Diagnosis Hemoroid
Diagnosis hemoroid ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis untuk menggali gejala sesuai derajat penyakit dan faktor risiko serta menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan anorektal. Pemeriksaan penunjang meliputi anosopi atau kolonoskopi.
Anamnesis
Gejala hemoroid tergantung derajat keparahan penyakit. Gejala paling sering ditemukan antara lain perdarahan saat buang air besar, darah menetes dari anus, prolaps, keluar cairan dari anus (mucus discharge), dan pruritus ani.[6] Akan tetapi penderita hemoroid dapat juga tanpa gejala.[4]
Riwayat penyakit yang penting ditanyakan meliputi kebiasaan buang air besar, frekuensi buang air besar, konsisensi tinja, apakah ada benjolan yang keluar setelah buang air besar dan apakah bisa dimasukkan kembali ke rektum, riwayat sulit buang air besar dan kebiasaan mengedan serta kebiasaan makan dan konsumsi serat.[6]
Hemoroid ditandai dengan perdarahan tanpa rasa nyeri yang dilaporkan adanya darah pada tissue setelah buang air besar atau darah menetes saat atau setelah buang air besar. Hemoroid interna dapat menimbulkan gejala ketika prolaps, trombosis, perdarahan atau menjadi ulserasi. Hemoroid eksterna dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anus karena penonjolan massa. Trombosis hemoroid eksterna dapat menyebabkan nyeri akut.[7,8]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan anorektal yang dilakukan meliputi:
-
Inspeksi daerah perianal: dapat dilakukan pada posisi lateral kiri atau litotomi. Pada pemeriksaan inspeksi dapat dinilai apakah terdapat ruam kulit, hemoroid eksterna atau skin tag, fisura, fistula, abses, neoplasma, kondilomata, prolaps, papil hipertrofi atau kombinasi di antaranya.[6,8]
- Pemeriksaan colok dubur: bersifat subyektif bergantung dengan kemampuan dan penilaian pemeriksa, namun masih menjadi pemeriksaan awal yang penting. Pemeriksaan yang dinilai termasuk permukaan mukosa, kekuatan tonus sfingter ani, jika teraba massa di rektum di deskripsikan dengan letak massa, fluktuasi, nyeri tekan, dan konsistensi.[8]
Tipe hemoroid
Hemoroid tergolong menjadi hemoroid internal, hemoroid eksternal maupun campuran keduanya.
- Hemoroid interna: diselubungi epitel kolumnar, berada di atas linea dentata
- Hemoroid eksterna: diselubungi epitel skuamosa (anoderm), berada di bawah linea dentata
- Hemoroid campuran (mixed hemorrhoids): meliputi hemoroid internal, eksternal, dan ruang di antaranya.[8]
Derajat hemoroid
Hemoroid interna terdiri atas empat derajat berdasarkan ada tidaknya prolaps dan reduksi spontan/manual. [7,8]
Tabel 1. Derajat Hemoroid Interna
Derajat | Kriteria |
I | Hemoroid interna non-prolaps |
II | Prolaps hemoroid interna saat defekasi, dapat tereduksi spontan |
III | Prolaps hemoroid interna saat defekasi, reduksi manual |
IV | Prolaps hemoroid interna persisten, tidak dapat direduksi manual, inkarserata |
Diagnosis Banding
Diagnosis banding hemoroid yang harus disingkirkan terutama adalah keganasan seperti kanker kolorektal. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya seringkali pasien mengalami gejala perdarahan saat buang air besar. Gejala ini juga timbul pada kanker kolorektal, sehingga mengidentifikasi adanya red flags menjadi penting. Beberapa penyakit yang menjadi diagnosis banding hemoroid terangkum dalam tabel berikut. [6]
Tabel 2. Diagnosis Banding Hemoroid
Diagnosis | Riwayat penyakit | Temuan pemeriksaan fisik |
Kanker anus | Nyeri sekitar anus; berat badan turun pada kasus lanjut | Lesi ulserasi anus |
Kondilomata anus | Massa anus tanpa perdarahan; riwayat hubungan seks anal | Lesi seperti kol (cauliflower-like lesion) |
Fissura anus | Nyeri seperti dirobek dan perdarahan dengan pergerakan usus | Nyeri pada pemeriksaan rektal dengan fisura |
Kanker kolorektal | Darah pada tinja, penurunan berat badan, nyeri perut, perubahan kebiasaan buang air besar, riwayat keluarga | Massa atau nyeri tekan abdomen |
Inflammatory bowel disease | Gejala konstitusional, nyeri perut, diare, riwayat keluarga | Pemeriksaan rektal normal, fistula, kolitis pada anoskopi |
Abses perianal | Nyeri dengan onset gradual | Massa dengan nyeri tekan diselubungi kulit sampai mukosa rektum |
Skin tags | Tidak ada perdarahan, riwayat hemoroid sudah sembuh | Massa sekitar anus diselubungi kulit normal, bukan mukosa |
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakan diagnosis hemoroid adalah anoskopi. Pilihan lainnya dapat dilakukan pemeriksaan sigmoidoskopi maupun kolonoskopi untuk menegakan diagnosis hemoroid sekaligus menyingkirkan diagnosis banding.
Anoskopi
Anoskopi meerupakan pemeriksaan paling akurat dan paling mudah untuk memeriksa kanalis ani dan distal rektum untuk membedakan diagnosis hemoroid interna atau fisura ani. Pemeriksaan ini jarang digunakan semenjak pemakaian endoskopi lebih banyak dilakukan.[9]
Sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi
Tidak lebih akurat untuk menegakan diagnosis hemoroid, namun dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan inflammatory bowel disease atau kanker. Kolonoskopi terutama dilakukan pada pasien perdarahan rektum dengan tanda bahaya atau kelompok populasi sebagai berikut:
- Pasien berusia 50 tahun atau lebih dan belum pernah dilakukan pemeriksaan kolon menyeluruh dalam 10 tahun terakhir
- Pasien berusia 40 tahun atau lebih yang belum pernah dilakukan pemeriksaan kolonoskopi dalam 10 tahun terakhir dan memiliki riwayat satu orang keluarga inti dengan kanker kolorektal atau adenoma pada usia 60 tahun atau kurang.
- Pasien berusia 40 tahun atau lebih yang belum dilakukan pemeriksaan kolonoskopi dalam lima tahun terakhir dan memiliki riwayat lebih dari satu orang keluarga inti dengan kanker kolorektal atau adenoma pada usia 60 tahun atau kurang.
- Pasien dengan anemia defisiensi besi
- Pasien dengan hasil pemeriksaan darah samar tinja positif.[6]
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium darah dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia yang mungkin disebabkan oleh perdarahan dari hemoroid.