Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Alopecia Areata general_alomedika 2022-12-02T08:55:18+07:00 2022-12-02T08:55:18+07:00
Alopecia Areata
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Alopecia Areata

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Diagnosis alopesia atau alopecia areata didasarkan pada temuan klinis saat anamnesis dan pemeriksaan fisik, yakni berupa hilangnya rambut dengan lesi berbentuk bulat atau oval serta berbatas tegas. Diagnosis dapat ditunjang dengan pemeriksaan penunjang seperti dermoskopi, biopsi, dan biomarker bila temuan klinis meragukan.[1,5]

Anamnesis

Pasien umumnya mengeluhkan hilangnya rambut pada area tubuh, seperti kulit kepala, alis, bulu mata, maupun area kulit berambut lain. Alopecia umumnya diawali di bagian jambang. Biasanya area kulit yang mengalami kehilangan rambut terlihat normal atau sedikit kemerahan. Penderita dapat mengeluhkan kesemutan, gatal, disestesi pada bagian kulit, dan perubahan pada kuku.[1,5]

Pada anamnesis, gali awitan penyakit dan riwayat keluarga. Risiko mengidap alopecia areata meningkat jika terdapat keluarga dengan riwayat serupa. Dokter perlu menggali faktor risiko, seperti riwayat gangguan kejiwaan, penyakit autoimun, dan kondisi atopik pada penderita maupun keluarga. Riwayat stres, diet, vaksinasi, dan demam juga perlu ditanyakan karena berasosiasi dengan alopecia areata.[1,2,4,5,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya satu atau lebih area tubuh yang mengalami kehilangan rambut dengan bentuk bulat atau oval, dengan batas tegas dan ukuran yang bervariasi. Kulit yang terkena umumnya tampak halus dan normal (tanpa kelainan).

Berdasarkan luas keterlibatan kulit kepala, alopecia areata dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe terbatas (limited) dengan keterlibatan kulit kepala <50% dan tipe yang ekstensif dengan keterlibatan kulit kepala >50%.[1,2,5]

Karakteristik Rambut

Tanda khas alopecia areata pada pemeriksaan fisik adalah rambut menyerupai tanda seru, yang disebut sebagai exclamation mark hair dengan ukuran 3–4 mm. Exclamation mark hair adalah rambut yang lebih tebal pada bagian distal dan semakin menipis seiring dengan mendekatnya rambut ke arah kulit kepala. Tanda ini didapatkan hanya pada kondisi akut. Rambut yang rusak dan distrofik juga dapat ditemukan, meskipun bukan merupakan tanda patognomonik dari alopecia areata.[1,2,7]

Hair Pull Test

Hair pull test dilakukan untuk memantau alopecia areata dengan tingkat keparahan yang lebih lanjut. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menarik 50–60 rambut di area vertex, dua area parietal, dan area oksipital dengan lambat. Hasil dinyatakan positif bila lebih dari 10% rambut rontok dari kulit kepala.[12]

Varian Alopecia Areata

Terdapat beberapa varian alopecia areata berdasarkan temuan klinis, yaitu:

  • Alopecia totalis: hilangnya rambut pada hampir atau seluruh bagian kulit kepala
  • Alopecia universalis: hilangnya rambut pada seluruh bagian tubuh secara total atau mendekati total
  • Alopecia incognito: hilangnya rambut secara menyeluruh dan luas, yang disertai dengan hasil positif pada hair-pull test, adanya bintik kuning (yellow dots) pada dermoskopi, dan rambut kecil yang mengalami pertumbuhan kembali. Tidak ada keterlibatan kuku
  • Ophiasis: hilangnya rambut di sekeliling kepala, terutama di batas tulang temporal dan oksipital dengan pola berbentuk band-like

  • Sisaipho: alopecia yang terjadi secara luas, kecuali di daerah perifer kulit kepala
  • Sindrom Marie Antoinette (canities subita): alopecia luas yang terjadi secara akut dan ditandai dengan hilangnya pigmentasi rambut[1,2,5]

Perubahan Pada Kuku

Sebanyak 10–20% penderita akan mengalami perubahan pada kuku jari berupa:

  • Kerapuhan kuku
  • Lunula berwarna kemerahan dengan batas cembung di distal matriks kuku
  • Longitudinal ridging
  • Trakionkia[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding alopecia areata adalah alopecia androgenetik, trikotilomania, telogen effluvium, dan tinea kapitis. Dokter harus dapat membedakan kondisi-kondisi ini untuk menentukan terapi yang paling efektif.[1,5]

Alopecia Androgenetik

Alopecia androgenetik pada wanita maupun pria memiliki karakteristik berupa penipisan rambut yang perlahan dan progresif, yang berbeda dengan kasus alopecia areata di mana kehilangan rambut terjadi secara cepat. Jika anamnesis belum dapat membedakan kedua kondisi ini, dokter dapat melakukan biopsi.[20]

Trikotilomania

Trikotilomania adalah suatu bentuk alopecia traumatik yang disebabkan oleh penarikan rambut sendiri, yang bersifat kompulsif dan tidak dapat dicegah. Pada kondisi ini, dokter dapat menemukan rambut yang rusak dengan berbagai variasi panjang. Dermoskopi atau trikoskopi akan menunjukkan tanda khas berupa flame hair, yang merupakan dampak dari recoil rambut setelah penarikan yang dilakukan oleh penderita.

Tanda khas lain dari trikoskopi yang tidak dapat ditemukan pada penderita alopecia areata adalah trichoptilosis, tanda V (ada 2 rambut yang mengalami kerusakan dengan panjang yang sama mencuat dari folikel rambut yang sama), dan hair powder (partikel pigmen yang tersebar di sekitar folikel rambut).[1,13]

Telogen Effluvium

Telogen effluvium adalah hilangnya rambut dari kulit kepala yang bersifat difus dan non-scarring, yang terjadi sekitar 3 bulan setelah faktor pencetus, bersifat swasirna, dan dapat bertahan selama 6 bulan. Kondisi ini dibedakan dengan alopecia areata melalui biopsi kulit kepala. Pada telogen effluvium, biopsi akan memberikan hasil normal atau tidak menunjukkan kelainan seperti pada alopecia areata.[1,14]

Tinea Kapitis

Tinea kapitis adalah infeksi dermatofita yang disebabkan oleh Trichophyton dan Microsporum. Infeksi dapat mengenai kulit kepala, folikel rambut, dan kulit lain. Berbeda dengan alopecia areata yang memberikan gambaran normal pada kulit, tinea kapitis biasanya memberikan gambaran klinis inflamasi. Pada pemeriksaan trikoskopi, dapat ditemukan comma hair dan rambut zigzag.

Gambaran khas yang ditemukan pada penderita alopecia areata seperti exclamation mark hair, yellow dots, dan rambut velus yang pendek tidak tampak pada pemeriksaan trikoskopi penderita tinea kapitis. Tinea kapitis juga merupakan diagnosis banding dari dermatitis seboroik.[5,15]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada kasus alopecia areata bertujuan untuk memastikan hasil temuan klinis dan menyingkirkan diagnosis banding.[5]

Trikoskopi atau Dermoskopi

Pemeriksaan dermoskopi berfungsi untuk menilai kondisi kulit kepala dan rambut secara mikroskopis. Tanda khas yang dapat ditemukan pada penderita alopecia areata adalah yellow dots, black dots, rambut berujung runcing dan rusak, rambut berbentuk seperti tanda seru (exclamation point hair), serta rambut velus yang pendek sebagai tanda pertumbuhan kembali rambut.[2,4]

Biopsi

Biopsi bertujuan untuk mengonfirmasi diagnosis, membantu diagnosis alopecia areata difus, dan membedakan alopecia tipe early scarring. Sediaan didapatkan dari potongan transversal dan horizontal kulit kepala. Pada fase akut, didapatkan infiltrat leukosit, terutama eosinophil, sel CD1+, dan CD8+ di sekitar bulbus rambut.

Gambaran lain adalah granula melanin yang ditemukan bebas di dermis maupun di makrofag dermis akibat cedera sel epitel, serta terkonsentrasi di papila dermal folikel rambut (pigmentary incontinence). Miniaturisasi folikel yang disertai peningkatan jumlah folikel pada fase katagen dan telogen juga umum dijumpai pada alopecia areata.[2,4,5]

Biomarker

Biomarker tertentu digunakan untuk membedakan alopecia areata dengan alopecia totalis, alopecia universalis, dan alopecia areata jenis patchy-type. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran keparahan, durasi, rekurensi, dan pola dari penyakit.

Penderita alopecia areata mengalami peningkatan kadar T-helper 1 (Th1), interleukin-1, interleukin-12, dan interferon gamma. Aktivitas dari alopecia areata ditunjukkan dengan peningkatan kadar CCL17/timus, TARC, dan HMGB1.[4]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Strazzulla L, Wang E, Avila L, et al. Alopecia areata. Journal of the American Academy of Dermatology. 2018;78(1):1-12.
2. Pratt C, King L, Messenger A, et al. Alopecia areata. Nature Reviews Disease Primers. 2017;3(1):1-17.
4. Dainichi T, Kabashima K. Alopecia areata: What’s new in epidemiology, pathogenesis, diagnosis, and therapeutic options?. Journal of Dermatological Science. 2017;86(1):3-12.
5. Finner A. Alopecia areata: Clinical presentation, diagnosis, and unusual cases. Dermatologic Therapy. 2011;24(3):348-354.
7. Spano F, Donovan J. Alopecia areata Part 1: pathogenesis, diagnosis, and prognosis. Canadian Family Physician. 2015;61:751-755.
8. Islam N, Leung P, Huntley A, Eric Gershwin M. The autoimmune basis of alopecia areata: A comprehensive review. Autoimmunity Reviews. 2015;14(2):81-89.
12. McDonald K, Shelley A, Colantonio S, Beecker J. Hair pull test: Evidence-based update and revision of guidelines. Journal of the American Academy of Dermatology. 2017;76(3):472-477.
13. Khunkhet S, Vachiramon V, Suchonwanit P. Trichoscopic clues for diagnosis of alopecia areata and trichotillomania in Asians. International Journal of Dermatology. 2017;56(2):161-165.
14. Malkud S. Telogen Effluvium: A Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015;9(9):W01-W03.
15. Amer M, Helmy A, Amer A. Trichoscopy as a useful method to differentiate tinea capitis from alopecia areata in children at Zagazig University Hospitals. International Journal of Dermatology. 2016;56(1):116-120.
20. Gilhar A, Etzioni A, Paus R. Alopecia areata. N Engl J Med. 2012;366:1515.

Epidemiologi Alopecia Areata
Penatalaksanaan Alopecia Areata

Artikel Terkait

  • Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
    Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
  • Red Flags Rambut Rontok
    Red Flags Rambut Rontok
Diskusi Terkait
Anonymous
17 hari yang lalu
Terapi kerontokan rambut pada wanita
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien seorang wanita dengan keluhan kerontokan rambut yang berlangsung lebih 10 tahun. Awal mulanya pasien menderita thypus dan...
Anonymous
19 hari yang lalu
Terapi PRP untuk masalah kebotakan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya utk TS dr.SpKK.....utk menangani pasien dng masalah kebotakan, apakah dng PRP bisa menumbuhkan kembali rambut di area kebotakan yg sudah tidak...
Anonymous
26 Februari 2023
Tata laksana rambut rontok yang bertambah banyak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, selamat sore....Pasien 32 thn, dtg dgn keluhan rambur rontok, kurang lbh 1 bulanan.Awalnya pasien pernah mengalami rambut rontok jika ramburnya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.