Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-prescription Alomedika Dermatitis Kontak Iritan general_alomedika 2023-03-01T10:27:35+07:00 2023-03-01T10:27:35+07:00
Dermatitis Kontak Iritan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-prescription Alomedika

Panduan E-prescription Alomedika Dermatitis Kontak Iritan

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Panduan E- prescription pada Dermatitis kontak iritan ini dapat digunakan oleh dokter umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online

Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan penyakit yang disebabkan inflamasi pada kulit, akibat respons terhadap pajanan bahan iritan, fisik  dan bahan biologis.[1-4]

Tanda dan Gejala

Dermatitis kontak dibagi menjadi dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA). Pada anamnesis, pasien dengan dermatitis kontak iritan biasanya terdapat:

  • Adanya riwayat pajanan dan hubungan temporal dengan bahan iritan semisal bekerja sebagai tukang cuci, juru masak, kuli bangunan dan montir
  • Gatal, panas, menyengat dan nyeri dan kulit terasa kering merupakan tanda awal terjadinya dermatitis kontak iritan[1,2,5,6 ]

Umumnya gejala dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi memiliki banyak kesamaan. Akan tetapi pasien yang memiliki riwayat penyakit pruritus akan cenderung mengalami dermatitis kontak alergi daripada kontak iritan. Dokter harus dapat membedakan antara DKI dan DKA.[1,2,5-7]

Tabel 1. Perbedaan Dermatitis Kontak Iritan dan Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan

■      Memiliki riwayat pruritus

■      Lokasi tersering di tangan

■      Lesi biasanya muncul 24 hingga 72 jam setelah terpapar dan waktu timbulnya bergantung pada derajat kepekaan seseorang.

■      Umumnya gejala awal ditandai dengan inflamasi kulit luat yang mengandung limfosit dan sel mononuklear lainnya. Hal ini terjadi sebagai sistem imun terhadap bahan alergen.

■      Tidak memiliki riwayat pruritus

■      Lokasi tergantung area yang terpapar

■      Umumnya reaksinya berlangsung cepat dalam beberpa menit hingga jam setelah terpapar dan hilang sembuh sendiri

■      Umumnya gejala awal ditandai dengan munculnya spongiosis ringan, nekrosis sel epidermis dan infiltrasi neutrofilik epidermis

Sumber: dr. Ghifara Huda, 2020 [1,2,5-7]

Peringatan

Pemberian kortikosteroid oral memang direkomendasikan pada kasus berat akan tetapi harus diturunkan secara bertahap untuk mencegah terjadinya kekambuhan.[6,8]

Perhatian khusus atau rujukan perlu dilakukan bila:

  1. Adanya infeksi sekunder (superinfeksi)
  2. Kasus berat dan kronis yang tidak membaik dengan pemberian steroid
  3. Dapat dilakukan patch test jika diperlukan
  4. Kelainan yang tidak membaik meski sudah 4 minggu pengobatan standar dan sudah menghindari kontak.
  5. Saat terapi jangka panjang harus diberikan, berikan kortikosteroid topikal dengan risiko rendah atrofi kulit[1,2,5,9]

Medikamentosa

Terapi dermatitis kontak iritan dibagi menjadi dua yaitu non-medikamentosa dan medikamentosa.

Non-Medikamentosa

Tata laksana awal dermatitis kontak iritan adalah mengenai, klasifikasi dan menghindari bahan iritan tersangka. Setelah identifikasi bahan iritan, anjurkan kepada pasien untuk menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, apron, dan sepatu bot.[1,10,11]

Medikamentosa

Penatalaksanaan medikamentosa dibagi berdasarkan usia pasien menjadi dewasa dan anak-anak.

Dewasa:

Terapi dermatitis kontak iritan (DKI) pada dewasa:

Terapi topikal diberikan 2 kali sehari selama 7 hari. Berikut Ini adalah pilihan terapi pasien dengan DKI.

  • Berikan pelembab setelah bekerja, sebagai contoh pelembab yang kaya kandungan lipid seperti petroleum
  • Gejala DKI basah: beri kompres terbuka (2-3 lapis kain kasa) dengan larutan NaCl 0.9%
  • Gejala DKI kering: krim kortikosteroid potensi sedang, sebagai contoh fluosinolon asetonid 0.25 g, hidrokortison 1% dan klobetasol butirat 0.05%
  • DKI kronis: mometason furoate 0.1% secara intermiten
  • Pada pasien dengan gejala DKI berat yang tidak berespon dengan kortikosteroid topikal berikan inhibitor kalsineurin seperti siklosporin, atau fototerapi dengan broadband-ultraviolet B (NB-UVB) dan kortikosteroid oral seperti prednison 20 mg/hari selama 3 hari
  • Pada pasien dengan gejala superinfeksi dapat diberikan antibiotik seperti mupirocin, clindamycin[1,10-12]

Anak–anak:

Pada anak usia lebih dari 3 tahun dapat diberikan pelembab kaya kandungan lipid semisal petroleum.[1,2,13]

Ibu Hamil:

Kortikosteroid topikal potensi ringan sedang dapat diberikan pada ibu hamil (desonid 0.05%, triamsinolon asetonid 0.1%, mometason furoate 0.1% dan hidrokortison 1 – 2,5%). Krim atau salep dapat dioleskan 1 - 2 kali/hari tipis-tipis.[14,15]

Namun, sebaiknya hati-hati pada pemberian kortikosteroid topikal potensi kuat. Pemberian kortikosteroid topikal potensi kuat diasosiasikan dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah (BBLR) akibat dosis kumulatif.[14,15]

Hidroksizin dan loratadine merupakan kontraindikasi pada ibu hamil (kategori FDA : C) karena pada uji praklinis didapatkan efek samping pada janin hewan.[16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Frosch PJ, John SM. Clinical Aspects of Irritant Contact Dermatitis. Contact Dermatitis, 2010. 305–345. doi:10.1007/978-3-642-03827-3_16
2. 2. Nicolas JF, Lachapelle JM. Pathophysiology of Allergic and irritant contact dermatitis. Eur J Dermatol 2009; 19 (4): 1-8.
3. Al-Otaibi ST, Alqahtani HAM. Management of contact dermatitis. Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery.2015;19:86–91. DOI:10.1016/j.jdds.2015.01.001
4. Ale IS, Maibach HA. Diagnostic approach in allergic and irritant contact dermatitis. Expert Review of Clinical Immunology, 2010. 6(2): 291–310. doi:10.1586/eci.10.4
5. Litchman G, Nair PA, Atwater AR, et al. Contact Dermatitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459230/
6. Perrez JAS, Bosch R, Gonzalez S, Gonzalez E. Pathogenesis and diagnosis of contact dermatitis: Applications of reflectance confocal microscopy. World J Dermatol 2014 August 2; 3(3): 45-49.
7. Mostosi C, Simonart T. Effectiveness of Barrier Creams against Irritant Contact Dermatitis. Dermatology 2016;232:353–362
8. Seyfarth F, Schliemann S, Antonov D, Elsner P. Dry skin, barrier function, and irritant contact dermatitis in the elderly. Clinics in Dermatology, 2011. 29(1): 31–36. doi:10.1016/j.clindermatol.2010.07.004
9. Patel K, Nixon R. Irritant Contact Dermatitis - a Review. Curr Dermatol Rep. 2022;11(2):41-51.
10. Aneja S. Irritant Contact Dermatitis. Medscape. 2020.https://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview#a6
11. American Academy of Dermatology. Contact dermatitis by the number. Am Acad of Dermatol. 2017:1-5.
12. Usatine RP, Riojas M. Diagnosis and Management of Contact Dermatitis. Am Fam Phys, 2010. 82(3): 249-255.
13. Robinson EP, Chhabra AB. Hand Chemical Burns. J Hand Surg Am. 205;40(3):605-12. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0363502314011447
14. Kampf G, Löffler H. Prevention of irritant contact dermatitis among health care workers by using evidence-based hand hygiene practices: a review. Ind Health. 2007 Oct;45(5):645-52.
15. Chi CC, Wang SH, Wojnarowska F, Kirtschig G, Davies E, Bennett C. Safety of topical corticosteroids in pregnancy. Cochrane Database Syst Rev. 2015 Oct 26;(10):CD007346. doi: 10.1002/14651858.CD007346.pub3. PMID: 26497573.
16. Meadows M. FDA consumer Magazine, Pregnancy and the drug dilemma, Washington, D.C: US Food and Drug Administration, 2001. May-Jun.

Edukasi dan Promosi Kesehatan De...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
10 Februari 2023
Bintik di kulit dekat siku disertai rasa gatal hilang timbul
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter izin konsulPasien usia 29 thn, laki laki, pekerjaan karyawan kantorSudah 1 bulan ini, di tangan atas dekat siku nya ada bintik. Kadang gatal,...
Anonymous
05 Januari 2023
Vesikel pada punggung setelah bekam
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dokter semua, Saya ingin sharing kasus pasien Usia 54 tahun, datang dengan keluhan gatal pada area bekas Bekam di Punggung. Diketahui saat...
Anonymous
15 Desember 2022
Kulit di kedua telapak kaki dan jari tangan kanan pecah-pecah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,Ijin berdiskusi utk pasien wanita usia 37 tahun, dengan kedua telapak kaki dan ujung jari tangan kanan pecah2.Menurut pasien, ruam di kedua...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.