Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Intoleransi Laktosa general_alomedika 2021-05-18T14:41:53+07:00 2021-05-18T14:41:53+07:00
Intoleransi Laktosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Intoleransi Laktosa

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Etiologi intoleransi laktosa adalah defisiensi enzim laktase. Defisiensi laktase dapat diklasifikasikan menjadi defisiensi laktase primer, sekunder, dan kongenital.

Defisiensi Laktase Primer

Defisiensi laktase primer (hipolaktasia tipe-dewasa/laktase non-persisten/defisiensi laktase herediter) merupakan penyebab tersering intoleransi laktosa, yang ditandai dengan penurunan perlahan kadar enzim laktase seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi pada gen regulator enzim laktase.[1,6,7]

Defisiensi Laktase Sekunder

Defisiensi laktase sekunder disebabkan oleh beberapa kondisi penyakit gastrointestinal, seperti gastroenteritis akut, diare persisten, penyakit celiac, penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan kemoterapi kanker yang menyebabkan kerusakan pada mukosa usus halus. Kerusakan mukosa dapat menyebabkan atrofi parsial vili usus halus yang merupakan tempat enzim laktase. Defisiensi laktase sekunder dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada masa bayi.[1,6,7]

Defisiensi Laktase Kongenital

Defisiensi laktase kongenital disebabkan oleh kelainan genetik autosomal resesif pada lokus 2q21, yang ditandai dengan aktivitas enzim laktase yang rendah atau tidak ada sejak lahir. Etiologi kongenital merupakan penyebab defisiensi laktosa yang cukup jarang terjadi.[1,6]

Faktor Risiko

Faktor risiko intoleransi laktosa antara lain ras Asia-Afrika, usia remaja, perempuan, dan penyakit pada saluran pencernaan seperti gastroenteritis, inflammatory bowel disease, penyakit celiac.

Usia

Intoleransi laktosa lebih sering ditemukan pada remaja dan dewasa muda, dan jarang terjadi pada anak dibawah usia 6 tahun. Hal ini mungkin disebabkan penurunan kadar enzim laktase mulai terjadi pada usia 2-3 tahun.[1,8]

Jenis Kelamin

Studi oleh Baadkar, et al di tahun 2014 mendapatkan bahwa perempuan memiliki risiko 2,5 kali lebih besar untuk mengalami gejala intoleransi laktosa dibandingkan pria.[12]

Ras

Frekuensi laktase non-persisten ditemukan sekitar 80-100% pada negara-negara di Asia dan Afrika. Diantaranya sebesar 90% di Cina, 90% di Thailand, 60% di Pakistan, 16-23% di Rusia, dan 4% di Denmark. Literatur lain menyebutkan frekuensi intoleransi laktosa mencapai 60-90% pada kelompok etnis Arab, Amerika berkulit hitam, Yunani, Yahudi, Jepang, dan Asia lainnya.[8,9]

Penyakit Gastrointestinal

Beberapa penyakit yang turut menjadi faktor risiko terjadinya intoleransi laktosa antara lain penyakit celiac, small intestinal bacterial overgrowth (SIBO), inflamasi saluran pencernaan yang diinduksi obat, infeksi usus halus, dan inflammatory bowel disease.  Kondisi ini dapat menyebabkan hipolaktasia sekunder akibat atrofi vili usus halus.[2,11]

Referensi

1. Malik TF, Panuganti KK. Lactose Intolerance. Statpearls. 2021.
2. Misselwitz B, Pohl D, Fruehauf H, Fried M, Vavricka SR, Fox M. Lactose Malabsorption and Intolerance: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. 2013; 1(3): 151-159.
6. Vandenplas Y. Lactose Intolerance. Asia Pac J Clin Nutr. 2015;24:S9-S13.
7. Heyman MB. Lactose Intolerance in Infants, Children, and Adolescents. American Academy of Pediatrics.
8. Hegar B, Widodo A. Lactose Intolerance in Indonesian Children. Asia Pac J Clin Nutr. 2015; 24(Suppl 1): S31-S40.
9. Taylor. Foodborne Diseases 3rd ed. Disease Process in Foodborne Illness. 2017
11. Aaron L, Patricia W, Ajay R, Torsten M. Celiac Disease and Lactose Intolerance. International Journal of Celiac Disease. 2018; 6(3): 68-70.

Patofisiologi Intoleransi Laktosa
Epidemiologi Intoleransi Laktosa
Diskusi Terkait
dr. Panji Harry Priya Nugraha
19 Januari 2022
Pemberian simethicone pada balita dengan keluhan kembung - Anak Ask the Expert
Oleh: dr. Panji Harry Priya Nugraha
1 Balasan
Alo dr. Joko, M.Sc, Sp.A, izin bertanya dokter, saya pernah dapat pasien balita 2 tahun dibawa orang tua dengan keluhan kembung, tidak ada riwayat mual...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.