Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Antiphospholipid Syndrome general_alomedika 2023-07-24T09:46:29+07:00 2023-07-24T09:46:29+07:00
Antiphospholipid Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Antiphospholipid Syndrome

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan antiphospholipid syndrome (APS) atau hughes syndrome meliputi tata laksana terkait trombosis serta mengurangi risiko morbiditas dalam kehamilan. Tromboprofilaksis pada ibu hamil dengan antibodi antifosfolipid (aPL) positif tanpa riwayat trombosis maupun morbiditas kehamilan sebelumnya masih menjadi perdebatan.

Pilihan terapi utama pada pasien APS secara umum adalah dengan memberikan antagonis vitamin K, sedangkan APS dalam kehamilan pilihan terapi utamanya adalah heparin. Pada terapi antikoagulan, target international normalized ratio (INR) adalah 2,0–3,0.[10,15,17]

Terapi Trombosis pada APS

Saat ini terapi thrombosis utama pada pasien APS adalah antagonis vitamin K jangka panjang (VKA), seperti warfarin. Walaupun sejumlah besar pasien tetap mengalami trombosis rekuren walau telah menerima terapi VKA yang adekuat. Pada thrombosis berat seperti trombosis vena dalam dan iskemia arteri atau abortus, antikoagulan lini pertama yang digunakan adalah antikoagulan jangka pendek seperti unfractionated heparin atau low molecular weight heparin (LMWH).[5–7]

Contoh LMWH yang digunakan adalah enoxaparin atau nadroparin 0,4 ml (3800 IU Axa) diberikan subkutan 2 kali/hari. Selanjutnya transisi terapi ke VKA dengan target INR of 2.5 (2,0–3,0), dengan pemberian secara tumpang tindih pada hari keempat dan kelima.[5–7]

Penggunaan antikoagulan direct oral anticoagulants (DOACs) sebagai alternatif terapi trombosis pada APS dipertimbangkan karena efek pencegahan trombosisnya yang menjanjikan pada kasus fibrilasi atrium dan trombosis vena dalam. Selain itu, DOACs tidak memiliki efek samping perdarahan berat seperti pada pemakaian VKA.

The European Alliance of Associations for Rheumatology menyarankan penggunaan DOACs bila target INR tidak tercapai dengan terapi VKA yang adekuat atau pasien kontraindikasi mendapat VKA. Contoh DOACs adalah rivaroxaban dan apixaban. Penggunaan DOACs tidak direkomendasikan pada pasien triple aPL dan trombosis arteri. Triple aPL positif adalah IgG aPL antibodi dalam serum 2 kali positif dengan satu hasil positif functional plasma lupus anticoagulant (LAC).[6,9,18]

Pertimbangan penghentian terapi antitrombosis dapat dilakukan bila titer awal aPL yang sebelumnya tinggi telah menjadi negatif setidaknya selama 6 bulan, dengan syarat pasien tersebut tidak boleh memiliki risiko trombofilik lain dan harus dilakukan pengawasan yang ketat.[7]

Terapi APS dalam kehamilan

Terapi APS dalam kehamilan bertujuan untuk mengurangi risiko morbiditas, studi yang ada saat ini menyarankan pemberian aspirin atau unfractionated heparin sebagai lini pertama terapi antikoagulan pada APS dalam kehamilan.

Selain itu, pedoman ACCP juga merekomendasikan penggunaan aspirin dosis rendah disertai dosis profilaksis atau dosis rendah unfractionated atau low molecular weight heparin pada pasien dengan aPL dengan riwayat abortus 3 kali atau lebih.[5,6]

Tabel 3. Rekomendasi Terapi APS dalam Kehamilan

Skenario klinis Rekomendasi terapi
A. Karier aPL asimptomatik Pemantauan ketat janin dan ibu dan disertai pertimbangan pemberian aspirin dosis rendah pada karier aPL asimptomatik dengan profil aPL risiko tinggi
B. Karier aPL dengan riwayat hanya mengalami rekurensi abortus trimester pertama Aspirin dosis rendah (75-81 mg) dikombinasikan dengan heparin/LMWH
C. Pasien dengan aPL riwayat preeclampsia dan/atau abortus pada trimester kedua dan ketiga Aspirin dosis rendah dikombinasikan dengan heparin/LMWH
D. Pasien wanita positif aPL dengan riwayat trombosis Aspirin dosis rendah dikombinasikan dengan heparin dosis terapeutik/LMWH
E. Manajemen postpartum pada wanita dengan aPL positif

Tanpa riwayat thrombosis: pemberian LMWH selama 6 minggu

Dengan riwayat thrombosis: ulangi terapi antikoagulasi dengan warfarin atau LMWH

Sumber: dr. Reren, 2021[9]

Terapi Catastrophic APS (CAPS)

Terapi lini pertama CAPS adalah antikoagulan dengan heparin dan kortikosteroid dosis tinggi (methylprednisolone 1.000 mg/hari selama 3 hari atau lebih). Terapi lain yang dapat dipertimbangkan adalah plasmaferesis, dengan hasil observasi menunjukkan terdapat perbaikan angka mortalitas. Intravenous immunoglobulin (IVIG) dapat diberikan secara simultan bersama plasmaferesis pada kasus CAPS dengan concomitant immune thrombocytopenia.[6]

Terapi Non Antitrombosis pada APS

Eculizumab saat ini sedang diteliti dalam beberapa laporan kasus sebagai alternatif terapi CAPS refrakter dan pasien APS yang menjalani transplantasi ginjal. Akan tetapi, eculizumab meningkatkan risiko infeksi oleh encapsulated organism dan pasien harus menerima imunisasi meningococcus sebelum memulai terapi ini.[6,9]

Obat lain yang juga sedang diteliti sebagai terapi CAPS refrakter adalah defibrotide. Defibrotide adalah antagonis reseptor adenosin dengan efek antitrombosis, profibrinolisis, antiinflamasi pada sel endotel pembuluh darah, dan inhibisi ekspresi faktor jaringan terhadap neutrofil.[6]

Saat ini sedang dikembangkan berbagai pilihan terapi non antitrombosis sebagai regimen terapi APS. Contoh dari regimen tersebut adalah hydroxychloroquine (HCQ). Hydroxychloroquine dapat menginhibisi sitokin inflamasi TNF, IL–1, IL–2, dan IL–6, menghambat aktivasi TLR, serta menghambat agregasi trombosit. Hydroxychloroquine juga dapat menghancurkan kompleks ß2GPI/anti-ß2GPI dan mengurangi jumlah aPL yang mengikat annexin A5.[5]

Regimen selanjutnya adalah statin. Statin selain sebagai antikolesterol, juga memiliki sifat antiinflamasi dengan efek langsung terhadap endotel, serta mencegah pembentukan plak dan thromboksan. Statin juga menekan ekspresi faktor–faktor jaringan pada respon inflamasi. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa statin memiliki efek teratogenik, sehingga tidak direkomendasikan ibu hamil dengan APS.[5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

5. Djuanda, Jonathan Kevin. Obstetric Antiphospholipid Syndrome: Etiologi Keguguran Berulang yang Sulit Dikenali. CDK-276/ vol. 46 no. 5 th. 2019. http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/485/273
6. Chaturvedi, Shruti and McCrae, Keith R. The antiphospholipid syndrome: still an enigma. Hematology Am Soc Hematol Educ Program. 2015 ; 2015: 53–60. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4877624/pdf/nihms786511.pdf
7. Wantania, John J. E. Recurrent spontaneous fetal loss (RSFL) pada sindrom antifosfolipid. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 2 Suplemen, Juli 2016, hlm. S1-S9. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/12696/12294
9. Zuo, Yu et al. Antiphospholipid syndrome: a clinical perspective. Chinese Medical Journal 2020;133(8). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7176446/pdf/cm9-133-0929.pdf
10. Movva, Suneel. Antiphospholipid syndrome. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/333221-overview → ganti: Capecchi M, Abbattista M, Ciavarella A, Uhr M, Novembrino C, Martinelli I. Anticoagulant Therapy in Patients with Antiphospholipid Syndrome. J Clin Med. 2022 Nov 26;11(23):6984. doi: 10.3390/jcm11236984. PMID: 36498557; PMCID: PMC9741036.
15. Tumian NR, Hunt BJ. Clinical Management of Thrombotic Antiphospholipid Syndrome. J Clin Med. 2022 Jan 29;11(3):735. doi: 10.3390/jcm11030735. PMID: 35160188; PMCID: PMC8836580.
17. Bustamante JG, Goyal A, Singhal M. Antiphospholipid Syndrome. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430980/
18. Tektonidou MG, et al. EULAR recommendations for the management of antiphospholipid syndrome in adults. Ann Rheum Dis 2019;78:1296–1304. doi:10.1136/annrheumdis-2019-215213. https://www.thebloodproject.com/wp-content/uploads/2022/07/APS_GUIDE.pdf

Diagnosis Antiphospholipid Syndrome
Prognosis Antiphospholipid Syndrome

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Laboratorium pada Antiphospholipid Syndrome
    Pendekatan Diagnostik Laboratorium pada Antiphospholipid Syndrome
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Januari 2023, 13:28
Hydroxychloroquine pada ibu hamil dengan usg notching a.uterina
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien hamil G1P0A0 h 20 minggu, yang minta dilanjutkan resep obat dari dokter sp.pd-khom. Dan obat yang diberikan beliau adalah...
dr.Rahma Indah Dwi Handayani
Dibalas 16 September 2019, 14:29
Obat antikoagulan pada ganguan hiperkoagulasi
Oleh: dr.Rahma Indah Dwi Handayani
1 Balasan
Alodokter, kepada ts izin bertanya, apabila hasil pemeriksaan TEG menunjukan hiperkoagulasi aktifitas fibrinogen, tetai aktifitas trombositnya bagus. Os...
dr. R Anggi Wahyu Nugroho
Dibalas 14 Maret 2019, 15:23
Aspirin vs Clopidogrel pada APS CCS II
Oleh: dr. R Anggi Wahyu Nugroho
7 Balasan
Alo dokter, Selamat malam. Mohon asupan apakah ada perbedaan penggunaan aspilet dan CPG (atau ticagrerol jika resisten terhadap CPG) pada pasien yang telah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.