Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Antiphospholipid Syndrome general_alomedika 2021-05-30T23:01:43+07:00 2021-05-30T23:01:43+07:00
Antiphospholipid Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Antiphospholipid Syndrome

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan utama pada pasien antiphospholipid syndrome (APS) adalah dengan memberikan terapi untuk mengobati kondisi thrombosis yang terjadi serta mengurangi risiko morbiditas dalam kehamilan. Pilihan terapi utama pada pasien APS secara umum adalah dengan memberikan antagonis vitamin K, sedangkan APS dalam kehamilan pilihan terapi utamanya adalah heparin.

Terapi Trombosis pada APS

Saat ini Terapi thrombosis utama pada pasien APS adalah dengan pemberian antagonis vitamin K jangka panjang (VKA), seperti warfarin. Walaupun sejumlah besar pasien tetap saja mengalami trombosis rekuren walau telah menerima terapi antagonis vitamin K yang adekuat. Pada thrombosis berat seperti trombosis vena dalam dan iskemia arterial atau abortus, antikoagulan lini awal yang digunakan adalah yang digunakan dalam jangka pendek seperti unfractionated heparin atau low molecular weight heparin(LMWH).[5-7]

Contoh LMWH yang digunakan adalah enoxaparin atau nadroparin 0.4 ml (40 mg - 3800 IU)) diberikan subkutan dua kali sehari. yang selanjutnya ditransisikan dengan VKA dengan target INR of 2.5 (2.0–3.0), dengan pemberian secara tumpang tindih pada hari keempat dan kelima.[5-7]

Saat ini sedang diteliti antikoagulan Direct oral anti-coagulants (DOACs) sebagai alternatif terapi trombosis pada pasien APS karena efek pencegahan trombosisnya yang menjanjikan pada kasus atrial fibrilasi dan trombosis vena dalam serta tidak memiliki efek samping perdarahan berat seperti pada pemakaian VKA. Namun beberapa hasil studi yang ada saat ini memperlihatkan perbedaan efikasi yang saling berlawanan secara mencolok. Contoh DOAC adalah rivaroxaban dan apixaban.[6,9]

Pertimbangan penghentian terapi antitrombosis dapat dilakukan bila titer awal aPL yang sebelumnya tinggi telah menjadi negatif setidaknya selama 6 bulan, dengan syarat pasien tersebut tidak boleh memiliki risiko trombofilik lain dan harus dilakukan pengawasan yang ketat.[7]

Terapi APS dalam kehamilan

Terapi APS dalam kehamilan bertujuan untuk mengurangi risiko morbiditas, studi yang ada saat ini menyarankan pemberian aspirin atau unfractionated heparin sebagai lini pertama terapi antikoagulan pada APS dalam kehamilan. Selain itu, pedoman ACCP juga merekomendasikan penggunaan aspirin dosis rendah disertai dosis profilaksis atau dosis rendah unfractionated atau low molecular weight heparin pada pasien dengan aPL dengan riwayat abortus 3 kali atau lebih.[5,6]

Tabel. 4 Rekomendasi Terapi APS dalam Kehamilan

Skenario klinis Rekomendasi terapi

A. Karier aPL asimptomatik

B. Karier aPL dengan riwayat hanya mengalami rekurensi abortus trimester pertama

C. Pasien dengan aPL riwayat preeclampsia dan/atau abortus pada trimester kedua dan ketiga

D. Pasien wanita positif aPL dengan riwayat trombosis

E. Manajemen postpartum pada wanita dengan aPL positif

Pemantauan ketat janin dan ibu dan disertai pertimbangan pemberian aspirin dosis rendah pada karier aPL asimptomatik dengan profil aPL risiko tinggi

Aspirin dosis rendah (75-81 mg) dikombinasikan dengan heparin/LMWH

Aspirin dosis rendah dikombinasikan dengan heparin/LMWH

Aspirin dosis rendah dikombinasikan dengan heparin dosis terapeutik/LMWH

Tanpa riwayat thrombosis: pemberian LMWH selama 6 minggu

Dengan riwayat thrombosis: ulangi terapi antikoagulasi dengan warfarin atau LMWH

Sumber: dr. Reren, 2021[9]

Terapi Catastrophic APS (CAPS)

Diagnosis dan terapi CAPS secara dini merupakan faktor penting dalam menentukan hasil luaran pasien CAPS. Terapi lini pertama CAPS adalah dengan memberikan antikoagulan dengan heparin dan steroid dosis tinggi (methylprednisolone 1000 mg per hari selama 3 hari atau lebih). Terapi lain yang juga digunakan adalah plasmaferesis, dengan hasil observasi menunjukkan terdapat perbaikan angka mortalitas. Intravenous immunoglobulin (IVIG) dapat diberikan secara simultan bersama plasmaferesis pada kasus CAPS dengan concomitant immune thrombocytopenia.[6]

Terapi Non Antitrombosis pada APS

Eculizumab saat ini juga sedang diteliti dalam beberapa laporan kasus sebagai alternatif terapi CAPS refrakter dan pasien APS yang menjalani transplantasi ginjal. Namun terapi Eculizumab meningkatkan risiko infeksi oleh encapsulated organism dan pasien harus menerima imunisasi meningococcus sebelum memulai terapi ini.[6,9]

Obat lain yang juga sedang diteliti sebagai terapi CAPS refrakter adalah defibrotide, defibrotide adalah antagonis reseptor adenosine dengan efek antitrombosis, profibrinolisis, dan efek antiinflamasi pada sel endotel pembuluh darah dan juga dapat menghambat ekspresi factor jaringan terhadap neutrofil.[6]

Saat ini sedang dikembangkan berbagai pilihan terapi non antitrombosis sebagai regimen terapi APS. Contoh dari regimen tersebut adalah hydroxychloroquine (HCQ). Hydroxychloroquine dapat menginhibisi sitokin inflamasi TNF, IL-1, IL-2, dan IL-6, serta menghambat aktivasi TLR, serta menghambat agregasi platelet. Selain itu hydroxychloroquine juga dapat menghancurkan kompleks ß2GPI/anti- ß2GPI dan mengurangi jumlah aPL yang mengikat annexin A5.[5]

Regimen selanjutnya adalah statin. Statin selain sebagai antikolesterol, juga memiliki sifat antiinflamasi dengan efek langsung terhadap endotel, mencegah pembentukan plak dan pembentukan thromboxane, selain itu statin juga menekan ekspresi faktor–faktor jaringan pada respon inflamasi. Namun perlu menjadi perhatian bahwa statin tidak direkomendasikan untuk diberikan pada pasien APS dalam kehamilan karena efek teratogeniknya.[5]

Referensi

5.Djuanda, Jonathan Kevin. Obstetric Antiphospholipid Syndrome: Etiologi Keguguran Berulang yang Sulit Dikenali. CDK-276/ vol. 46 no. 5 th. 2019. Available from : http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/485/273
6. Chaturvedi, Shruti and McCrae, Keith R. The antiphospholipid syndrome: still an enigma. Hematology Am Soc Hematol Educ Program. 2015 ; 2015: 53–60. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4877624/pdf/nihms786511.pdf
7. Wantania, John J. E. Recurrent spontaneous fetal loss (RSFL) pada sindrom antifosfolipid. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 2 Suplemen, Juli 2016, hlm. S1-S9. Available from : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/12696/12294
9. Zuo, Yu et al. Antiphospholipid syndrome: a clinical perspective. Chinese Medical Journal 2020;133(8). Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7176446/pdf/cm9-133-0929.pdf

Diagnosis Antiphospholipid Syndrome
Prognosis Antiphospholipid Syndrome

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Laboratorium pada Antiphospholipid Syndrome
    Pendekatan Diagnostik Laboratorium pada Antiphospholipid Syndrome
Diskusi Terkait
Anonymous
19 hari yang lalu
Hydroxychloroquine pada ibu hamil dengan usg notching a.uterina
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien hamil G1P0A0 h 20 minggu, yang minta dilanjutkan resep obat dari dokter sp.pd-khom. Dan obat yang diberikan beliau adalah...
dr.Rahma Indah Dwi Handayani
16 September 2019
Obat antikoagulan pada ganguan hiperkoagulasi
Oleh: dr.Rahma Indah Dwi Handayani
1 Balasan
Alodokter, kepada ts izin bertanya, apabila hasil pemeriksaan TEG menunjukan hiperkoagulasi aktifitas fibrinogen, tetai aktifitas trombositnya bagus. Os...
dr. R Anggi Wahyu Nugroho
13 Maret 2019
Aspirin vs Clopidogrel pada APS CCS II
Oleh: dr. R Anggi Wahyu Nugroho
7 Balasan
Alo dokter, Selamat malam. Mohon asupan apakah ada perbedaan penggunaan aspilet dan CPG (atau ticagrerol jika resisten terhadap CPG) pada pasien yang telah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.