Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Pruritus annisa-meidina 2023-11-20T10:05:37+07:00 2023-11-20T10:05:37+07:00
Pruritus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Pruritus

Oleh :
dr. Agnes Noveria Tjouwardi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pruritus yang diinduksi histamin, seperti urtikaria atau dermatitis alergi, adalah obat antihistamin. Antihistamin yang disukai adalah antihistamin generasi kedua, seperti cetirizine, loratadine, dan fexofenadine.[1-4]

Penatalaksanaan Pruritus Pruritoseptif

Pada jenis ini, hidrasi kulit merupakan pilihan terapi yang utama.

Hidrasi Kulit

Pada kasus dermatologis, kebanyakan pruritus disebabkan oleh xerosis dan dermatitis atopik.

Xerosis terjadi akibat adanya perubahan komposisi lipid epidermal dan peningkatan transepidermal water loss (TEWL). Oleh karena itu, pasien disarankan untuk menggunakan emolien yang mengandung ceramide untuk menghidrasi stratum korneum, mengembalikan fungsi barier kulit, serta membantu mengurangi rasa gatal. Selain itu, penggunaan sabun mandi yang ringan juga disarankan untuk mencegah iritasi pada kulit.[1,10,12]

Terapi Topikal

Dalam praktik klinis, preparat topikal sering digunakan untuk mengurangi rasa gatal terutama pada kasus pruritus lokal. Doxepin merupakan golongan antidepresan trisiklik, namun bila diberikan secara topikal dan memiliki efek antihistamin karena kemampuannya untuk memblokir reseptor H1.

Meskipun tidak memiliki efek antipruritik secara langsung, kortikosteroid topikal mampu memperbaiki peradangan dan pruritus yang disebabkan oleh dermatosis akibat inflamasi. Perlu diingat bahwa, kortikosteroid lokal jangka panjang tidak disarankan karena dapat menyebabkan efek samping seperti, telangiektasis, atrofi kulit, dan striae.

Imunosupresan topikal, seperti pimecrolimus dan tacrolimus, memiliki efektivitas yang mirip dengan kortikosteroid topikal tapi efek sampingnya lebih minimal.[1,4,10]

Terapi Oral

Histamin merupakan mediator pruritus yang paling konsisten. Oleh karena itu, antihistamin merupakan terapi oral yang sering digunakan karena tersedia secara luas dan relatif aman.

Terdapat beberapa macam golongan antihistamin, namun antihistamin H1 merupakan terapi utama karena pruritus dimediasi oleh reseptor H1. Kemudian, antihistamin H1 dibagi lagi menjadi generasi pertama dan kedua.

Contoh obat yang termasuk antihistamin H1 generasi pertama, yaitu diphenhydramine dan chlorpheniramine. Di sisi lain, antihistamin H1 generasi kedua contohnya adalah cetirizine dan loratadine. Di antara keduanya, antihistamin H1 generasi kedua menjadi lini pertama karena memiliki efek sedasi yang lebih sedikit dan efek antikolinergik dan interaksi obat yang lebih minimal.[1,12,13]

Penatalaksanaan Pruritus Neurogenik

Prinsip terpenting dalam penatalaksanaan pruritus yang disebabkan oleh penyakit sistemik adalah mengobati penyakit yang mendasarinya. Agonis κ-opioid, seperti nalfurafine hidroklorida mengurangi pruritus yang diinduksi oleh susbtansi P atau histamin pada pasien dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Selain itu, antagonis μ-opioid, seperti naloxone dan naltrexone, dapat digunakan untuk pruritus akibat kolestasis.

Obat psikotropika, seperti mirtazapine dan paroxetine, dapat digunakan terutama untuk pruritus yang disebabkan oleh penyakit neoplastik, kolestasis, dan uremia.

Fototerapi UVB mampu memberikan perbaikan yang cepat pada pasien yang mengalami pruritus parah akibat penyakit sistemik dengan cara mengurangi jumlah serabut saraf di sistem saraf tepi. Selain itu, pelembab dan antihistamin nonsedatif juga dapat digunakan pada pruritus neurogenik.[1-4,10,12]

Penatalaksanaan Pruritus Neuropatik

Analog struktural asam γ-aminobutyric, seperti gabapentin dan pregabalin, bekerja dengan cara memblokir jalur aferen neuropatik sehingga mengurangi sensitisasi sistem saraf pusat.

Selain itu, krim capsaicin juga efektif dalam mengurangi pruritus neuropatik dengan cara mencegah sintesis, transmisi, dan pelepasan substansi P. Namun, efek samping utama krim capsaicin adalah sensasi terbakar, sehingga disarankan untuk menggunakan anestesi lokal terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan krim capsaicin di kulit.[1-4,12]

Penatalaksanaan Gatal Psikogenik

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), misalnya paroxetine dan sertraline, dapat digunakan untuk mengatasi pruritus psikogenik.[12]

Referensi

1. Rupert J, Honeycutt JD. Pruritus: Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2022 Jan 1;105(1):55-64. PMID: 35029946.
2. Satoh T, Yokozeki H, Murota H, Tokura Y, Kabashima K, Takamori K, Shiohara T, Morita E, Aiba S, Aoyama Y, Hashimoto T, Katayama I. 2020 guidelines for the diagnosis and treatment of cutaneous pruritus. J Dermatol. 2021 Sep;48(9):e399-e413. doi: 10.1111/1346-8138.16066. Epub 2021 Jul 20. PMID: 34288036.
3. Roh YS, Choi J, Sutaria N, et al. Itch: Epidemiology, Clinical Presentation, and Diagnostic Workup. J Am Acad Dermatol. 2022 Jan; 86(1): 1 – 14. doi: 10.1016/j.jaad.2021.07.076
4. Song J, Xian D, Yang L, et al. Pruritus: Progress toward Pathogenesis and Treatment. Biomed Res Int. 2018 Apr 11; 2018: 9625936. doi: 10.1155/2018/9625936
10. Nowak DA, Yeung J. Diagnosis and Treatment of Pruritus. Can Fam Physician. 2017 Dec; 63(12): 918 – 924. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5729138/
12. Chung BY, UM JY, Kim JC, et al. Pathophysiology and Treatment of Pruritus in Elderly. Int J Mol Sci. 2020 Dec 26; 22(1): 174. doi: 10.3390/ijms22010174.
13. Farzam K, Sabir S, O’Rourke MC. Antihistamines. [Updated 2022 Dec 27]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan -. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538188/

Diagnosis Pruritus
Prognosis Pruritus

Artikel Terkait

  • Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis
    Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis
  • Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
    Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
  • Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
    Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
  • Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
    Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
Diskusi Terkait
dr. Mutiara Putri Camelia
Dibalas 19 Juli 2024, 22:56
Tata laksana enterobiasis yang aman untuk ibu hamil trimester 1
Oleh: dr. Mutiara Putri Camelia
2 Balasan
Alo dokter,izin tanya jika ada pasien ibu hamil Trimester 1 dengan enterobiasis, lini tatalaksana yang aman apa ?karena beberapa obat tsb baru bisa diberikan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 27 Juli 2022, 23:42
Pasien balita 3,6 tahun dengan keluhan muntah dan riwayat sering gatal di pantat dan minta buka pempers setiap malam
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Pasien balita 3,6 thn dengan keluhan muntah dan riwayat sering gatal di pantat dan minta buka pempers setiap malam.Hasil leukosit normal, Hb normal, DDR (-),...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.