Epidemiologi Keratosis Seboroik
Berdasarkan data epidemiologi, keratosis seboroik merupakan jenis tumor epidermis yang paling banyak dijumpai. [2,7]
Global
Sebanyak 83 juta warga Amerika mengalami keratosis seboroik. Kondisi ini banyak dijumpai pada lansia yang berusia di atas 50 tahun. Tidak ada predileksi jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan di Mangalore, India menunjukkan 62% pasien memiliki riwayat penyakit serupa dan hanya 26% pasien yang mempunyai keluhan gatal pada lesi. Sebagian besar pasien menunjukkan adanya comedo-like opening, fisura, dan ridge yang berbatas tegas pada pemeriksaan dermoskopi. Temuan histologi yang paling sering adalah gambaran papilomatosis dan pigmentasi, serupa dengan gambaran histologi dermatitis seboroik. [2,9]
Penelitian lain yang dilakukan di Seoul, Korea menunjukkan area wajah dan leher sebagai bagian tubuh yang paling banyak terbukti secara biopsi mengalami keratosis seboroik. Hasil serupa ditunjukkan pada penelitian di Kairo yang juga menunjukkan bagian wajah sebagai predileksi terbanyak penyakit keratosis seboroik.
Berdasarkan subtipe histopatologi, jenis akantotik paling banyak ditemukan pada sediaan biopsi, diikuti jenis campuran dan hiperkeratotik yang menduduki urutan kedua dan ketiga. [2,12]
Indonesia
Tidak ada data yang dapat menunjukkan prevalensi penyakit keratosis seboroik secara nasional di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan di RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou, Manado menunjukkan keratosis seboroik sebagai tumor jinak kulit terbanyak kedua yang dijumpai di poliklinik kulit dan kelamin dengan prevalensi sebesar 24,69%. Sebagian besar pasien berusia 45-64 tahun dengan proporsi sebesar 49,15%. [13]