingga dapat berkontribusi pada penegakan diagnosis, pemilihan terapi dan prognosis pasien secara keseluruhan. Edukasi yang diberikan hendaknya mencakup pengertian akan penyakit, penyebabnya, gejala penyakit, pemeriksaan yang perlu dilakukan, opsi terapi yang tersedia dan prognosis dari penyakit anemia aplastik. [1,11]
Diet
Diet untuk pasien anemia aplastik hendaknya menghindari daging mentah, produk susu, serta produk buah/sayuran yang sudah terkontaminasi oleh bakteri atau jamur. Selain itu, diet dengan garam terbatas direkomendasikan pada mereka yang sedang mendapat terapi steroid atau siklosporin A. [1,11]
Aktivitas Fisik dan Higiene
Oleh karena meningkatnya risiko perdarahan selama periode trombositopenia, pasien anemia aplastik hendaknya menghindari aktivitas yang berisiko trauma. [1,11]
Sehubungan dengan neutropenia dan limfopenia, pasien anemia aplastik perlu diinformasikan untuk menjaga higiene guna mengurangi risiko infeksi. [1,11]
Menstruasi dan Kehamilan
Khusus wanita, disarankan untuk mengonsumsi kontrasepsi hormonal untuk menghindari siklus haid selama periode trombositopenia. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya perdarahan hebat pada siklus menstruasi. [1]
Kehamilan masih memungkinkan pada pasien anemia aplastik yang mendapatkan terapi imunosupresif.[1,11] Hal ini didasarkan pada laporan kasus wanita yang mendapatkan terapi imunosupresif dan kemudian hamil.
Dilaporkan bahwa pada keluaran neonatal ada 34 lahir hidup, dua aborsi elektif, satu intra uterine fetal death (IUFD), dan 5 lahir prematur. Sedangkan keluaran di pihak ibu, ditemukan 19 persen (7 kasus) kasus relaps, lima pasien membutuhkan transfusi selama persalinan, dua kasus preeklampsia, dan satu wanita meninggal akibat trombosis cerebral setelah persalinan. Dari 7 kasus yang relaps, tiga ibu mengalami pemulihan spontan pada periode setelah persalinan, tiga berespons terhadap terapi ulang dan satu kasus kematian. [11] Meski demikian, tetap disarankan bahwa pasien anemia aplastik perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. [1,11]