Epidemiologi Fatty Liver
Data epidemiologi fatty liver menunjukkan perbedaan demografis antara etnis Kaukasia dan Asia. Pada populasi Asia, nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) dilaporkan juga ditemukan pada pasien dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah. [1]
Global
Di Amerika Serikat, steatosis dilaporkan pada 25-35% populasi umum. Fatty liver ditemukan pada 90-100% peminum alkohol berat, namun hanya 10-20% yang mengalami alcoholic liver disease (ALD) yang bermakna secara klinis. Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) ditemukan pada lebih dari 80% pasien obesitas.
Studi pada populasi Asia melaporkan adanya NAFLD dan nonalcoholic steatohepatitis (NASH) pada populasi dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah. [1]
Indonesia
Belum terdapat data epidemiologi mengenai prevalensi alcoholic liver disease (ALD) maupun nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) secara nasional di Indonesia. Sebuah studi di Palembang menyatakan bahwa sekitar 7,9% dari 2.105 pasien poliklinik yang menjalani check up menderita NAFLD. 39% di antaranya memiliki indeks massa tubuh yang normal. [16]
Mortalitas
Kematian terkait alkohol, tidak termasuk kecelakaan atau pembunuhan, ditemukan pada 22.073 kasus kematian di Amerika Serikat pada tahun 2006, dengan 13.000 di antaranya dikaitkan dengan penyakit hati kronik. [13] Penyebab kematian terkait alcoholic liver disease (ALD) berupa arteriosklerosis (20%), sirosis hepatis (17%), penyebab tidak diketahui (16%), dan kanker ekstrahepatik (14%). Sedangkan pada nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD), penyebab kematian antara lain arteriosklerosis (38%), penyebab tidak diketahui (19%), kanker ekstrahepatik (17%), dan infeksi (8%). [3]