Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hiperhidrosis general_alomedika 2023-08-15T15:42:59+07:00 2023-08-15T15:42:59+07:00
Hiperhidrosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hiperhidrosis

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Diagnosis hiperhidrosis dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding atau mencari etiologi spesifik.[1,2]

Kriteria diagnosis untuk hiperhidrosis primer adalah:

  • Keringat berlebih yang berlangsung selama enam bulan atau lebih
  • Keringat banyak pada area-area khas seperti aksila, palmar, plantar pedis, dan wajah
  • Keringat banyak terjadi bilateral dan simetris
  • Pada malam hari, keringat akan berkurang bahkan tidak ada
  • Episode berkeringat terjadi selama minimal 7 hari
  • Terjadi pada usia 25 tahun atau lebih muda
  • Terdapat riwayat hiperhidrosis pada keluarga
  • Keringat berlebih mempengaruhi kegiatan sehari-hari[1]

Anamnesis

Pasien datang ke dokter dengan keluhan utama keringat berlebih, baik secara lokal atau sistemik. Lokasi utama yang umumnya dikeluhkan adalah palmar, plantar pedis, wajah, dan aksila. Melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter perlu membedakan antara hiperhidrosis yang primer (fokal) atau sekunder (general).

Hiperhidrosis primer sering terjadi pada populasi muda seperti anak-anak atau dewasa muda. Keluhan dapat berlangsung selama lebih dari enam bulan atau sudah mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari hingga pasien merasa perlu ke dokter.

Jika gejala hiperhidrosis muncul pada usia lebih tua, dokter perlu memikirkan penyebab yang mendasari karena pada kelompok usia ini hiperhidrosis sekunder lebih sering terjadi.

Selain itu, pasien dengan hiperhidrosis primer umumnya tidak mengeluhkan berkeringat ketika tidur. Oleh karena itu, anamnesis juga perlu menggali lokasi dari keringat berlebih, durasi gejala, riwayat penyakit keluarga, awitan, dan komorbiditas.

Riwayat penyakit lain yang diderita pasien seperti tanda dan gejala penyakit infeksi, konsumsi obat-obatan, gangguan endokrin, gangguan neurologi, dan keganasan perlu ditanyakan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan kemungkinan penyakit yang mendasari. Hiperhidrosis dapat berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol, gangguan cemas, tuberkulosis, hingga hipertiroid.[1,2,14]

Derajat Keparahan

Untuk menilai derajat keparahan hiperhidrosis dapat digunakan kuesioner hyperhidrosis disease severity scale (HDDS). Skor tertinggi menunjukkan dampak yang lebih besar pada kualitas hidup.

  1. Keringat saya tidak pernah terlihat dan tidak pernah mengganggu aktivitas sehari-hari
  2. Keringat saya dapat ditoleransi namun terkadang mengganggu aktivitas sehari-hari
  3. Keringat saya hampir tidak bisa ditoleransi dan sering mengganggu aktivitas sehari-hari
  4. Keringat saya tidak dapat ditoleransi dan selalu mengganggu aktivitas sehari-hari[7]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada hiperhidrosis dapat dilakukan dengan pengamatan visual. Diagnosis umumnya dibuat berdasarkan adanya tampilan klinis yang khas yaitu tampak keringat berlebihan atau yang sudah mengganggu kehidupan sehari-hari pada area aksila, palmar, plantar pedis, atau wajah.

Tes Pati Yodium

Pemeriksaan fisik dapat dibantu dengan pemeriksaan menggunakan pati yodium. Tes ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan campuran 0,5-1 gram kristal yodium dan 500 gram pati ke area yang dicurigai terjadi hiperhidrosis. Area yang menghasilkan keringat akan mengubah cairan yang disemprotkan menjadi berwarna hitam. Tes ini dapat menilai derajat hiperhidrosis secara objektif dan melihat distribusi hiperhidrosis.

Gravimetri

Selain tes pati, untuk melihat jumlah keringat dapat digunakan gravimetri. Gravimetri dapat digunakan terutama untuk menilai hiperhidrosis pada ketiak. Kertas saring akan ditimbang sebelum dan sesudah digunakan pada kulit ketiak selama periode waktu yang ditentukan (rentang waktu 60 detik atau 5 menit). Perbedaan berat menunjukkan banyaknya keringat yang dihasilkan selama periode pengukuran. Hiperhidrosis aksila didefinisikan sebagai kenaikan berat pada kertas saring lebih dari 50 mg per menit.[1,2,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang harus dipikirkan apabila menemukan pasien dengan hiperhidrosis adalah penyakit-penyakit sistemik yang dapat menimbulkan keringat berlebih.

Diagnosis Banding terkait Endokrin-Metabolik

Tirotoksikosis dan kondisi hipertiroid dapat menimbulkan tampilan klinis berkeringat banyak. Perlu dilakukan pemeriksaan fisik terkait kelenjar tiroid dan pemeriksaan sistemik lain yang berkaitan. Pemeriksaan fungsi tiroid juga dapat membantu menyingkirkan diagnosis ini.

Kondisi lain seperti hipoglikemia dapat menampilkan keringat banyak saat pemeriksaan fisik. Untuk menyingkirkan kondisi hipoglikemia, dapat dilakukan pemeriksaan fisik lain dan pemeriksaan gula darah sewaktu.[1,2]

Diagnosis Banding terkait Sistem Saraf

Kelainan saraf seperti neuropati dan cedera medulla spinalis dapat menyebabkan kondisi hiperhidrosis sekunder. Diperlukan pemeriksaan saraf tepi secara detail dan pemeriksaan radiologi untuk menyingkirkan diagnosis banding terkait sistem saraf.

Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kondisi hiperhidrosis. Pada penyakit Parkinson, dapat dilakukan anamnesis dan pemeriksaan neurologis yang lebih detail untuk melihat gejala khas seperti tremor, bradikinesia, otot yang rigid, perubahan postur, atau perubahan cara berbicara dan menulis.[1,2]

Diagnosis Banding terkait Infeksi

Pada infeksi, terutama ketika infeksi tersebut menyebabkan demam, dapat terjadi hiperhidrosis. Hampir semua penyakit yang menyebabkan demam dapat menyebabkan hiperhidrosis. Hiperhidrosis pada kondisi ini dapat terjadi selama infeksi berlangsung. Pada tuberkulosis, keringat banyak lebih khas terjadi di malam hari.[1,2]

Penggunaan Obat

Hiperhidrosis sekunder dapat dimediasi oleh obat-obatan seperti penggunaan alkohol jangka panjang, cocaine, heroin, nortriptilin, pilokarpin, suplemen zinc, acyclovir, ciprofloxacin, dan esomeprazole. Diperlukan anamnesis untuk menggali riwayat pengobatan, atau pemeriksaan laboratorium spesifik untuk mendeteksi adanya zat-zat tersebut pada tubuh.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada hiperhidrosis dilakukan sebagai evaluasi untuk menentukan apakah hiperhidrosis terjadi secara primer atau sekunder. Sebelum melakukan pemeriksaan penunjang, pastikan untuk menggali riwayat-riwayat pasien yang dicurigai menjadi penyebab dasar dari hiperhidrosis sekunder.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sesuai indikasi adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan metabolik dasar, pemeriksaan fungsi tiroid, rontgen dada, dan HbA1C.[1,2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Brackenrich J, Fagg C. Hyperhidrosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459227/
2. Schwartz, RA. Hyperhidrosis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1073359-overview
7. Vorkamp T, Foo FJ, Khan S, Schmitto JD, Wilson P. Hyperhidrosis: evolving concepts and a comprehensive review. the surgeon. 2010 Oct 1;8(5):287-92.
14. Haider A, Solish N. Focal hyperhidrosis: diagnosis and management. CMAJ. 2005;172(1):69-75. doi:10.1503/cmaj.1040708

Epidemiologi Hiperhidrosis
Penatalaksanaan Hiperhidrosis

Artikel Terkait

  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Red Flags Hiperhidrosis
    Red Flags Hiperhidrosis
  • Sofpironium: Terapi Baru untuk Hiperhidrosis – Artikel Terkini!
    Sofpironium: Terapi Baru untuk Hiperhidrosis – Artikel Terkini!
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Februari 2022, 11:51
Terapi Bedah untuk Hiperhidrosis - Bedah Plastik Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Putu, Sp.BP-RE,Saya memiliki pasien hiperhidrosis axilla yang sudah mencoba injeksi botox namun kurang puas dengan hasilnya. Pada pasien seperti ini,...
Anonymous
Dibalas 02 Desember 2021, 16:32
Operasi hiperhidrosis - Bedah Saraf Ask The Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO dr. Petra SpBS.. pasien hiperhidrosis yang berat, apakah bisa dirujuk ke SpBS untuk tindakan operasi? operasi apa ya dok? mahalkah? 
dr. Ni Made Lintya Andani
Dibalas 12 September 2021, 14:59
Pasien dengan Hiperhidrosis
Oleh: dr. Ni Made Lintya Andani
10 Balasan
Selamat malam, alo dokter. Ingin berdiskusi sering kali user konsultasi dgn hiperhidrosis dan meminta peresepan obat. Sepanjang yg saya ketahui pengobatannya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.