Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Pityriasis Rosea general_alomedika 2022-08-11T15:30:00+07:00 2022-08-11T15:30:00+07:00
Pityriasis Rosea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Pityriasis Rosea

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pityriasis rosea dapat dilakukan dengan observasi atau watchful waiting, serta terapi simtomatis, misalnya untuk rasa gatal, pada sebagian besar pasien. Pada pasien dengan manifestasi klinis yang lebih berat, dapat diberikan antiviral, seperti acyclovir, untuk mempercepat resolusi.

Medikamentosa

Pada sebagian besar kasus, tidak dibutuhkan medikamentosa khusus untuk mengobati pityriasis rosea, sebab penyakit ini bersifat self-limiting. Beberapa terapi simtomatis dapat diberikan untuk meringankan gejala pasien dan mempercepat penyembuhan lesi.

Sekitar 25% pasien pityriasis rosea mengalami rasa gatal yang hebat. Antihistamin oral, seperti cetirizine, atau krim steroid topikal dengan potensi sedang, misalnya fluticasone propionate, dapat digunakan untuk mengatasi rasa gatal, sambil menunggu resolusi lesi kulit. Selain itu, untuk mengatasi rasa gatal juga dapat digunakan krim zinc oksida atau losio calamine.[1,8,12]

Antiviral

Rasionalisasi pemberian antiviral pada pityriasis rosea adalah karena kemungkinan keterlibatan infeksi virus pada perjalanan penyakitnya dan gejala-gejala lain seperti gejala prodromal dan resolusi spontan seperti pada eksantema viral.[2,5]

Beberapa tinjauan sistematis dan metaanalisis melaporkan pemberian antiviral acyclovir dapat mempercepat resolusi lesi secara signifikan pada kasus pityriasis rosea yang lebih berat. Acyclovir juga dibuktikan dapat mengurangi eritema, dan menurunkan pembentukan lesi kulit. Dosis acyclovir yang direkomendasikan adalah 400 mg, 3 kali sehari, selama 7 hari.[19,20]

Selain acyclovir, antiviral lain, misalnya cidofovir dan foscarnet juga diduga efektif terhadap human herpesvirus 6 dan 7. Namun, keduanya memiliki efek samping yang lebih berat dibandingkan acyclovir.[2]

Antibiotik Golongan Makrolida

Belum diketahui mekanisme kerja golongan makrolida pada pityriasis rosea, diduga karena efek antiinflamasi dan imunomodulator yang dimiliki makrolida. Salah satu makrolida yang banyak diteliti adalah eritromisin. Dosis eritromisin yang diberikan pada studi adalah 4 kali 250 mg/hari selama 2 minggu. Hasil studi mendapatkan penurunan pruritus yang bermakna pada kelompok eritromisin.

Namun, 10% subjek mengalami gangguan gastrointestinal. Efek samping ini dinilai memberatkan dan belum tentu sebanding dengan manfaat eritromisin pada pityriasis rosea. Sebab, pityriasis rosea umumnya bersifat self-limiting.

Tinjauan sistematis Cochrane pada tahun 2019 menyimpulkan eritromisin mungkin bermanfaat untuk mengurangi pruritus pada pityriasis rosea. Makrolida lain, yakni azithromycin dan clarithromycin tidak terbukti menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap perbaikan gejala pityriasis rosea dibandingkan kelompok kontrol.[1,7,20]

Kortikosteroid Oral

Saat ini, kortikosteroid oral tidak direkomendasikan pada pityriasis rosea, sebab berisiko memperburuk gejala. Sebuah randomized controlled trial (RCT) pada tahun 2018 mendapatkan bahwa penggunaan prednisolon oral dosis rendah dalam jangka pendek menyebabkan tingkat relaps yang lebih tinggi pada minggu ke-12, dibandingkan plasebo. Namun, pada kelompok dengan lesi luas yang sangat gatal, prednisolone dapat memperbaiki skor pruritus dengan lebih baik daripada plasebo.[1,21]

Nonmedikamentosa

Terapi nonmedikamentosa yang dapat dipertimbangkan pada kasus pityriasis rosea adalah fototerapi ultraviolet B beberapa kali per minggu, yang dilakukan hingga 4 minggu.

Fototerapi mengganggu proses imunitas yang terjadi pada kulit. Beberapa penelitian menunjukkan menurunnya pityriasis rosea severity score pada pasien yang mendapatkan fototerapi. Selain itu, fototerapi dapat bermanfaat untuk meredakan rasa gatal pada 12–15% pasien.[2,5,22]

Selain itu, pasien juga dapat melakukan kompres dingin pada bagian kulit yang gatal. Pastikan kain yang digunakan bersih, dan menggunakan air mengalir. Kompres area yang gatal selama 3–5 menit.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Schwartz RA. Pityriasis rosea. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/1107532-overview#a3
2. Gomez JMV. Pityriasis rosea: diagnosis and treatment. Am Fam Physician. 2018;97(1):38-44. https://www.aafp.org/afp/2018/0101/p38.html
5. Mahajan K, Relhan V, Relhan AK, Garg VK. Pityriasis rosea: an update on ethiopathogenesis and management of difficult aspects. Indian J Dermatol. 2016;61(4):375-384. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4966395/
6. American Academy of Dermatology Association. Pityriasis Rosea. AAD. 2022 https://www.aad.org/public/diseases/a-z/pityriasis-rosea-self-care
7. Drago F, Ciccarese G, Broccolo F, et al. The Role of Cytokines, Chemokines, and Growth Factors in the Pathogenesis of Pityriasis Rosea. Mediators of Inflammation. 2015 https://doi.org/10.1155/2015/438963
8. Oakley A. Pityriasis Rosea. Dermnet NZ. 2021. https://dermnetnz.org/topics/pityriasis-rosea
12. Chuh A, Zawar V, Sciallis G, Kempf W. A position statement on the management of patient with pityriasis rosea. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2016;30(10);1670-1681. doi:10.1111/jdv.13826
19. Chang HC, Sung CW, Lin MH. The efficacy of oral acyclovir during early course of pityriasis rosea: a systematic review and meta-analysis. J Dermatolog Treat. 2019 May;30(3):288-293. doi: 10.1080/09546634.2018.1508820.
20. Contreras-Ruiz J, Peternel S, Jiménez Gutiérrez C, et al. Interventions for pityriasis rosea. Cochrane Database Syst Rev. 2019 Oct 30;2019(10):CD005068. doi: 10.1002/14651858.CD005068.pub3.
21. Sonthalia S, Kumar A, Zawar V, et al. Double-blind randomized placebo-controlled trial to evaluate the efficacy and safety of short-course low-dose oral prednisolone in pityriasis rosea. J Dermatolog Treat. 2018.
22. Jairath V, Mohan M, Jindal N, Gogna P, Syrty C, Monnappa PM, Kaur S, Sehrawat M. Narrowband UVB phototherapy in pityriasis rosea. Indian Dermatol Online J. 2015 Sep-Oct;6(5):326-9. doi: 10.4103/2229-5178.164480.

Diagnosis Pityriasis Rosea
Prognosis Pityriasis Rosea

Artikel Terkait

  • Manifestasi Kulit pada COVID-19
    Manifestasi Kulit pada COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
24 Agustus 2021
Diagnosis Banding Pityriasis Rosea - Kulit Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo, dr. Fresa, Sp.KKIzin bertanya, Dok. Bila pasien memiliki ruam mirip pityriasis rosea di badan tetapi tidak memiliki herald patch yang jelas, kira-kira...
dr. Aditya Iqbal Maulana
13 April 2020
Pasien laki-laki usia 28 th memiliki riwayat dermatitis atopik dan ptyriasis rosea datang dengan keluhan muncul bercak kemerahan pada kaki dan tangan
Oleh: dr. Aditya Iqbal Maulana
2 Balasan
Alodokter! Ijin mengajak TS berdiskusi, pasien laki laki usia 28 tahun dengan riwayat atopik ( ), memiliki riwayat pernah konsultasi dengan drSpDV dan...
dr.tri putri manhusni
29 Februari 2020
Pasien laki-laki usia 25 tahun dengan keluhan bintik-bintik di seluruh tubuh
Oleh: dr.tri putri manhusni
14 Balasan
Assalamu'alaikum ijin nnya ts, pasien umur 25 tahun kulit bintik2 pada pada tubuh seperti gambar diatas, awalnya bintik2 nya dikit lama kelamaan menyebar ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.