Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Dermatitis Kontak Iritan general_alomedika 2022-10-20T14:54:37+07:00 2022-10-20T14:54:37+07:00
Dermatitis Kontak Iritan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-prescription Alomedika

Edukasi dan Promosi Kesehatan Dermatitis Kontak Iritan

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan dermatitis kontak iritan (DKI) meliputi pengenalan akan iritan yang berpotensi menyebabkan DKI, langkah-langkah pencegahan yang perlu dilakukan, dan langkah-langkah awal yang dilakukan bila terkena iritan.

Edukasi Pasien

Pasien diedukasi bahwa dermatitis kontak iritan adalah kelainan pada kulit yang terjadi setelah terekspos pada suatu iritan. Penyebab paling sering dari DKI adalah produk-produk yang sering digunakan dalam sehari-hari seperti sabun, detergen, alkohol.

DKI paling sering ditemukan pada tangan, dimana lesi muncul sebagai kemerahan, kulit kering, gatal. Pada iritan tertentu, dapat menyebabkan pembengkakan dan bula. Pasien diedukasi bahwa selama iritan belum diketahui/tetap digunakan, gejala DKI dapat tetap bertahan bahkan semakin parah.[17]

Pasien yang mendapatkan kortikosteroid topikal perlu diedukasi bahwa penggunaannya hanya bersifat jangka pendek; kortikosteroid topikal jangka panjang dapat menyebabkan atrofi kulit, kerusakan sawar kulit, dan peningkatan sensitivitas terhadap iritan.[18]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Untuk mencegah dermatitis kontak iritan pada tangan, penggunaan sarung tangan lateks sebaiknya dihindari. Gunakan sarung tangan nonlateks yang dibawahnya dilapisi bahan katun untuk menyerap keringat. Jaga tangan agar tetap bersih, kering, dan lembap sebisa mungkin.[10,17]

Pada petugas kesehatan, dermatitis kontak iritan umumnya disebabkan oleh seringnya mencuci tangan, pemakaian sarung tangan, dan penggunaan disinfektan atau detergen yang keras. Sebagai tindakan pencegahan dermatitis kontak iritan, petugas kesehatan dianjurkan menggunakan hand rub berbasis alkohol, dan hanya mencuci tangan jika tangan tampak jelas terkontaminasi oleh tanah, darah, atau materi protein dan duh tubuh lain.[14]

Pencegahan Primer pada Lingkungan Kerja

Pada prinsipnya, pencegahan primer bertujuan menghindari paparan iritan. Di lingkungan kerja, pencegahan primer meliputi kontrol engineering, proteksi diri (alat pelindung diri, penggunaan krim pelindung kulit), modifikasi lingkungan kerja, edukasi kesehatan, kontrol administratif, serta kontrol regulasi.

Kontrol Engineering:

Kontrol engineering misalnya substitusi bahan kimia menjadi bahan lain yang lebih tidak iritan, atau pengaturan ventilasi pada kasus yang diakibatkan paparan via udara.

Penggunaan Alat Pelindung Diri:

Alat pelindung diri yang dapat dokter rekomendasikan bergantung pada iritan penyebab. Pemilihan alat pelindung diri didasari pada properti fisik maupun kimiawi, fleksibilitas, aksesibilitas, serta harga. Alat proteksi contohnya apron, sarung tangan, sepatu bot, dan kacamata.

Penggunaan Krim Pelindung:

Studi metaanalisis menunjukkan barrier cream atau krim pelindung dapat memproteksi kulit sehingga mencegah timbulnya dermatitis kontak iritan, tetapi studi RCT yang diikutsertakan sayangnya kurang terstandarisasi sehingga level of evidence terhitung rendah.[7]

Kebersihan Diri:

Selesai melakukan kegiatan yang berkontak dengan bahan iritan, gunakan air dan sabun untuk menghilangkan iritan dari kulit. Terkadang sabun abrasif diperlukan untuk menghilangkan minyak atau gemuk dari stratum korneum.

Kebersihan diri juga termasuk membersihkan alat pelindung diri secara rutin.

Modifikasi Lingkungan Kerja:

Modifikasi lingkungan kerja dapat dilakukan dengan cara menutup area kerja dengan handuk protektif atau absorbent, membersihkan area kerja dengan cairan pembersih, vakum, atau menyapu dan mengepel untuk menghilangkan debu atau partikulat yang dapat bersifat iritatif.

Kontrol Administratif:

Kontrol administratif meliputi pengaturan beban kerja seperti rotasi shift, pembagian jumlah jam kerja yang melibatkan paparan dengan bahan iritan, dan rotasi pekerja ke departemen lain.

Kontrol Regulasi:

Kontrol meliputi pemberian label serta penjelasan mendetail mengenai potensi bahaya kesehatan pada seluruh produk yang bersifat iritan.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

3. Al-Otaibi ST, Alqahtani HAM. Management of contact dermatitis. Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery.2015;19:86–91. DOI:10.1016/j.jdds.2015.01.001
7. Mostosi C, Simonart T. Effectiveness of Barrier Creams against Irritant Contact Dermatitis. Dermatology 2016;232:353–362
10. Aneja S. Irritant Contact Dermatitis. Medscape. 2020.https://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview#a6
14. Kampf G, Löffler H. Prevention of irritant contact dermatitis among health care workers by using evidence-based hand hygiene practices: a review. Ind Health. 2007 Oct;45(5):645-52.
17. Weston W, Howe W. Patient Education: Contact Dermatitis. Uptodate. 2022. https://www.uptodate.com/contents/contact-dermatitis-including-latex-dermatitis-beyond-the-basics
18. Li Y, Li L. Contact Dermatitis: Classifications and Management. Clin Rev Allergy Immunol. 2021 Dec;61(3):245-281. doi: 10.1007/s12016-021-08875-0. Epub 2021 Jul 15. PMID: 34264448.

Prognosis Dermatitis Kontak Iritan
Panduan E-prescription Alomedika...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
10 Februari 2023
Bintik di kulit dekat siku disertai rasa gatal hilang timbul
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter izin konsulPasien usia 29 thn, laki laki, pekerjaan karyawan kantorSudah 1 bulan ini, di tangan atas dekat siku nya ada bintik. Kadang gatal,...
Anonymous
05 Januari 2023
Vesikel pada punggung setelah bekam
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dokter semua, Saya ingin sharing kasus pasien Usia 54 tahun, datang dengan keluhan gatal pada area bekas Bekam di Punggung. Diketahui saat...
Anonymous
15 Desember 2022
Kulit di kedua telapak kaki dan jari tangan kanan pecah-pecah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,Ijin berdiskusi utk pasien wanita usia 37 tahun, dengan kedua telapak kaki dan ujung jari tangan kanan pecah2.Menurut pasien, ruam di kedua...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.