Diagnosis Kondiloma Akuminatum
Diagnosis kondiloma akuminatum dilakukan secara klinis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi kondilomatosa (seperti jengger ayam), mutiara, bunga kol, plak, sesil, atau bertangkai dengan permukaan kasar berbonggol dan teraba keras.
Anamnesis
Anamnesis perlu dilakukan untuk menggali faktor risiko dan gejala klinis yang muncul. Beberapa hal yang perlu ditanyakan saat melakukan anamnesis pada pasien dengan kondiloma akuminatum, yaitu :
- Keluhan utama : timbulnya tonjolan bergelombang yang tidak nyeri, rasa gatal atau keluar sekret pada alat kelamin. Pada kasus yang lebih jarang, Kondiloma akuminatum juga dapat bermanifestasi di saluran uretra, sehingga memberikan gambaran klinis berupa obstruksi saluran kemih
- Riwayat hubungan seksual : berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks sejak usia dini. Bila ditemukan lesi pada anus atau mulut dan trakea, perlu juga digali mengenai riwayat hubungan seksual anal maupun rektal. Pada kasus anak-anak perlu dipikirkan adanya kekerasan seksual atau terinfeksi saat persalinan umum.
- Riwayat merokok : nikotin pada rokok dapat menyebabkan efek imunosupresan
- Kontrasepsi oral : estrogen dan progesterone sebagai hormone glukokortikoid diketahui menyebabkan efek imunosupresan dan meningkatkan transmisi HPV secara in vivo dan in vitro.[1,10,11,15]:
Kesulitan dalam menggali informasi mengenai riwayat hubungan seksual menyebabkan tertundanya pemberian terapi kepada pasien maupun pasangan pasien. Terdapat panduan klinis untuk mempermudah menggali latar belakang seksual pasien.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik regio perianal dapat ditemukan lesi kulit dan kutaneus seperti :
- Lesi eksternal : papul tunggal atau multipel yang berbentuk seperti mutiara, bunga kol, plak, sesil, atau bertangkai dengan permukaan kasar berbonggol dan teraba keras. Lesi perianal juga perlu diperhatikan bila pasien dengan imunokompromais atau riwayat seks anal.
- Lesi internal pada serviks dan uretra.
- Koinfeksi dengan penyakit kelamin lainnya : vesikel, ulkus.
- Pada saat pemeriksaan sebaiknya berada pada ruangan yang yang memiliki cukup penerangan. Pada lesi yang kecil, penggunaan lensa pembesar atau kolposkopi dapat sangat berguna.[16]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding kondiloma akuminatum adalah Moluskum Kontagiosum dan Skin Tag.[1,17]
Moluskum Kontagiosum
Moluskum kontagiosum adalah penyakit berupa erupsi popular pada kulit yang disebabkan oleh infeksi virus Molluscum Contagiosum Virus (MCV). Lesi berbentuk papul bulat, berbatas tegas, dengan permukaan licin dengan umbilikasi sentral, berbeda dengan kondiloma akuminatum yang melalui pemeriksaan fisik tampak berbenjol-benjol dengan berbagai bentuk tak beraturan dan berpermukaan kasar. [18]
Skin Tag (Acrochordon)
Skin Tag adalah sebuah pertumbuhan massa kecil bertangkai, lembut, sewarna kulit dan bersifat benigna. Skin tag bukanlah kondisi yang berbahaya namun dapat menjadi suatu masalah kosmetik yang cukup mengganggu. Penyebab pasti skin tag belum diketahui tetapi angka kejadiannya meningkat pada usia paruh baya dan pada orang dengan berat badan berlebih. Skin tag dapat dibedakan dengan kondiloma dari pemeriksaan fisik luarnya, skin tag merupakan suatu massa bertangkai dengan permukaan yang halus, serta teraba lembut berbeda dengan Kondiloma yang berbenjol-benjol, bergerombol dan keras. [19]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kondiloma akuminatum bertujuan sebagai data tambahan untuk mengetahui tingkat keparahan lesi Kondiloma pada pasien. Hal ini disebabkan oleh karena virus HPV jenis tertentu lebih mudah bertransformasi menjadi keganasan.
Acetowhitening
Prosedur Acetowhitening dengan pemulasan permukaan serviks dengan asam asetat 3-5% dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya jaringan neoplasia atau dysplasia yang akan berubah warna menjadi putih setelah 5-10 menit pasca pemulasan serviks. Bila lesi Kondiloma positif tes acetowhitening dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan pap smear.
Tes acetowhitening juga dapat digunakan untuk menampakkan batas lesi kondiloma yang tidak terlalu jelas pada penis, labia atau perianal. Namun, pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk pemeriksaan skrining rutin dan hasil positif palsu sering ditemukan.[20]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat disarankan pada pasien, adalah tes HPV DNA untuk mengetahui jenis virus HPV yang menyerang pasien adalah jenis yang lebih sering menyebabkan lesi maligna atau bukan (sub tipe virus yang menyebabkan kanker serviks), karena walaupun jenis virus HPV yang menyebabkan kutil kelamin berbeda dengan jenis yang menyebabkan kanker, bisa saja terjadi koinfeksi pada pasien tersebut.
Selain itu pasien juga dapat disarankan untuk melakukan skrining penyakit infeksi menular seksual lainnya yang dapat memperparah keadaan pasien bila tidak ditanggulangi lebih awal. Beberapa penyakit infeksi menular yang diperiksa adalah klamidia, gonorea, hepatitis B dan hepatitis C, herpes, atau HIV. [14,21]
Pap Smear
Pemeriksaan tambahan berupa pap smear pada pasien dapat dilakukan sebagai skrining kejadian kanker serviks yang umum terjadi pada pasien yang terinfeksi HPV tipe 16 dan 18. [21]
Biopsi
Pada beberapa kasus, seperti lesi atipikal, lesi tidak mengalami perbaikan setelah terapi standar ataupun lesi memburuk setelah diterapi, dapat dilakukan biopsi pada lesi untuk menentukan diagnosis. Hasil histopatologi yang menunjukkan gambaran kondiloma akuminatum adalah papillomatosis bundar, hypergranulosis, pelebaran pembuluh darah, koilosit dan parakeratosis [4,22]