Diagnosis Keratosis Seboroik
Diagnosis keratosis seboroik dilakukan berdasarkan temuan klinis yang didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta ditunjang oleh pemeriksaan dermoskopi. [7]
Anamnesis
Pada anamnesis, pasien bisa asimptomatik. Sebagian kecil pasien dapat mengeluhkan gatal pada lesi. Sering kali pasien datang ke dokter terkait keluhan kosmetik dan kekhawatiran akan kemungkinan keganasan kulit. Lesi umumnya diawali oleh kemunculan satu atau lebih makula yang berwarna kecoklatan dan tersebar di bagian tubuh, terutama yang sering terpapar sinar matahari. [5,9]
Riwayat kebiasaan, terutama kebiasaan yang menyebabkan pasien banyak terpapar sinar matahari, perlu ditanyakan terkait faktor risiko. Riwayat keluhan serupa pada keluarga juga perlu digali. Informasi mengenai riwayat keganasan pada pasien dan keluarga dapat membantu menyingkirkan diagnosis banding. [1,9]
Pemeriksaan Fisik
Adanya plak atau papul berwarna kecoklatan, memiliki permukaan verukosa, berbatas tegas, dan dengan permukaan yang lebih tinggi dari kulit sekitar merupakan karakteristik dari keratosis seboroik. Lesi yang muncul pada kulit dapat bersifat soliter atau multipel dengan ukuran awal kurang dari 1 cm. Seiring berjalannya waktu, lesi akan bertambah besar dan tebal hingga beberapa sentimeter. Plak atau papul biasanya ditemukan pada daerah tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti kepala dan leher. [1,2,5]
Diagnosis Banding
Beberapa penyakit dapat memberikan gambaran klinis menyerupai keratosis seboroik, seperti melanoma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa.
Melanoma
Melanoma seringkali memberikan gambaran klinis menyerupai keratosis seboroik, yaitu massa dengan permukaan verukosa. Pemeriksaan dermoskopi pasien melanoma juga dapat menunjukan gambaran menyerupai keratosis seboroik. Pemeriksaan biopsi dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis melanoma, dimana akan didapatkan gambaran epiteloid atipikal dan sel spindel. [14,15]
Karsinoma Sel Basal
Karsinoma sel basal ditandai dengan adanya papul atau nodul menyerupai mutiara yang memiliki tepi menggulung dan telangiektasia. Pasien biasanya mengeluhkan adanya lesi yang semakin membesar yang terkadang berdarah, walaupun pada beberapa kasus yang memberikan keluhan gatal atau asimptomatik, seperti pasien keratosis seboroik.
Karsinoma sel basal dibedakan dengan keratosis seboroik melalui pemeriksaan dermoskopi dan biopsi. Pada pemeriksaan dermoskopi, karsinoma sel basal akan memberikan gambaran struktur menyerupai sarang/nested-like, bulat, atau berbintik-bintik. Gambaran histopatologi dari pemeriksaan biopsi menunjukkan tumor infiltratif yang merusak struktur di sekitarnya, sel basaloid maligna di bagian dermis, palisade perifer, dan sel spindle yang membentuk stroma mukoid. [16,17]
Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa ditandai dengan adanya proliferasi maligna dari sel keratin yang berada di sel epidermis. Lesi biasanya diawali oleh keratosis aktinik dan penyakit Bowen. Gambaran klinis yang umum dijumpai adalah lesi keratosis aktinik yang menjadi hiperkeratosis, mengalami infiltrasi pada bagian basal, mengalami ulserasi atau perlunakan.
Pemeriksaan diaskopi menunjukkan adanya titik perdarahan, keratin, dan lingkaran putih yang menjadi pembeda dengan keratosis seboroik. Pemeriksaan biopsi menunjukkan adanya keratinosit atipikal yang berasal dari epidermis menginfiltrasi lapisan dermis, serta dapat disertai dengan mutiara tanduk, parakeratosis dan sel diskeratosis. [16,18]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan karena keratosis seboroik dapat didiagnosis dengan mudah berdasarkan temuan pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang biasa dilakukan pada kasus yang menyerupai keganasan kulit, dan berfungsi untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Dermoskopi
Pada beberapa kasus, dapat ditemukan variasi, baik dalam warna dan ukuran, akibat proses iritasi maupun inflamasi pada kulit. Pemeriksaan menggunakan dermoskopi memegang peranan penting dalam kasus yang atipikal karena membantu penegakan diagnosis berdasarkan karakteristik khas yang ditemukan dalam pemeriksaan. Beberapa karakteristik khas dari pemeriksaan dermoskopi pada penyakit keratosis seboroik, antara lain:
Fissures and ridges: lesi menyerupai girus dan sulkus pada serebri yang menggambarkan garis tebal, berkelok, dan bercabang dengan variasi warna hipopigmentasi, coklat, hitam, dan biru.
Hairpin vessel: struktur menyerupai jepit rambut/hair-pin atau setengah lingkaran dengan 2 saluran linear yang bersifat paralel. Biasanya struktur ini dikelilingi oleh halo berwarna keputihan.
Comedo-like opening: celah berisi keratin plug berwarna coklat tua, hitam, atau abu-abu yang berbentuk bulat hingga oval.
- Kista yang menyerupai milia (milia-like cyst): kista yang berbentuk bulat dengan variasi warna putih hingga kekuningan. Gambaran multipel akan memberikan gambaran menyerupai bintang di langit (stars in the sky) yang merupakan tanda khas dari keratosis seboroik. [2,16]
Biopsi
Biopsi memberikan gambaran khas berupa hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosa dengan dasar lesi berada pada sumbu horizontal yang terbentang di antara dua sisi lateral lesi, serta dikelilingi oleh jaringan sehat. [2,7,16]
Pemeriksaan histopatologi juga berfungsi sebagai dasar klasifikasi keratosis seboroik. Terdapat 6 varian gambaran histologi, yaitu:
- Akantotik : penebalan epidermis disertai dengan adanya proliferasi sel basaloid dan kista pseudohorn
- Hiperkeratotik : gambaran papilomatosis epidermis disertai dengan ortohiperkeratosis. Tidak ditemukan adanya mutiara tanduk pada varian ini
- Adenoid atau retikular : terdapat jalur tipis yang membentuk gambaran retikular pada sel tumor basaloid yang terletak di epidermis hingga dermis, disertai dengan barisan hiperkeratosis dan papilomatosis ringan hingga sedang
Irritated : Proliferasi epidermis, disertai dengan adanya proliferasi sel tumor eosinofilik berbentuk spindle-shaped dan sel skuamosa berbentuk pusaran yang berjumlah multipel
- Klonal : tumor berbatas tegas yang terdiri dari sel basaloid yang mengandung melanin di bagian epidermis, disertai akantosis, papilomatosis, dan ortohiperkeratosis
- Melanoakantoma : Proliferasi sel basaloid dengan atau tanpa hiperkeratosis, disertai dengan melanosit yang berukuran besar, dendritik, dan kaya melanin. [3,16]